Kinan sudah sadarkan diri. Namun, kondisinya tampak memburuk. Wajahnya pucat pasi. Ia lemah sekali.
Adit baru saja keluar dari ruang dokter. Ia sudah resmi menjadi penjamin untuk Kinan. Tanda tangannya pun berlaku, mulai hari ini. Segala tindakan yang akan dilakukan pada Kinan, harus melalui persetujuan Adit.
"Yah, apa kata dokter?"
Putra tidak ikut menemani Adit ke ruang dokter. Ia lebih memilih menunggu Kinan di depan ruang ICU.
"Kakak kena kanker serviks. Menurut dokter sudah stadium akhir. Dan kita sama-sama tidak tahu kondisinya selama ini."
Adit menghela nafas lemah. Letih tulang persendian Ayah. Kanker serviks bukan kanker biasa.