Pria itu tertawa, ia bisa merasakan kegelisahan yang terpancar dari sikap dan raut wajah wanita yang dicintainya. Dengan serta merta, Kinan kembali ia dekap erat.
"Sayang. Saya sudah tidak melakukan hal buruk di sini selama hampir sepuluh tahun. Saya merintis usaha ini hingga berkembang dengan pesat. Namun, kehadiran adikmu itu menganggu ketenangan saya, hingga saya berani melukainya. Ah, jika saja semula saya tahu bahwa dia takkan mungkin bersama denganmu, hal semacam ini takkan pernah terjadi. Sungguh saya sangat menyesal telah melakukannya."
"Udahlah, nggak perlu kamu pikirkan lagi. Yang jelas saat ini, kamu harus bisa menghindari mereka. Kamu nggak boleh tertangkap, Zer. Bisa apa aku nanti kalau nggak ada kamu?"