Putra menyambut uluran tangan Bagas.
"Ya, udah lama banget." dan pemuda itu pun memaksa untuk mengukir senyum di wajah tegangnya. Meskipun ia tidak ingat kapan mereka bertemu.
Aisyah berdiri di sisi antara mereka.berdua. Ia bisa merasakan, hawa panas yang berasal dari dua tangan yang sedang berjabat di hadapan.
"Oke, gue balik dulu, Ai."
Bagas melepas jabatan tangan itu lebih dulu, ia lalu mengalihkan tatapan ke arah Aisyah yang juga sedang menatapnya.
"Makasih ya, Ndan."
Aisyah mengangguk. Ia lalu tersenyum.
"Tra." Bagas menepuk lengan Putra pelan, dan segera berjalan menuju mobil, kemudian pergi.
Putra dan Aisyah masih sama-sama mengamati mobil Bagas yang telah berlalu.
"Dari mana?" Aisyah kemudian ikut bersandar di sisi mobil Putra, tepat di sebelah pemuda itu.
"Dari Puncak, banyak ketemu klien hari ini di sana."
"Sama siapa?"
"Cinta dan Pak Bayu." Putra mengarahkan mata ke pintu sopir mobilnya,