Chereads / Doctor Couple : Pernikahan Sang Dokter Cinta / Chapter 2 - Ketika Cinta Harus Memilih (1)

Chapter 2 - Ketika Cinta Harus Memilih (1)

Demir berlutut di depan Dee seraya menunjukan cincin.

"Deniza Sefa anak Bapak Fahad Setiawan. Maukah kamu menikah denganku dan menjadi ibu dari anak-anakku?"

Dee menatap Vira dan Fahad meminta restu. Kedua orang tuanya mengangguk. Dee yakin dengan keputusannya setelah mendapat lampu hijau dari kedua orang tuanya.

" Terima. Terima," teriak para supporter yang terdiri dari teman-teman Dee dan Demir. Mereka tidak sabar menunggu jawaban dari bibir Dee.

Ada Jacky, Onya, Tamara, Guntur, Nayla, Luna, Tomi, dan Doni. Mereka semua terharu melihat acara lamaran Demir. Para pria terinspirasi melamar wanitanya dengan lamaran unik seperti yang Demir lakuka.

Walau diawal lamaran Dee dikerjai karena harus mengejar badut-badut kiriman Demir namun semua berakhir bahagia.

" Mas sebelum aku menjawab aku ingin mengatakan sesuatu. Apa boleh?" Dee bertanya ragu-ragu. Dee tak mau pertanyaannya membuat semua orang menjadi sedih.

"Boleh," jawab Demir.

Dee mendekati Nona dan memeluk calon mertuanya. Dee menahan napas sebelum bicara pada Nona. Hening beberapa menit membuat semua orang yang ada disana H2C ( Harap- Harap Cemas ) jika Dee menolak lamaran Demir.

" Mi, Aku mau minta maaf sebelumnya." Dee mulai bicara dan membuat suasana semakin tegang. Untung yang tegang cuma suasana coba kalo kemesuman Demir tegang entah apa yang terjadi.

Demir keringat dingin karena takut ditolak.

Suasana mencekam layaknya pengumuman pemenang idol. Eng...I.....Eng....Juara satu sempak idol adalah.......Setelah pesan-pesan berikut ini....dan penonton naik darah mendadakak gebuk MC.

"Minta maaf buat apa Dee? " Nona menjadi Gegana ( Gelisah Galau Merana) jika Dee menolak lamaran Demir. Lantunan lagu dangdut Gegana Cita Citata mendengung di telinganya.

"Sebelum aku jawab lamaran Mas Demir. Aku mau tanya sama mami. Mami tahu kisah hidup aku gimana. Sejak kecil aku terbiasa mandiri. Menjadi dokter merupakan cita-cita aku semenjak kecil. Disisi lain aku tahu mami sangat ingin punya cucu. Usia Dee masih 21 tahun. Jika Dee terima lamaran Mas Demir dan langsung hamil berarti Dee harus mengubur impian menjadi dokter. Disini aku minta restu mami. Andai aku terima lamaran Mas Demir tapi kami nunda punya anak dulu gimana? Aku ga mau karena hamil koas aku terhenti dan ga bisa koas bareng Nayla dan Luna. Kami menikah tapi menunda punya anak dulu," ucap Dee perlahan-lahan.

Dee tahu permintaannya akan sulit untuk Nona karena mami Demir sangat ingin menimang cucu. Dee harus egois kali ini demi masa depannya. Perjuangannya dititik sekarang tidaklah mudah. Ia tak ingin menyia-nyiakan perjuangannya selama ini.

Raut wajah Nona langsung berubah mendung. Nona tahu jika ia tak setuju Dee dan Demir menunda punya anak ketika mereka menikah Dee akan menolak lamaran anaknya. Nona dilema. Satu sisi jika ia tak setuju dengan permintaan Dee maka lamaran Demir akan ditolak sementara Demir sudah cinta buta pada Dee. Disatu sisi Demir sudah 32 tahun sudah harus memiliki anak dan ia sudah merindukan tangis bayi. Nona menatap Demir seakan minta bantuan untuk menjawab pertanyaan Dee. Nona tahu jika Dee tak ingin mengecewakannya sehingga Dee menanyakan soal tunda punya anak sebelum pernikahan terjadi.

Demir mengangguk pada Nona. Dosen tampan itu tahu jika sang ibu sedikit kecewa karena permintaan Dee menunda punya anak.

"Dee mami memang ngepet eh ngebet maksudnya." Lidah Nona terpeleset. "Mami emang ngebet mau punya cucu tapi jika permintaan mami harus mengubur mimpi kamu gapapa Dee. Asal kalian bahagia. Setelah koas kamu selesai kamu hutang cucu buat mami. Kasian Demir ketuaan nanti punya anak. Dia udah setengah abad anaknya masih SD keburu mati kasian kamu besarin anak seorang diri."

"Mami...." Demir menegur Nona karena tak terima perkataan Nona yang bilang ia udah setengah abad anak masih SD.

" Demir mami ga ajak kamu ngobrol,"ucap Nona menyambar Demir. Semua yang ada disana hanya tertawa mesem liat perdebatan ibu dan anak.

Dee menangis bahagia karena Nona mengerti permintaannya. Dee memeluk Nona erat.

" Ayo Dee jawab lamaran Pak Demir," teriak teman-teman Dee menyemangati.

Dee melepaskan pelukannya dan berjalan mendekati Demir. Dengan malu-malu Dee bicara pada Demir.

" Demir Alfarizi. Dosen yang merangkap jadi pacar aku. Dulunya kamu nyebelin, killer, ketus dan aku kasih nama pria kutub karena sikapmu yang dingin. Aku Deniza Sefa mahasiswi kamu yang cantik dan imut menerima lamaranmu. Aku bersedia menikah denganmu."

Demir bersorak riang karena lamarannya diterima. Lelaki itu segera memasangkan cincin di jari kanan Dee dan mengucap tangan Dee.

"Ich liebe dich Danke dass Sie bereit sind, ich zu sein," kata Demir dalam bahasa Jerman. Dee sendiri kaget karena Demir bisa bicara bahasa Jerman. ( Aku mencintaimu. Terima kasih karena kamu telah bersedia menjadi istriku.)

" Sejak kapan Mas bisa bahasa Jerman?" Tanya Dee penuh selidik.

" Semenjak kamu bergosip dengan papi dan si bule itu masih gencar mengejarmu."

" Dasar lelaki posesif," sindir Dee tertawa ngakak.

"Tapi kamu cintakan?" Demir menaik turunkan alisnya.

" No comment. Nyai lagi marah sama wartawan," ucap Dee menirukan omongan artis kontroversi yang suka nyinyir dengan artis lain. Ucapan Dee membuat semua orang disana tertawa. Bisa juga Dee melucu ketika dilamar. Seketika Demir gemas dan ingin menghukum Dee dengan menyandarkan Dee didinding dan mencium bibir lembutnya. Seketika jiwa mesum Demir bangkit tapi sayang mereka bersama keluarga mereka. Kalau tidak ia sudah menerkam Dee.

Demir mendekati Dee dan berbisik di telinga Dee,"Tunda punya anak boleh, tapi kalo bikin anak tetap. Kalo Mas mau abis akad langsung tancap gas."

Dee mencubit dada Demir karena gemas. Entah kenapa akhir-akhir ini kekasihnya mendadak mesum. Entah salah makan obat atau apa. Dee ga tahu sejak kapan Demir jadi konyol seperti ini.

Selesai Dee menerima lamaran Demir, Guntur dengan gercep (gerak cepat) meniup terompet sebagai wujud selebrasi keberhasilan acara lamaran Dee. Mereka bersorak gembira merayakan kebahagiaan ini. Tanpa mereka sadari acara lamaran tadi disiarkan secara live via IG oleh seseorang yang mengaku selebgram alias Onya. Lamaran Demir untuk Dee sontak membuat heboh dan viral di kampus UI. Para wanita pemuja Demir mendadak patah hati berjamaah. Hari ini mereka peringati sebagai hari patah hati nasional. Demir Alfarizi sudah SOLD OUT.

Bukan hanya para pemuja Demir yang patah hati. Pemuja Dee juga merasakan hal yang sama. Entah apa yang ada di pikiran Bryan. Ia tahu jika hari ini Dee kompre. Bryan datang ke kampus untuk memberi semangat dan membawa sebuket bunga. Namun seusai sidang yudisium Dee pergi mengejar badut yang mengerjainya. Tanpa Dee tahu Bryan diam-diam mengikutinya.

Hati Bryan bagai teriris sembilu ketika melihat keluarga Demir dan kedua orang tua Dee mendukung acara lamaran Demir. Dee berkata YA atas lamaran Demir.

Tak ada yang bisa diperbuat Bryan selain menyaksikan lamaran itu dengan pilu. Bryan tak kuat melihat wanita yang sangat dicintainya dilamar lelaki lain. Bryan mencintai Dee tanpa syarat. Lelaki itu memutuskan pindah ke Indonesia agar bisa dekat dengan Dee dan mempersunting wanita itu. Namun Dee tak melabuhkan cintanya pada Bryan.

Sebagai lelaki malu rasanya menangis namun Bryan menangisi nasibnya. Cintanya harus bertepuk sebelah tangan. Dee tak mencintainya dan hanya menyayanginya sebagai sahabat.

Bryan membuang buket bunga yang akan diberikan pada Dee ke tong sampah. Ia tak sanggup melihat Demir dan Dee. Demir sudah melamar Dee dan dua keluarga merestui hubungan mereka. Bryan menyeka air matanya. Ketika Bryan pergi Dee melihatnya. Dee berusaha memanggil Bryan namun pria bule itu sudah pergi jauh. Perasaan Dee tidak enak karena ia melihat Bryan menangis. Hati Dee serasa diremas dan dicabik melihat mendung di wajah Bryan.