"Saat Mas melamar aku sehabis kompre. Bryan melihat semuanya Mas. Ia datang untuk mengucapkan selamat namun ia kecewa karena Mas melamar aku. Ia kecewa dan pergi meninggalkan taman. Dia kembali ke kantor dan melampiaskan kesedihannya dengan minum wine. Ia kehilangan kesadaran karena kebanyakan minum. Saat itu mbak Citra, sekretaris Bryan datang ke kantor karena handphonenya ketinggalan. Mbak Citra melihat Bryan mabuk dan menegurnya. Bryan berhalusinasi melihat mbak Citra adalah aku. Dia ingin memiliki aku sebelum kamu memilikiku. Dia memperkosa mbak Citra yang dia kira aku." Dee bercerita berderaian air mata. Andai malam itu Dee yang bertemu Bryan mungkin ia yang diperkosa Bryan dan pernikahannya dengan Demir batal.
Demir mengerem mendadak karena kaget dengan cerita Dee.
Dee mengambil napas dan melanjutkan ceritanya.
"Paginya Bryan baru sadar jika telah memperkosa mbak Citra dan dia minta bantuan Clara untuk membawa mbak Citra ke rumah sakit dan kebetulan kak Uty dinas jaga di IGD. Dia yang menangani mbak Citra dan perkosaan Bryan brutal. Aku merasa bersalah sama mbak Citra." Dee menangis mengeluarkan unek-uneknya. Ia merasa lega sudah bercerita pada Demir.
Demir memeluk Dee dengan erat dan berusaha menenangkannya.
"Kamu ga salah sayang. Kesalahan berada pada Bryan. Dia melampiaskan rasa patah hatinya dengan cara yang salah. Kamu ga bersalah sama Citra yang salah itu Bryan."
"Kasian mbak Citra...."
"Mas juga prihatin dengan apa yang dialami Citra. Semoga Bryan mempertanggung jawabkan perbuatannya karena sudah merusak seorang gadis tak bersalah."
"Aku dan Clara sudah meminta Bryan menikahi mbak Citra,"ucap Dee masih terisak tangis. "Kami juga sudah bawa mbak Citra terapi agar sembuh dari traumanya. Semenjak kejadian pemerkosaan itu mbak Citra takut ketemu laki-laki."
" Yang kamu lakukan sudah benar sayang membawa Citra ke psikiater. Kamu jangan pikirkan Bryan dan Citra dulu. Fokus pada pernikahan kita dulu karena waktunya sudah dekat. Nanti kamu ga manglingi pas nikah kalo kebanyakan mikir. Selesaikan pernikahan kita dulu baru kita bantu Bryan dan Citra."
Dee setuju dengan pendapat Demir. Mereka segera menuju butik. Nona dan Onya sudah menunggu. Mereka tidak mau diomeli Nona jika terlambat datang.
Demir terlihat kagum melihat kecantikan Dee dalam balutan kebaya. Belum make up saja aura pengantinnya sudah kelihatan apa lagi jika sudah pakai make up. Demir semakin tergila-gila pada calon istrinya.
"Duh cantiknya calon mantu mami,"celetuk Nona memuji Dee.
*****
" Saya terima nikah dan kawinnya Deniza Sefa binti Fahad Setiawan dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan emas seberat 21 gram di bayar tunai." Demir dengan lancar mengucapkan ijab qabul.
Penghulu dan para saksi mengatakan sah dan mereka sudah resmi menjadi suami istri.
Beberapa jam yang lalu Demir telah mengucapkan ijab qabul.Dee telah menjadi istrinya. Dosen dan mahasiswa itu telah resmi menjadi suami istri.
Demir menatap Dee dengan tatapan mesum.Ia dan Dee telah halal dimata agama dan negara. Berpikiran mesum tentang Dee tentu wajar.
Demir dan Dee beristirahat di kamar. Sore nanti resepsi pernikahan mereka akan digelar. Pernikahan Demir dan Dee membuat UI gempar. Para fans Demir penasaran bagaimana Dee bisa membuat Demir bertekuk lutut dan tergila-gila padanya.
Dee duduk di depan meja rias seraya melepaskan sanggul di kepalanya. Penata riasnya belum juga datang sementara rambutnya sudah sakit karena disanggul.
Demir berinisiatif membantu Dee melepas sanggulnya. Perlahan-lahan Demir melepas jepitan rambut Dee. Ketika sanggul telah lepas Demir menggeraikan rambut Dee. Mereka saling menatap di depan kaca.
Demir memeluk Dee dari belakang secara posesif. Demir menaruh dagunya di bahu Dee. Penantian panjangnya akan sebuah cinta sejati telah berakhir. Ia telah menemukan pelabuhan terakhir.
" Istriku cantik sekali," goda Demir mencium pipi Dee.
Dee gemetaran dan gugup karena bisa sedekat ini dengan Demir.
" Kok diam aja sayang. Panggil Mas suami."
Wajah Dee merona karena malu. Demir dengan gemas membalikan tubuh Dee dan mereka saling berhadapan.
" Kamu malu gini bikin Mas gemes. Hari ini Mas sudah jadi suami kamu.Panggil suami dong."
Dee menunduk malu.
" Ayo dong sayang!" titah Demir setengah memaksa.
" Mas ga bakal memakan kamu kok tapi belum tahu sehabis resepsi Mas meminta hak sebagai suami."
Dee memukul dada Demir isyarat protes. Dee memukulnya pelan.
" Suamiku," ucap Dee mengangkat wajahnya.
Demir merasakan kesejukan dalam hatinya ketika Dee memanggilnya suami.
" Suamiku mesum," ucap Dee datar.
" Mesum sama istri sendiri gapapa. Pahala," ucap Demir meremas pantat Dee sebelah kanan
" Udah halal gapapa grepe-grepe." Demir membela diri.
" Isssshhhh genit," ucap Dee pura-pura protes.
" Mas tahu kamu ga marah. Jangan pasang tampang sok kesal gitu. Padahal senang tu dipegang. Biar seimbang." Demir menepuk pantat Dee sebelah kiri.
" Mas," ucap Dee geram.
Bukannya Dee marah disentuh Demir cuma malu. Masa baru menikah mereka langsung wik wik padahal resepsi mereka nanti malam. Apa kata para tamu liat jalan Dee ngangkang.
Demir membungkam mulut Dee dengan mulutnya. Demir mencecap dan menghisap lidah Dee. Ciuman Demir sangat memabukkan dan membuat Dee melayang.
Dee membalas ciuman suaminya dengan liar. Ia bahkan mengalungkan tangannya di leher Demir.
Mereka saling menikmati cumbuan sebagai pasangan suami istri.
Ketika mereka sedang asik bercumbu mesra pintu kamar mereka diketuk dari luar.
" Demir, Dee kalian di dalam?" Tanpa perlu ditanya mereka berdua sudah tahu suara siapa yang memanggil.
Suara itu berasal dari Nona, mami Demir alias mertuanya Dee.
Dengan berat hati Demir membuka pintu kamar mereka. Demir menggerutu sebal karena Nona sudah mengganggu waktunya bersama sang istri.
" Jangan kesal gitu. Waktu kamu masih panjang buat malam pertama. Sekarang bukan saatnya mikirin malam pertama tapi resepsi kalian nanti malam." Nona membuat Demir mati kutu karena pikirannya dibaca Nona.
Demir menggaruk kepalanya yang tak gatal. Jika berhadapan dengan Nona bakal mati kutu. Wajahnya merah karena malu.
" Bu-bukan begitu mami," ucap Demir terbata-bata.
Entah bagian mana yang lucu. Nona tertawa terbahak-bahak. Sementara Dee meringis seraya tersenyum karena Nona membuat Demir malu dan tahu jalan pikiran suami yang mendadak mesum setelah menikahinya.
"MUA datang jam enam sore. Ini telor separoh masak untuk kalian berdua." Nona nyelonong masuk ke dalam kamar Demir dan Dee.
"Kok makan telur separoh masak mi? Abang ga suka." Demir menolak secara halus.
"Makan aja biar kalian kuat pas resepsi. Walau kalian jadi pengantin cuma duduk tapi capek lo. Duduk trus berdiri bersalaman sama tamu. Lagian bagus lo kalian makan telor ini. Bikin vitalitas meningkat," ucap Nona membuat pengantin baru malu.