"Boleh coba kirim ke Om, Ai. Om juga ingin dengar apa isi percakapannya."
Adit menimpali. Ia merasa memang perlu mendengar pernyataan Farah. Kalau memang pembicaraan itu sejurus dengan maksud dan tujuan Kinan datang kemari, maka, bukan tidak mungkin, ia pun akan mempidanakan wanita jahat itu.
Aisyah mengangguk. "Nan, HP loe mana?"
Kinan pun lalu mengeluarkan ponsel, dan mencari rekaman audio yang dimaksud. Telah ia beri judul di masing-masing itemnya.
"Nomor HP Pak Adit boleh saya simpan?"
Kinan berujar sopan. Ia sangat kaku sekali.
Tapi, Haz merenggut HP Kinan tersebut.
"Ah, lama. Ayah dan anak kaku banget."
Haz sudah sangat hafal nomor ponsel keluarganya, terutama sang Ayah. Ia lalu memencet-mencet dan menyimpan dengan nama Ayahku, di ponsel Kinan. Kemudian, ia hubungi nomor Adit dengan HP Kinan tersebut.
"Yah, sini HP Ayah."
Haz berdiri dan juga merenggut HP Adit yang baru akan digunakan.
Haz pun menyimpan dengan nama, Mutiara Anakku.