Hari itu tiba.
Kinan dan Aisyah diantar oleh Putra ke bandara.
Sebelumnya mereka juga sudah mengantongi izin keluar dari pemerintah setempat, serta melampirkan hasil rapid test, yang hasilnya Non Reaktif.
Putra terus mengamati Aisyah.
"Hari gue akan sepi banget nggak ada, loe."
Aisyah menepuk pundaknya, "Udah, nggak usah lebay."
"Beneran."
Putra tampak ingin sekali memeluk Aisyah, tapi dialihkan oleh gadis itu,sambil melirik Kinan.
"Nan, loe baik-baik ya di sana."
Akhirnya perhatiannya pun teralih ke Kinan, yang sejak tadi hanya menunduk saja.
Kinan mengangkat wajah, sembari tersenyum, "Ya, pasti. Kan ada Aisyah."
Tak lama mereka lalu masuk ke dalam, dan tiga puluh menit kemudian, pesawat pun lepas landas.
Putra masih di sana, rasanya sangat aneh ditinggalkan seperti ini.
Ia juga rindu kampung, tapi, dengan adanya Aisyah di sini, rasa tersebut dapat teralihkan. Namun, setelah gadis itu pulang, ia seolah akan kesepian sendiri di sini.