Selang sebulan menikah,dia mendapat kabar bahwa sang putri mengandung.Dia amat bahagia.Namun rumor yang tidak mengenakkan mulai menyebar.Dari sang anak menjalin hubungan gelap dengan salah satu ksatria pribadi yang diberikan oleh Raja sampai anak yang dikandung bukanlah anak Raja.
Dia khawatir terhadap anaknya.
Tapi sang anak mengirimnya sebuah surat yang menyampaikan bahwa dirinya baik-baik saja.Tapi dia tetap khawatir.Dan saat anaknya mengandung 6 bulan,berita bahwa sang anak dicampakkan oleh Raja karena dituding selingkuh dengan sang ksatria.
Padahal faktanya adalah putrinya terjatuh dan dengan sigap sang ksatria menangkapnya dan hal itu dilihat oleh Raja.Dan kesalahpahaman pun terjadi.
"Tuan?"
"Uh...iya?",dia tersentak dari lamunannya.Bawahannya menatapnya dengan bingung.
"Ada tuan Count Madensen",
ujarnya memberi tahu.
Kemudian mereka pun pergi menghampiri Count yang sedang menunggu di ruang kerjanya.
~|•|~
"Kita beli roti dulu yuk",ajak Alseana kepada dua orang di hadapannya semangat.
Kemudian mereka pun pergi menuju toko roti dan membeli 6 roti.Uang mereka tersisa 14 koin perak.Masing-masing memegang 2 roti di tangan mereka.
"Bagaimana...apa enak?",tanya Aldriana kepada Alden.Dia mengangguk sambil tersenyum manis.
"Hei...lihat itu!",Alseana menunjuk sesuatu.Orang-orang yang berdiri melihat kereta kuda bangsawan tinggi.
"Apa mereka tamu Yang Mulia Raja?",tanya Aldriana yang diangguki Alseana."Sepertinya"
"Maksud kalian?",tanya Alden bingung."Uh...tidak ada",jawab Aldriana panik.
"Ah iya buku cerita!",ujar Alseana.Lalu mereka bertiga pun pergi ke toko buku dengan semangat.
~|•|~
"Selamat datang Yang Mulia Kaisar Frederick dan Yang Mulia Ratu Fenelope",saat ini anggota istana utama sedang menyambut kedatangan keluarga Kekaisaran Vienna,yang terletak di daerah Utara benua Quetta.Kekaisaran itu menguasai daerah Utara dan benua Yerz(salah satu benua yang menghasilkan permata terbanyak di dunia).Dan mereka datang ke Kerajaan Neatha untuk menjalin hubungan politik.
"Uh...Yang Mulia Raja Victor dan Yang Mulia Ratu Leana",balas Frederick sambil menerima uluran tangan dari Victor dan Leana diikuti istrinya.
"Mari",mereka duduk di setiap kursi yang di sediakan.
"Sepertinya pangeran Luryn tidak hadir",ujar Raja Victor yang sepertinya peka bahwa pewaris Kekaisaran terbesar di dunia itu tidak ada di kursinya.
"Uh...dia bilang ingin mencari udara segar di ibukota",jawab wanita bersurai coklat itu lembut.Raja dan Ratu menganggukan kepalanya.
"Bagaimana dengan pangeran Mykhiel dan juga Xavier?",tanya Kaisar itu penasaran.
"Xavier sedang berada di akademi sementara Mykhiel dia ada di taman katanya kepalanya
...sedikit sakit",jawab Ratu Leana dengan sedikit cemas.Pasangan Kaisar itu tampak khawatir.
"Minumlah tehnya terlebih dahulu",ujar Raja Victor mempersilahkan.Kedua orang berstatus tinggi itu kemudian mengambil dan meneguk teh yang telah di sajikan.Lalu mereka pun membahas hubungan politik yang akan di jalin di selingi sedikit candaan khas para bangsawan.
~|•|~
"Aku pikir,kita harus kembali Alseana",ujar Aldriana sambil melihat awan yang menggelap yang sepertinya akan menurunkan hujan yang cukup lebat.
"Alden bagaimana?diakan tidak tahu di mana rumah kakek",
ucap Alseana menatap saudara kembarnya itu.
"Baiklah kau pergi antar saja dia,
aku akan menunggumu di sini",
Alseana mengangguk namun saat ingin pergi Aldriana mencegahnya.Dia menatap sang saudara dengan tatapan bingung.
"Bisa kau berikan 3 koin kepadaku?",pinta Aldriana sambil mengusap pelan tengkuknya.Alseana lantas menghampiri dan memberikan 4 koin perak kepadanya."Tapi ini terla-"
"Untuk jaga-jaga,kalau gitu kami pergi dulu",mereka pun pergi meninggalkan Aldriana yang berdiri di pinggir jalan.
Aldriana berdiri seperti orang bodoh di pinggir jalan.Dia tidak tau mau melakukan apa selagi menunggu saudara kembarnya itu.Dia pun memutuskan berjalan-jalan sebentar.Dan tiba-tiba kedua irisnya mendapati sebuah toko senjata yang menarik perhatiannya.
Dia pun masuk dan melihat banyak berbagai macam senjata.
Mulai dari pedang kayu hingga besi,tombak,belatih,rompi para ksatria,dan lain-lain.Aldriana mengelilingi toko itu dan sesuatu menarik perhatiannya.Sebuah belati perak yang sangat tajam.
Dia tampak terkagum-kagum hanya karena sebuah belati perak biasa.Lantas diambilnya dan dibawanya ke tempat kasir.
"Harganya 7 koin perak", sontak
Aldriana syok.
"Tu...tujuh?",penjual itu menganggukkan kepalanya.
Aldriana menatap 4 keping koin di tangannya lalu menatap kembali belati itu dengan sendu.
"Ini sekalian membayar belati itu", tiba-tiba seorang laki-laki lebih tinggi darinya memberikan 1 keping koin perak kepada si penjual dan langsung diterima dengan senang hati.Aldriana menoleh ke arahnya.Laki-laki itu melirik dirinya sekilas lalu pergi dari toko tersebut.
Aldriana langsung mengambil belati di hadapannya dan mengejar laki-laki tadi."Permisi"
Sontak dia menoleh dan bertanya,"Ada apa?".Aldriana menggenggam erat gaunnya.
"Te...teri-terimakasih", jawabnya sambil tersenyum manis.
Laki-laki itu menatap dirinya datar lalu pergi meninggalkan Aldriana sendiri.Tapi sebelum pergi,dirinya melihat laki-laki tadi seperti tersenyum kecil.Tapi dia tidak memperdulikan hal tersebut dan kembali ke tempat dia dan saudara kembarnya berpisah.
Ternyata,ketika hampir sampai,
dia melihat Alseana yang panik celingukan.Dia segera menghampiri saudara kembarnya itu.
"ALDRIANA,KAU KE MANA SAJA?!",tanya Alseana setengah berteriak saat dirinya datang tergesa-gesa.
"Membeli sesuatu",jawab Aldriana sambil menyembunyikan belati di belakangnya.Alseana tampak penasaran karena Aldriana seperti menyembunyikan sesuatu darinya.
"Ayo kembali",ajak Aldriana mengalihkan perhatian saudaranya itu.Lalu mereka pun kembali ke istana Marley sambil melewati banyaknya orang berlalu-lalang.
TBC