Pertama kali, ia benar-benar sangat menikmati hubungan itu. Ia tidak merasakan apa-apa selain rasa senang dan bahagia. BEgitu pula Zero.
Mereka sudah saling bertukar nomor ponsel. Dan komunikasi pun semakin intens.
Seperti pagi ini, setelah satu hari mereka lalui bersama.
[Kamu tidak apa-apa kan, kalau saya tak bisa sering-sering ke sana?]
tanya Zero dalam sebuah chattingan dengan Kinan. Gadis itu tersenyum.
[Nggak apa-apa, aku tahu kondisinya nggak seperti dulu.]
[Iya, saya masih harus sangat berhati-hati. Jujur saja, keluar kemaren-kemaren itu, hanya karena saya sangat merindukan kamu. Namun, setelah kita berjumpa, hati saya jadi tenang.]
Kinan tersenyum semakin mengembang.
[Lalu, malam itu, waktu kamu kasih aku bunga untuk pertama kali, kamu lihat aku sama Putra nggak?]
[Ya, saya melihatnya.]
[Apa kamu masih merasa nggak senang?]
[Tidak sama sekali. Saya pernah bilang kan, seandainya saja saya tahu, kalau dia adik kandungmu, saya tidak akan menyakitinya.]