30 November 2015...
Kini aku telah bebas dari Ujian sekolah. Aku sangat senang karena, yah lumayan lah nilai ku.
Dan baru baru ini aku telah mendapat masalah yang lebih kejam lagi dengan seorang Kalvin. Oh tak menyaka selama ini aku di permainan oleh dia.
Ting!
Lagi lagi buku itu menampilkan wajah tirus dan senyum penuh misteri bagi seorang Kalvin.
"Putri aku bukan mempermainkan mu. Hanya mengajari beberapa teknik kecil yang akan membantu mu di kemudian hari." Jelas Kalvin dengan wajah cemas.
"Baik. Aku paham maksud mu. Tapi, siapa pangeran yang kamu maksud?" Tanya ku penasaran.
"Oh pangeran. Pangeran tersebut adalah teman masa kecil putri. Apa putri tidak ingat?" Tanya Kalvin berusaha mengembalikan ingatan ku.
"Aku? Aku tak memiliki teman semasa kecil. Apa kamu mencoba membodohi ku??" Aku balik tanya.
"Astaga. Pangeran yang aku maksud adalah BRYAN." Jawab Kalvin kesal.
"Ha? Bryan. Ih ya aku baru ingat."
Aku sangat tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Kalvin. Bryan adalah satu satunya teman ku waktu kecil. Oh astaga aku tak bisa membayangkan wajahnya.
Sejak kecil waktu aku di bully oleh teman teman SD ku satu satunya orang yang menbelaku adalah Bryan.
Bryan sangat baik waktu itu. Dan kami sudah membuat janji waktu di taman dekat sekolah untuk tidak melupakan satu sama lain. Namun ketika aku dan Bryan lulus SD Bryan pindah ke Jakarta. Dan semenjak itu aku tak tahu lagi Bryan ada dimana.
Waktu itu aku sangat sedih karena tak bisa bersama sama lagi dengannya. Di hari ke 13 Bryan pindah dari Malang aku baru sadar kalau Bryan juga bisa menghilang. Dan ternyata selama ini aku ngomong dengan orang yang tidak bisa di lihat.
Dan dari situ juga aku pikir Bryan adalah sosok yang dikirim tuhan untuk membantu hidupku walaupun dalam bentuk tak terlihat.
"Putri??" Tanya Kalvin berusaha untuk menyadarkan ku dari lamunan tentang Bryan.
"Lalu kenapa dia menunggu ku??" Tanya ku ke Kalvin yang sontak mengubah wajah menjadi serius.
"Soal itu kamu akan dijelaskan oleh guru matematika mu." Kata Kalvin.
"Maksud mu Bu Zuliz??" Kata ku dengan wajah bingung.
"Yah tepat sekali. Baik putri aku sudah lelah. Besok saja kita bicara lagi. Dan aku akan segera menjemputku dengan paksa!!!!" Ancam Kalvin.
****
12 desember 2015.....
Menjelang akhir tahun sekolah ku libur panjang. Aku memiliki banyak waktu untuk tidur tiduran dirumah.
Ohhh apakah ini surga dunia?
Mungkin saja. Semalam aku terus saja chating sama Seli. Seli bilang kalau dia bangun harus pilih John atau James.
Aku jaga sebenarnya bingung sampai kapan Seli mengakhiri petualang cintanya??
Tapi aku memutuskan agar Seli bersama dengan Jhon saja. Karena Jhon adalah anak yang baik dan tak lupa dia memiliki wajah yang sangat tampan.
KAKAOTALK
Ra tadi pagi Jhon ngajak aku ketemuan |taman lho!!
Oh yah??? Terus dia bilang apa Sel?|
Yah dia bilang kalau aku mau gak jadi
pacarnya?
Terus lo jawab apaan Sel?|
Kan sesuai dengan saran lo gue
akhirnya mau sama kak Jhon.
Moga moga langgeng yah Sel|
Paan sih Ra! Nikah aja belom!
Hahaha!!!|
Eh Ra minggu ikut nonton basket yuk!!!
Katanya bilang kerok itu ikutan lho!!!
Oke gue bakalan ikut kok!!|
Minggu Basket...
Basket! Apa yang identik dengan basket??? Yah anak anak keren dan tampan yang berbakat.
Tapi bisakah kalian menyangka kalau si biang kerok. Dengan penampilan berantakan dan serba lusuh bisa ikut basket??
Yang nilai olahraganya paling rendah?
Dan untuk berdiri aja malas? Apalagi mau lompat lompat ikut basket??
Oh! Apa yang telah dipikirkan oleh Ali ini gak banget!
"Ra kok rame banget sih lapangan nya?" Tanya Seli kesal.
"Kan pertandingannya 3 sekolah Sel!" Jawab ku teriak karena berisik.
"Yuk Ra makan ke kantin!" Ajak Seli bersemangat.
Sampai nya di kantin kami melihat sekelompok petugas PLN sedang memperbaiki tiang listrik sekolah kami.
"Oh iya Ra aku lupa! Kan katanya mang Ujang pembangunannya diperlambat sampai tahun depan...." Kata Seli lesu.
"Ya udah yuk balik!!! Kita makan nya pesan online aja" kini giliran aku yang mengajak Seli.
"Ya udah tapi kamu yah yang teraktir??" Pinta Seli.
"Ya udah deh!" Jawab ku pasrah.
Tetapi saat aku dan Seli ingin kembali ada seorang petugas PLN yang bilang.
"Mbak!!!!! Awas!!! Cepetan lari!!!" Kata salah satu petugas PLN.
Mendengar hal tersebut aku dan Seli melihat kebelakang dan. Aku dan Seli hanya diam dan pasrah.
Tapi dugaanku salah. Seli malah manarik kabel listrik dan membantingnya. Aku berusaha membawa lari Seli dari sana kerena bahaya.
Tapi....
"Gak apa apa kok Ra aku udah biasa sama yang kayak gini." Kata Seli
Sebenarnya aku juga tak heran karena Seli jago karate. Tapi masa ada jurus agar tak kena tegangan listrik??? Mana kini tiangnya di tahan oleh Seli lagi!
Aku tak pikir panjang dan berusaha untuk....
"Menghilangalah!!!!!!" Teriak ku sambil menunjuk tiang listrik tersebut.
Dan seketika itu juga ting!!! Tiang itu hilang entah kemana.
Trik itu sudah aku kuasai setelah menghilangkan: gunting kuku, buku, penghapus, pensil, kaset, bahkan lampu belajar.
"Raib Seli ayo ikut aku!!!" Ajak Ali yang tiba tiba datang.
"Ali???"
Ali memang sekarang menjadi lebih dekat dengan aku dan Seli semenjak di hukum bersama oleh mis batu.
Maksud ku Bu Zuliz kami menyebut nama Bu Zuliz dengan sebutan tersebut karena tatapan Bu Zuliz yang seperti es Batu.
"Udah Ra jangan banyak tanya! Ayo ikut aku!" Ajak Ali lagi dengan membentak.
Seli, Ali dan aku memang sedikit terburu buru karena mendengar guru yang berlarian ke arah kantin.
Ali membawa ku dan Seli ke aula sekolah yang tempatnya berdekatan dengan kantin.
"Ra? Sel? Kalian gak apa apa kan?" Tanya Ali yang tampak cemas karena melihat wajah dan lengan ku dan Seli yang berdarah.
"Gak apa apa gimana?? Kami berdarah kaya gini kok!!" Jawab ketus Seli.
"Ya udah sini gue obatin!!!" Kata Ali kesal
****
Di AULA sekolah....
Setelah Ali selesai mengobati luka ku dan Seli. Aku mulai bertanya pada Ali dan Seli.
"Al emangnya kamu sedang nggak tanding?" Tanya ku pada Ali.
"Iya Li emang kamu gak di marahi nanti?" Seli juga ikut bertanya.
"Yang seharusnya di marahi itu kalian!!"
"Emang aku sama Raib salah apa? Ikut basket aja enggak?" Kata Seli dengan tatapan bingung.
"Yah kan kalian yang buat Tiang Listrik jadi jatuh dan suaranya sangat kencang sampai pertandingan nya di tutup dan diganti tahun depan. Jadi siapa yang bakalan di marahi kali ini" jawab Ali dengan malas.
"Iya deh aku sama Seli minta maaf" kata ku pada Ali.
Sejenak kemudian kami hening. Karena kami bingung mau ngomong apa.
"Eh Sel kamu kok bisa sih gak kesetrum gitu??" Tanya Ali.
"Emmm eh. Anu.... itu... Sebenarnya udah dari kecil aku main listrik sama kabel kabel gitu. Tapi aku juga bingung kenapa aku bisa gak kesetrum." Jelas Seli yang lantas membuatku terkejut. Begitu juga Ali.
"Wah hebat kamu Sel!! Kamu seperti Raib rupanya!" Kata Ali sambil melirik ku.
"Eh emang Raib bisa gak kesetrum gitu yah???" Tanya Seli.
"Huh ini mungkin sudah waktunya aku cerita sama orang lain."
"Yes!! Ayo cepat cerita" semangat Ali.
Rasanya aku ingin menabok wajah Ali kali ini. Tapi niat itu aku urungkan.
"Jadi sejak umurku 4 tahun aku bisa menghilang." Jawab ku secara singkat, jelas, dan padat.
"Oh my gosh!!!!" Teriak Seli lebay.
"Yah emang bener!" Kata ku sambil membanggakan diri.
"Kalau kamu apa Li???" Tanya Seli dengan sikap menyindir.
"Eh anu... Aku... Gak bisa apa apa." Jawab Ali seadanya.
"Hahahahhahahahahaha." Aku dan Seli saling tertawa.
Selama 10 menit kami menunggu. Dan selama 10 menit itu pun kami bosan menunggu.
Ceklek.
"Eh siapa tuh??" Tanya Seli.
"Baik anak anak!! Kerja bagus." Teriak Mis Batu sambil berteriak yang membuat suara menggema di aula yang sangat luas.
"Mis Batu??" Tanya Ali heran.
Aku langsung menyikut perut Ali. Kerena dia udah keceplosan panggil "Mis Batu"
"Eh.. Maksud saya... Bu Zuliz. Maaf Bu." Kata Ali minta maaf.
"Tak apa. Kalian bisa panggil saya sebagai Mis batu" Kata Mis Batu.
Bu Zuliz berjalan menghampiri kami dengan sikap yang sopan nan anggun.
"Saya sebenarnya ingin bilang pada putri Raib."
"Putri Raib? Maksudnya Raib gitu??" Tanya Seli Bingung.
"Yah Raib adalah putri dari klan Bulan." Jelas Mis Zuliz.
"Apa itu klan Bulan??" Sekarang giliran Ali yang bertanya.
"Klan Bulan adalah suatu iklan dari konstelasi yang berbeda dari bumi. Iklan yang memiliki berjuta juta teknologi yang sangat maju. Dan petarung yang sangat hebat. Termasuk putri Raib" jelas Mis Zuliz.
"Jadi. Raib bukan dari klan Bumi?" Tanya Seli dengan menatap ku.
"Yah Raib berasal dari klan bulan. Dan mewarisi darah abadi milik pangeran steven. Yang sekarang sedang di penjara. Namun Seli juga sama dia bukan dari klan Bumi melainkan dari klan matahari."
"Eh kalau Ali?"
"Ali berasal dari klan Bumi namun memiliki keturunan dan darah langsung dari klan aldebaran."
Lenggang sejenak karena masih berusia mencerna ucapan mis Zuliz....
"Mis memang nya Mis kenal sama Kalvin? Pangeran Bryan?" Tanya ku sangat penasaran.
"Soal itu kita bisa bicarakan besok. Datang ke basement rumah Ali."
"Hah???!!! Rumah ku?" Tanya Ali bingung