Putra menggeleng.
"Bukan alasan aja kok, mungkin loe sendiri bisa juga nanya langsung ke dia. Gimana dianya ke gue. Mungkin juga akan ada permasalahan yang baru diungkap."
Kinan tertegun.
Putra benar. Sama halnya dengan yang disampaikan pemuda ini tadi. Aisyah pun juga memiliki persoalan tersendiri.
"Apa nggak bisa dicari aja jalan tengahnya?"
"Seperti?"
"Ya, loe dan dia ketemuan dulu. Bicarakan baik-baik. Nggak ada masalah, yang nggak ada solusinya."
Putra hanya mengangkat bahu.
"Perasaan loe ke dia gimana sebenernya, Tra?"
Putra meletakkan ayam yang sedang ia santap di atas piring.
"Gue punya perasaan yang spesial sama dia. Kalau nggak, nggak mungkin gue akan bela-belain tetap memperbaiki hubungan sama dia. Gue bahkan pengen banget cepet-cepet nikah, tapi, dia terus berusaha mundur dan mundur. Trus gue musti gimana?"
"Ya kan loe bisa bicarakan dulu baik-baik, jangan main putus gitu aja."
"Kenapa loe yang jadi sibuk mikirin hubungan gue sama dia?"