Suara tembakan sahut bersahutan di Pelabuhan Merak, menciptakan kengerian tersendiri bagi siapa saja yang mendengarnya.
Zero masih berada di dalam mobil. Setibanya mereka di sana, tak ada basa-basi atau apa pun. Satu tembakan provokatif, langsung membuat suasana seketika riuh dengan suara keras yang berasal dari senapan api tersebut.
Mereka saling berlari, mengejar, menghindar, bersembunyi, membidik. Tak jarang juga tembakan itu meleset. Setiap orang, saling mencari sasaran tembaknya masing-masing, berharap, setiap peluru yang keluar bisa menembus bagian vital lawan, yang seketika mematikan.
Tiga puluh menit berlalu. Sudah mulai banyak mayat yang bergelimpangan dengan darah yang menggenangi di sekitar. Lantai Pelabuhan Merak, sudah berubah warna menjadi merah darah.
Satu per empat, yang tersisa. Baik dari kubu Alex, maupun kubu Zero.
Alex bahkan berteriak keras memanggil Zero yang tak kunjung menampakkan batang hidung.
"Jangan jadi pecundang loe!"