Chereads / My dokter saranghae / Chapter 16 - Chapter 16

Chapter 16 - Chapter 16

"Kakak macam apa kamu yg menyakiti adik nya sendiri " bentak Jarwo membuat kepala Vero semakin menurut dengan beribu - ribu penyesalan dalam dirinya.

Karna lagi - lagi ia menelan pahit nya kehidupan , padahal beberapa saat yg lalu ia baru saja merasakan kebahagiaan itu saat ayah nya mengajak mereka semua untuk liburan. tapi semua itu sirna oleh waktu dan kebodohan nya sendiri.

"Vero Atmajaya , angkat kepala mu dan jawab pertanyaan ku " bentak Jarwo sekali lagi yg sudah mulai geram dengan sikap putra nya yg selalu takut jika ia marahi

"Maafkan Vero Pah , Vero tak bermaksud mendorong Lisa tadi " sesal Vero tanpa mengangkat kepala seperti yg ayah nya itu inginkan , dan hal itu membuat Jarwo benar - benar geram dan langsung menarik kerah baju yg di kenakan putra nya.

"Sudah sering Papa katakan padamu bukan , jika kamu harus melindungi adik mu apapun yg terjadi. tapi hari ini kamu malah melanggar perintah ku " bentak Jarwo semakin membuat Vero ketakutan menatap ayah nya sendiri

"Ma maaf Pa , maaf "

Bruugh

Tubuh Vero langsung di hempas begitu saja oleh Jarwo ke lantai dengan keras dan ketika Lisa ingin menolong Kakak nya , justru ibu nya datang lebih dulu dan mendorong tubuh nya hampir terjatuh. untung saja ayah nya lebih dulu menangkap tubuh nya sebelum benar - benar terjatuh.

"Tania , apa - apa'an kamu ini. kenapa kamu mendorong Lisa Hah? "bentak Jarwo membuat istri nya itu tersenyum miring

" Seharusnya itu yg aku tanyakan pada mu Mas , apa yg kamu lakukan terhadap Vero? "jawab Tania malah balik bertanya

" Putra mu itu pantas mendapat kan nya"sentak Jarwo di balas dengan sentakan pula dari Tania

"Begitu pula dengan putri mu , yg pantas mendapat nya dariku "

Prok prok prok prok

"Hebat - hebat , kau sudah membuat kedua orang tua kita bertengkar lagi Lisa Atmajaya " ucap Vero sedikit mendramatis langsung mendapatkan pukulan keras dari ayahnya sendiri

Bugh

"Mas " sentak Tania kaget melihat suami nya sendiri menghajar putra kesayangan nya

"Apa hah? , apa? "

"Sudah cukup , hentikan ku mohon " bentak Lisa melirih di akhir katanya dengan berlinang air mata , membuat Vero bangkit dari jatuh nya dan menatap tajam adik nya itu.

"Ini semua salah mu Lisa , jika kau tidak lahir kedunia ini. mungkin perhatian Papa akan seutuh nya untuk ku. kau , hanyalah benalu di keluarga ini. lebih baik kau mati saja sana"

Bugh

Lagi - lagi Jarwo melayangkan sebuah pukulan kepada putra nya itu , karna ia merasa ucapan Vero tadi sudah melanggar batas. dan Vero yg melihat wajah ayah nya yg sudah memerah menahan amarah nya itu hanya bisa terkekeh pelan dan berkata.

"Kenapa Pah , kenapa harus selalu aku yg mengalah. kenapa harus selalu aku yg terkena pukulan dari mu. kapan Pah , kapan kau akan menyayangi ku sebagaimana Engkau menyayangi Lisa selama ini " tanya Vero dengan emosi yg menggebu - gebu membuat Jarwo ingin menamar anak nya itu sekali lagi , namun malah terkena Tania yg berusaha ingin melindungi anak nya itu.

Plaak

"Mah "kaget Vero dan Lisa secara bersamaan

Dan Vero yg melihat ibu nya sendiri baru saja di tampar oleh ayah nya itu , ia pun langsung menghampiri ayah nya dan memberikan nya sebuah pukulan telak.

Bugh

"Papa " teriak Lisa saat ayah nya baru saja di pukul oleh Kakak nya sendiri

"Kak , apa - apa'an sih. kenapa Papa harus di pukul segala" sentak Lisa membuat Vero tertawa hambar

"Hahaha , lalu aku harus diam saja begitu melihat ibu ku di sakiti oleh pria bajingan seperti nya " balas Vero menyentak Lisa pula

"Nak , apa yg kamu lakukan. tak semestinya kamu memukul Ayah mu sendiri " ucap Tania sedikit emosi , karna ia takut masa depan Vero di pertaruhkan setelah ini.

"Mah , kenapa Mama membela nya. orang ini bahkan tidak pernah menghargai kita sama sekali , jadi lebih baik dia mati saja Ma"

Plaak

Tubuh Tania seketika beretar hebat ketika baru saja menyadari bahwa ia baru saja memberikan anak nya itu sebuah tamparan pertama darinya.

"Hahahaha , selalu saja tamparan yg ku dapatkan. baiklah , mungkin aku memang pantas nya di neraka. bukan di sini yg bahkan lebih buruk dari neraka " ucap Vero dingin , setelah itu ia berlalu pergi begitu saja meninggal mereka semua

"Anak tak tau diri , cih " gerutu Jarwo berdecih di akhir kata nya , membuat Tania langsung memandang suami nya itu tak percaya.

"Ayah macam apa kamu ini " gertak Tania sebelum akhirnya ia ikut pergi menyusul Vero keluar dari kamar Lisa

"Hiks hiks , semua ini salah ku " sesal Lisa yg di dengar oleh Jarwo , dan ia pun langsung membawa anak nya kedalam pelukan nya untuk menenangkan nya.

"Tidak ada yg salah , dan tidak ada yg benar di sini. semua yg terjadi sudah menjadi kehendak Allah nak. kita doa kan saja agar Mama dan Kakak mu bisa berubah ya" ucap Jarwo membuat Lisa menjawab nya dengan sebuah angguk kecil menyetujui perkataan ayah nya itu , meski jauh di dalam lubuk hati nya ia sangat tak yakin dengan itu.

***********

Di dalam pesawat*

Saat ini , Jennie tengah melamun menatap kosong luar jendela yg di hiasi banyak awan putih di sana.

Namun , entah kenapa tiba-tiba perasan negatifnya muncul begitu saja dan membuat nya sedikit putus asa untuk melanjutkan misi ini atau menghentikan nya cukup sampai di sini saja.

"Huft.. , kenapa perasaan ini baru muncul sekarang sih. kenapa tidak dari tadi saja sebelum melakukan penerbangan seperti ini. tapi aku tak mungkin kembali lagi , karna pasti Kevin akan kecewa akan hal itu " gumam Jennie seorang diri , sampai dia tak sadar jika seseorang datang dan langsung duduk di samping nya

"Seperti nya anda memiliki masalah yg sangat rumit sekali ya Nona "ucap orang itu membuat Jennie langsung tersadar dari lamunan nya dan menatap lekat orang yg ada di samping nya ini

"Bukan kah , tidak sopan jika menanyakan hal itu Nona" tanya Jennie dengan sedikit risih akan kehadiran orang tersebut

"Hahaha , maaf ya atas kelancangan ku ini. perkenalkan nama Irene Camberlly" ucap orang itu memperkenalkan diri sambil mengulurkan telapak tangan nya yg langsung di sambut baik oleh Jennie

"Jennie Ruby " saut Jennie singkat padat dan jelas , lalu ia langsung menarik kembali uluran tangan nya itu membuat Irene sedikit terkekeh kecil

"Maukah kau menjadi teman ku Jennie? " tanya Irene to the point dengan pandangan lurus kedepan

"Boleh saja , jika kau tidak merepotkan ku nanti " jawab Jennie sambil mengalihkan tatapan nya ke luar jendela lagi , membuat Irene mengulas senyum kecil.

"Ternyata sulit juga mendekati adik Sandi yg satu ini , tapi cukup menantang lah bagiku " gumam Irene dalam hati sambil menatap lekat teman baru nya itu