Malam hari nya. Aku benar benar bingung harus tidur di mana, Seli berkali kali merengek untuk ingin meregangkan kaki nya di tempat tidur. Aku juga pengen, tapi apalah daya. Suni marah sampai sekarang.
Dia tidak makan, minum, dan lainnya. Aku meningitip ke lubang kecil, Suni terlihat sibuk dengan laptop dan kertas brankas brankas itu. Apakah kami boleh untuk merayu lagi sekarang? Seli menggeleng. Suara nya sudah habis untuk itu. Dia bahkan sudah menghabiskan satu botol penuh.
"Ra. Kebelet pipis." Ucap nya sambil joget joget gak jelas. Aku menyuruh nya untuk memakai kamar mandi umum, tapi dia menolak. Katanya malu. Apaan sih Seli ini.
"Ra. Ayo! Anterin gue ke kamar nya anak cowok aja..." Seli putus asa setelah dia membujuk Suni, tapi yang di bujuk tetap tidak memperbolehkan kami untuk masuk.