Citra berlari terengah-engah melewati pintu demi pintu apartemen. Pikirannya tidak fokus ketika mendapat kabar Bryan sedang sakit. Pria itu menelpon Citra karena ia mengalami demam. Sebenarnya ia bisa saja tidak pedulu namun Citra tidak bisa menutup mata. Pria itu sudah berubah. Tidak seperti Bryan yang dulu memperlakukannya semena-mena dan tidak menghargainya. Pria itu kini lebih lembut dan bersabar menghadapi penolakannya. Citra membuka pintu apartemen Bryan. Kebetulan ia tahu kode pintu. Bersyukur bisa masuk dan pria itu belum mengganti kodenya.
Mereka sudah pisah rumah semenjak beberapa bulan yang lalu. Sidang perceraian mereka ditunda sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Citra tidak tahu kenapa sidang perceraiannya ditunda.
Citra datang ke kamar Bryan. Ia lihat pria itu menggigil. Citra sentuh pelipis Bryan. Sangat panas bahkan panasnya melebihi panas microwave. Citra kaget. Ia mengambil termometer digital. Kebetulan Citra sudah menyiapkan