"Ra. Itu siapa yang datang?"
Arsy pun ikut andil dalam drama lamaran ini. Putra yang sudah berdiri di depan pagar tampak berkeringat dingin. Ini pertama kalinya, dia menyatakan cinta untuk melamar gadis. Bukan lagi menjadikan seorang kekasih, tetapi istri, yang akan mendampinginya hingga akhir hayat.
"Ya, Bu. O, Mas Putra, Bu."
Seketika Tiara tersadar. Hatinya berdegup kencang. Baru kemaren perasaannya terbonglar di hadapan Aisyah, saat ini, sosok tersebut malah telah berada di depan rumah.
"Bukain ya, Ra."
"I --iya, Bu."
Ragu-ragu Tiara keluar, ia terus saja menunduk. Ada apa Putra datang ke sini pagi-pagi sekali, biasanya kan tidak pernah mampir, paling kalau ada keperluan, seperti mengantar Maya, dan itu hanya sampai depan saja, tidak ikut turun, beralasan banyak pekerjaan.
"Tiara."
Putra memanggil nama gadis itu, yang terus saja menunduk. Dengan tangan gemetar, dibukanya kunci pagar, lalu mempersilahkan Putra masuk.