Jalanan itu sekarang naik. Membuat kami harus mengeluarkan tenaga lebih ekstra lagi. Lalu kami mulai turun. Seli berkali kali hampir tergelincir. Membuat kami sedikit lebih kewalahan. Seli menunjukkan jalan lagi. Lalu kami mulai mengeluarkan tenaga lagi. Itu tanjakan curam.
Aku bahkan sudah untuk melewati nya. Berkali kali aku pegangan pada Ali. Dia untung nya mau membantu ku.
"Seandainya saja ada Kak Jhon. Dia pasti sudah menggendong ku sekarang." Kata Seli. Aku mengangguk angguk. Terserah lah dia mau ngomong apa.
Aku bisa melihat rumah dengan taman bunga warna warni di depan nya. Itu tuan Ajesky, dan di sebelah nya itu.... Raja Kwak. Dia terlihat berusia dua puluh tahunan. Tubuh nya masih begitu kerempeng. Dan wajah nya tampak tidak gembira. Wajah nya menunjukkan kalau dia sedang sedih sekarang. Aku menatap mereka.
Seli berpikir untuk pura pura membeli bunga.