Haz masih terdengar tertawa.
"Kakak nonjok cewek, karena numpahin makanan Kakak."
Saat Haz mengatakan hal itu, barulah Kinan ingat.
"Oh, iya."
Tak ada tanggapan berarti, ia hanya tertawa saja kemudian.
"Kakak keren waktu itu. Gue pikir beneran bakal jadi Kakak ipar, tahunya malah Kakak kandung gue."
Haz terus saja tertawa. Sementara Kinan mulai merasa tidak enak. Jika diingatkan lagi masalah waktu itu.
Kedekatan yang ia jalin dengan Putra, memalukan sekali kalau diingat-ingat saat ini.
"Oh ya, Kak. Gue udahan dulu ya. Lupa kalo ada tugas."
Haz terlihat menepuk dahinya. Kinan tersenyum dan mengangguk.
"Kamu kuliah yang bener, biar bisa gantiin Ayah cepet. Kasihan, Ayah udah waktunya istirahat."
Haz menempelkan jemari di ujung alis, lalu berkata, "Siap Bos. Tahun nich gue kelar."
"Ya udah, kamu jaga kesehatan ya. Jagain Bunda juga."
"Kakak yang sabar ya, nanti gue bakal coba buat ngomong sama Bunda."
Kinan hanya merespon dengan anggukan.
"Bye Dek."
"Bye Kak."