Angin begitu kencang. dan ombak tidak bisa tenang. membuat pakaian ku basah, pakaian kami semua basah kuyup.
Kami masih menunggu di perahu. Perahu kami berada di tengah tengah laut luas yang membuat kami sedikit ketakutan, kedinginan, dan sulit untuk tidur.
Kami semua menatap kotak brankas itu yang bahkan tidak terjadi apa apa disana. Bentuk nya sama, tidak ada yang berubah dan istimewa sama sekali di sana. Aku mencoba untuk menatap langit. Tuan Heike mengajar kan ku untuk membaca jam hanya dengan menatap langit langit malam.
"Sekarang pukul sepuluh malam. Dan tidak ada yang berubah...." kata ku. Pimpinan Kim mengangguk.
Itu semua benar. Tidak ada yang bisa kulakukan lebih dari itu. Kami hanya bisa diam. Sambil sesekali berjalan karena melihat Jendral Lee yang terus terusan mengejar kami. Bahkan dia rela untuk berenang hanya untuk bisa mengejar kami dan mendapatkan kotak brankas ini.