Hari ke lima, di kampung halaman.
"Ai, gue kangen Bunda."
Kinan terbangun saat kembali memimpikan hal yang sama seperti waktu itu.
Ia ditolong oleh ke dua adiknya saat hampir terjatuh ke dalam jurang. Kemudian mereka bermain bersama, dan terakhir, suara wanita yang memanggil terdengar sangat jelas.
Dan itu suara, Maya.
Aisyah yang sedang melipat mukena hanya mendengus saja mendengarnya.
"Sholat subuh dulu sana."
Ia lalu menarik tangan Kinan untuk turun dari ranjang, dan mendorongnya masuk ke dalam kamar mandi.
Kinan tak punya pilihan, selain menurut saja.
Meski sholat yang ia lakukan tak sempurna, setidaknya ia telah berupaya untuk memulai apa yang semestinya ia lakukan.
Sehabis sholat, ia melihat Aisyah kembali tertidur. Kasihan Aisyah, sepanjang hari selalu sedia menemani kemana pun Kinan ingin pergi.
Hari ini ia berencana hendak melihat Maya, meski dari jauh.
"Kinan, Aisyah, kalian sudah bangun."