Kinan mencoba untuk menyamankan dirinya. Sebenarnya lelaki ini tidak lah buruk. Jika dibandingkan dengan Toni, Zero jauh lebih baik. Tetapi jika dibandingkan dengan Putra, sungguh jauh beda.
Tapi, sejauh ini, tidak ada yang salah dengan sikap Zero padanya. Pria itu bahkan tampak seperti lelaki baik-baik. Normal.
Meski sebenarnya, ia tidaklah senormal yang terlihat. Zero justru berada di atas normal. Apa yang ia lakukan seolah berada di luar logika. Namun, tidak bagi yang memiliki uang seperti dirinya. Tidak ada yang tak bisa diwujudkan jika uang sudah berbicara.
Kinan hanya bermain dengan level katak dalam tempurung saja selama ini. Toni? Belum ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Zero.
Coba saja ia bertemu dengan Zero lebih dulu. Mungkin kehidupannya akan jauh lebih baik dari sekarang. Derajatnya bisa berada di atas awang.
Namun, ini hanya bersifat seandainya.
Sejak tadi Kinan sibuk dengan kata seandainya hidupnya begini, seandainya hidupnya begitu.