Perubahan Kinan memang sangat signifikan. Putra saja sampai dibuat tak percaya dan cukup terkejut dengan apa yang telah dilalui oleh Kinan selama satu bulan belakangan.
Bonus, gadis itu juga menceritakan, kejadian yang ia lewati sepanjang Putra berada di rumah sakit. Tapi, tentu saja, peristiwa dengan Maya tak ia ungkap. Jangan. Ia tak ingin menjadi penyebab keruhnya hubungan antara ibu dan anak.
{Maafin gue ya, Nan.}
Putra pun mengakui kesalahan yang telah ia lakukan. Telah menuduh Kinan egois dan tak peduli padanya.
Lalu mengabaikan gadis itu hingga sebulan lamanya.
Tetapi, Kinan tidak marah. Ia malah dengan lapang dada menerima permintaan maaf Putra tersebut.
"Nggak apa-apa kok, waktu itu emang sulit buat aku cerita ke kamu. Soalnya, takut ganggu pikiran kamu. Sekarang, kamu udah baikan kan? Kepalanya gimana?"
{Sesekali masih nyeri sih. Cuma kalo pikiran gue tenang, emang nggak ada masalah.}
Kinan masih betah dengan keceriaannya.
"Kamu udah Isya?"