Kinan tidak tahu harus berkomentar apa. Soalnya, ia baru saja mulai untuk berkenalan dengan agamanya sendiri. Dan baginya, seorang lelaki yang bisa adzan, dan menjadi imam, adalah pria terkeren dalam listnya.
Mereka lalu mengemasi semua perlengkapan sholat, yang memang tersedia banyak di situ. Apalagi sajadah. Kinan bahkan mengoleksi beberapa sajadah yang ia senangi, dan semuanya berjenis tebal dan empuk.
Tak lama, terdengar bel apartemen berbunyi. Haz yang berinisiatif untuk membuka, sebab ia sangat yakin bahwa yang datang itu adalah Adit.
Tebakan Haz tidak salah. Memang terlihat Adit muncul dari balik pintu.
"Assalamualaikum."
Adit tersenyum dan masuk.
"Waalaikumsalam."
Semua yang ada di dalam apartemen menjawab salam tersebut, tak terkecuali Zero.
Rasa rindu yang begitu besar membuat Kinan segera menghampiri Ayahnya, serta meraih tangan lelaki itu, dan menempelkan punggung tangan tersebut di dahinya.
Adit langsung memeluk putrinya itu.