Selepas kondisi Lisa mulai stabil. ia di pindahkan ke Ruang Rawat kembali, di sana sudah ada Jennie dan dua Suster tengah mengecek dan mengatur alat-alat yang di butuhkan Lisa untuk bernafas! seperti masker oksigen, jarum infus. dan beberapa kabel yang sengaja terpasang di tubuh Lisa untuk menunjang kondisi Lisa selama ia masih belum sadar
Jennie menatap lekat wajah Lisa baik-baik, entah kenapa ada perasan aneh yang hinggap di hati nya. bahkan wajah pasien baru nya itu tak asing bagi nya ! seperti pernah bertemu dan saling mengenal. tapi entah di mana
"Tugas kami sudah selesai Dok, apa masih ada lagi yang perlu kami lakukan? " tanya salah satu Suster di sana berhasil mengembalikan kesadaran Jennie yang tadi sempat melamun ketika memandangi wajah damai Lisa yang belum sadarkan diri
"Ah! baiklah. kalau begitu kita keluar sekarang , agar pasien bisa beristirahat dengan tenang" ujar Jennie menjawab pertanyaan dari Suster itu dengan sedikit kikuk karena gugup
Kedua Suster dan Jennie akhirnya keluar dari Ruang Rawat Lisa bersamaan dengan sosok Tania yang beru saja kembali dari kantin tadi untuk mengisi perut nya
"Ah! Dokter. anda baru saja memeriksa Lisa bukan? lalu bagaimana kondisi putri ku Dok? " tanya Tania dan sebelum Jennie menjawab ia lebih dulu menyuruh kedua Suster di samping nya untuk pergi dulu , karena ia rasa wali pasien pertama nya ini akan mengajak nya ngobrol lebih lama lagi.
"Begini Nyonya , kondisi Nona Lisa sudah mulai stabil. meski begitu kita masih harus memantau nya sampai ia benar-benar sembuh setelah ia sadar nanti. terlebih lagi Nona Lisa masih sangat muda , dan ku dengar dia masih menempuh pendidikan di bangku Sekolah ya "
"Benar! putri ku itu masih bersekolah Dokter. lebih tepat nya ia masih SMA , dan selama di Sekolah ia selalu menjadi juara kelas. bahkan putri ku itu sampai di pilih untuk mewakili Sekolah nya mengikuti Lomba Olimpiade Nasional, bahkan sampai ke panca negara. bukan itu saja kelebihan yang di miliki Lisa Dokter "
"Ia juga selalu menjadi juara satu ketika mengikuti lomba Dance se jabodetabek. bahkan sampai ikut kejuaraan Asia loh Dok! tapi sayang. saat itu Lisa tidak ikut mengikuti Audisi yang di adakan YG entertainment di Jakarta , karena saat itu penyakit nya kambuh lagi"Jennie menjawab ucapan Tania dengan anggukan berulang kali , karena dia sudah biasa menghadapi ibu-ibu cerewet seperti Tania yang selalu membangga-banggakan putri mereka
"Wah! ternyata Nona Lisa memiliki segudang prestasi ya Nyonya. ah maaf Nyonya , seperti nya saya harus pergi sekarang. ada pasien lain yang harus saya tangani di ruang Operasi" kata Jennie mengakhiri percakapan ini dengan sehalus mungkin agar tidak menyinggung perasaan Tania yang berstatus wali pasiennya
"Ah iya Dok. maaf jika saya malah lancang menahan mu di sini , silahkan" kata Tania tak enak hati dan memberikan sedikit jalan untuk Jennie pergi
"Tak masalah Nyonya , kalau begitu saya pamit. permisi" kata Jennie lagi lalu ia benar-benar pergi dari sana dengan bergumam dalam hati di setiap langkah nya
"Dasar Nenek-nenek cerewet" batin nya
Selepas Jennie pergi , Tania mulai masuk ke dalam Ruang inap anak nya lalu berjalan ke arah sofa untuk merebahkan tubuh nya di sana. karena semalam ia tak tidur sedikit pun
"Hoam.. , tidur dulu lah. lagi pula tidak ada tanda-tanda Lisa akan bangun pun" gumam Tania setelah itu ia benar-benar tidur menyelami alam bawah sadar dengan begitu nyenyak
Tak lama setelah itu kedua mata Lisa mulai terbuka perlahan , setelah pandangan nya sudah sepenuhnya normal. ia mengedarkan pandangan nya ke sekitar dan tersenyum ketika mendapati sosok ibu nya yang tertidur di atas sofa
Tapi tiba-tiba ingatan nya kembali beberapa waktu lalu. di mana ibu nya untuk pertama kalinya meminta sesuatu kepada dirinya , tapi ia gagal mewujudkan keinginan ibu nya itu karena Ayah nya datang untuk menghentikan ibu nya membawa pergi dirinya yang saat itu masih butuh perawatan medis.
"Huftt..! ya Allah. apa yang harus hamba lakukan setelah ini? " gumam Lisa menatap sendu langit ruangan ini sampai ia menemukan sebuah ide konyol
"Aku tau. lebih baik aku pergi melarikan diri dari sekarang , lalu menjauh dari semua orang. ya ! benar seperti itu saja" lanjut Lisa lagi. namun saat ingin beranjak dari tidur nya sedikit saja , rasa sakit di perut nya tiba-tiba menyeruak sampai menusuk ke tulang belakang.
Sebenarnya apa yang terjadi dengan dirinya? tapi saat ia membuka piama Rumah Sakit yang kini tengah ia pakai sekarang. di situ dapat Lisa lihat bekas luka jahitan yang masih basah , fikiran nya langsung melayang entah kemana.
"Apa aku baru saja melakukan Operasi Ginjal? "ujar nya mengusap lembut luka jahitan di atas perut nya itu
"Tapi aku harus tetap pergi dari sini. aku tidak mau Mama dan Papa bertengkar lagi karena ku"
"Ya! aku harus tetap pergi dari sini" Lisa masih kekeh pada pendirian nya untuk pergi melarikan diri
Neski terasa sakit di sekujur tubuh nya , terutama bagian perut. tapi Lisa tetap memaksakan diri untuk duduk dan melepaskan jarum infus dari punggung tangan nya lalu berjalan tertatih ke arah pintu keluar tanpa ada hambatan apapun
Lisa pov.
Aku tidak tau apa yang ku lakukan ini salah atau pun tidak. yang jelas aku ingin seluruh keluarga ku bahagia , meski bahagia mereka bukan tanpa ku. tak apa ! aku ikhlas.
Aku ikhlas melakukan pengorbanan ini. aku ikhlas ya Allah
Bruuk
Aku tak sengaja menabrak seorang Dokter wanita yang berjalan berlawanan dengan ku dengan membawa begitu banyak nya buku di tangan nya , entah dia Dokter magang di sini atau bukan. tapi Wajah nya seperti tak asing bagiku
Seperti pernah lihat. tapi entah di mana
Di saat aku melamun memikirkan Dokter yang ku tabrak di hadapan ku ini , rasa sakit di perut ku kembali terasa. namun kali ini lebih parah dari sebelumnya
Bahkan aku dapat melihat dan merasakan cairan merah itu mulai mengotori piayama yang ku kenakan ini , tapi yang membuat ku terkejut adalah. ketika melihat wajah Dokter itu lebih teliti lagi
Dia..
Dia Dokter cantik yang pernah ku mimpikan sebelum nya bersama dengan seorang anak kecil bernama Kevin
"Ya Allah. apakah mimpi? jika iya tolong jangan bangun kan aku dari tidur ku ini ya Allah" batin ku berkata dan tak lama setelah itu tubuh ku seketika limbung dan Dokter itu menangkap ku dengan cepat
"Hei. kau baik-baik saja? "
"Hei , Hei"
Aku masih mendengar suara nya , namun kesadaran ku semakin menipis. aku tidak kuat lagi menahan sakit ini sendirian
Tangan ku terulur terangkat memegangi pipi kanan Dokter itu dan mengusap nya lembut
"Kau.. , kau Dokter cantik nya Kevin bukan? "
Degh
Lisa pov end.