Seorang laki-laki bertubuh jangkung dan berbadan kekar datang menemui Bryan. Pria itu melaporkan penyelidikannya pada Bryan. Semenjak Citra memutuskan resign karena kejadian pemerkosaan yang telah ia lakukan, Bryan membayar orang untuk memata-matai Citra mau pun Clara. Pria bule itu ingin tahu apakah pemerkosaan yang ia lakukan menyebabkan Citra hamil atau tidak.
Bryan tidak mau lagi bertanya pada Clara karena perempuan itu sangat membencinya. Clara pun sudah berangkat ke Jerman dan dia akan memberitahu orang tuanya dan orang tua Bryan untuk membatalkan pertunangan mereka. Dari dulu Bryan tidak mau bertunangan dengan Clara karena dalam hatinya hanya ada Dee.
Bryan bahkan meminta pindah kerja dari Jerman ke Indonesia agar bisa lebih dekat dengan Dee. Bryan jatuh cinta pada pandangan pertama padanya. Awalnya dia datang ke Indonesia untuk menghadiri acara kantor dan undangan dari rekan bisnis.
Selama beberapa bulan tentu butuh orang untuk membantunya. Bryan tidak punya satu teman pun di Indonesia. Bryan juga membutuhkan seorang teman atau lebih tepatnya pemandu wisata. Tidak mungkin dia jalan-jalan sendirian apalagi tidak tahu jalan. Selama ini mengandalkan GPS walaupun sering salah.
Bryan memutuskan membuka situs penyewaan pacar. Dari situs itu dia memesan pacar sewaan. Bukankah lebih menyenangkan pergi jalan-jalan bersama seorang wanita daripada seorang laki-laki?
Setelah memesan pacar sewaan via internet. Bryan pun datang ke kantor dan dipertemukan dengan pasangannya. Kebetulan Dee waktu itu berprofesi sebagai pacar sewaan. Karena kemampuan bahasa Inggris dan beberapa bahasa lainnya Dee ditugaskan untuk menjadi pacar sewaannya Bryan.
Ketika mereka bertemu pertama kali Bryan langsung jatuh cinta pada Dee. Mungkin inikah yang disebut cinta pada pandangan pertama. Hanya butuh satu menit untuk mengenalmu dan hanya butuh sepuluh detik untuk mencintaimu. Itulah yang dirasakan Bryan ketika melihat Dee, makanya dia bersikap sangat baik pada Dee dan berusaha mengambil hatinya.
"Apa yang ingin kau laporkan?" Tanya Bryan pada mata-matanya.
"Nona Clara sudah berangkat ke bandara dan aku sudah memastikan jika dia benar-benar pulang ke Jerman."
"Baguslah kalau begitu, perempuan itu menyulitkanku selama di sini. Dia benar-benar perempuan yang tidak tahu malu dan tidak tahu diri. Sudah jelas aku tidak pernah menyukainya dan hanya menganggapnya adik, tapi dia bersikeras ingin menjadi tunanganku dan bahkan ingin menikah denganku. Padahal dia tahu jika ada wanita lain yang aku cintai."
"Sebelum Nona Clara berangkat ke bandara dia datang menemui Citra di rumahnya."
Kening Bryan berkerut dan mencoba berpikir keras. Kenapa Clara begitu peduli pada Citra? Kenapa dia harus berpamitan sebelum pulang ke Jerman? Dasar wanita aneh dan tak bisa ditebak.
"Ketika Nona Clara datang, dia berbincang dengan Citra dan juga kakaknya namun tiba-tiba Citra pingsan dan dibawa ke rumah sakit. Dia kembali diperiksa oleh dokter yang membantunya ketika anda memperkosanya," ucap pria itu hati-hati.
"Lalu Bagaimana keadaan Citra?" Tanya Bryan sok peduli.
"Bos mungkin berita ini akan mengejutkan anda. Apakah Anda akan mendengarkannya?"
"Apa yanh ingin kau katakan? Kenapa kau berkata seperti itu."
"Sesuai dengan dugaan anda ternyata Citra hamil."
Bryan memijit pelipisnya. Tiba-tiba kepalanya pusing. Apa yang ditakutkannya akhirnya terjadi. Bryan tidak mau Citra mengandung anaknya. Hamilnya Citra berarti ia harus menikahi perempuan itu demi bayi dalam kandungan wanita itu. Bryan bukanlah pria jahat yang seenaknya meminta Citra menggugurkan kandungannya. Bagaimana pun bayi dalam kandungan Citra adalah anaknya.
Bayi itu sangat berharga dan tak boleh di sia-siakan. Andaikan ini Jerman pasti semuanya akan baik-baik saja. Bryan tak perlu menikahi Citra. Cukup bertanggung jawab memberikan anak itu nafkah. Citra bisa melahirkan anak mereka tanpa menikah. Di Jerman sudah biasa jika ada wanita yang melahirkan di luar nikah dan tak punya suami.
Sementara ini Indonesia, Citra akan mendapatkan cibiran dan hinaan dari masyarakat. Budaya timur dan agama di Indonesia masih kuat. Sangat janggal dan tabu jika ada wanita yang hamil di luar nikah dan tak ada suami yang mendampingi.
Bryan yakin jika bayi dalam kandungan Citra adalah bayinya. Selama ini Citra tidak punya pacar dan wanita itu masih perawan ketika ia perkosa. Bryan bahkan memata-matai Citra setelah kejadian itu. Wanita itu tak pernah bertemu pria mana pun setelah pemerkosaan itu, makanya Bryan sangat yakin bayi dalam kandungan Citra adalah anaknya.
"Apa yang harus aku lakukan bos?" Datang pada Citra dan memintanya menggugurkan kandungan?"
"Jangan Erik." Bryan mencegah mata-matanya.
"Kenapa bos?"
"Tidak mungkin aku meminta Citra menggugurkan kandungannya. Aku telah berdosa padanya karena memperkosanya, lalu setelah itu aku harus meminta dia menggugurkan kandungannya? Aku belum sejahat itu Erik. Bagaimana pun anak dalam kandungannya adalah anakku. Andaikan ini Jerman mungkin semuanya akan lebih mudah, tapi sayangnya aku sekarang tinggal di Indonesia dan ini sangat menyulitkan posisiku. Citra tidak melaporkan aku padahal sudah memperkosanya sudah sangat bersyukur. Andaikan dia melaporkanku, mungkin aku sudah di penjara. Kau kan tahu jika aparat hukum akan membela mati-matian warga negaranya sementara aku adalah warga asing yang tinggal disini."
"Anda benar bos. Tapi apa langkah selanjutnya yang akan anda lakukan? Apakah anda akan menikahi Citra?"
"Aku belum tahu Erik. Aku sekarang pusing bagaimana menghadapi Citra mau pun Dee. Pasti wanita pujaan hatiku membenciku sekarang. Dia telah menikah Erik. Andai aku tidak memperkosa Citra mungkin aku sudah memutuskan untuk pulang ke Jerman. Aku tidak bisa pulang karena Citra hamil." Bryan bicara dengan mata berkaca-kaca.
"Lalu apa yang harus aku lakukan bos?"
"Tetap awasi Citra dan lindungi dia diam-diam. Kau tidak boleh ketahuan Erik. Mungkin Ini caraku menebus dosaku pada dia. Aku memang bajingan. Gara-gara mabuk aku telah memperkosa sekretarisku sendiri. Sekarang dia resign dari pekerjaannya lalu hamil. Ini benar-benar sulit untukku."
"Apa yang akan anda lakukan bos? Apakah anda akan menikahi Citra?"
"Aku tidak bisa melakukannya. Jika aku menikahi Citra maka aku akan terikat seumur hidup dengan dia. Aku tidak mencintai dia."
"Kenapa anda harus bingung bos? Temui saja wanita itu dan bikin kontrak pernikahan. Anda akan menikahi dia demi bayi dalam kandungannya. Setelah bayi itu lahir maka anda dan Citra bercerai. Aku yakin Citra akan setuju. Dia pasti tidak mau anak yang dia kandung dicap anak haram dan tak punya ayah. Demi kehormatan dan nama baiknya Citra akan menerima tawaran anda. Bagaimana pun dia akan setuju. Tidak mungkin dia hamil tak ada suami."
"Apakah dia mau?" Bryan terkesan ragu.
"Bicara saja dulu bos. Kita tidak akan tahu hasilnya jika belum mencobanya. Semoga saja dia setuju dan buat kontrak pernikahan aku akan mengaturnya," ucap Erik bak embun penyejuk bagi Bryan.