jane pov
Aku terbangun tapi tidak melihat leo di sekelilingku. "Kemana leo?" Ucapku. Aku bergegas merapikan diri dan turun. Kulihat seo min oppa duduk sendiri di ruang tamu seorang diri sambil menikmati secangkir kopi dan membaca surat kabar.
"Oppa" ucapku sambil duduk di sampingnya. "Hai jane" ucap seo min sambil tersenyum kepadaku. "Oppa dimana leo?" Tanyaku. "Dia pergi belanja bersama chang wook" ucap seo min oppa tanpa melihatku pandangannya terfokus pada surat kabar yang ia pegang.
Aku terkejut saat seo min oppa mengucapkan bahwa leo pergi belanja. " yah oppa bagaimana kau bisa membiarkannya pergi dengan keadaan yang masih seperti itu?" Ucapku sambil melipat tanganku dan menempelkannya di dada. aku cukup kesal karena seo min oppa membirarkan leo pergi padahal keadaannya masih belum sembuh.
seo min oppa meletakkan surat kabar di meja lalu beralih menatapku. "Dia yang ingin pergi jane. lagi pula kenapa kau terlihat khawatir sekali. Apa kau suka padanya?" Goda seo min oppa sambil menaik turunkan alis kanannya.
"Anni, aku hanya khawatir"ucapku sambil mencoba tenang. "Jinja? Oppa pikir kau menyukainya. Jika kau menyukainya oppa tak masalah. Masalahnya adalah kau akan bersaing dengan masalalunya" ucap seo min oppa sambil tertawa.
Aku mencoba mencerna kata kata mr park yang tidak aku mengerti. "Apa maksud oppa masa lalunya?" Tanyaku dengan wajah serius. seo min oppa tertawa terbahak bahak. "jane, kau tidak bisa bohong pada oppa. Aku tau kau menyukainya. Aku hanya mengatakan itu untuk memancingnu" ucap seo min oppa sambil tertawa.
Aku merasa dipermainkan olehnya. Kucubit lengan seo min oppa. "Yah oppa kau jahat sekali" ucapku. "Mianne. Kemarilah" ucap mr park mendekatkan tubuhku padanya. Kusandarkan kepalaku di bahunya dia pun memelukku.
"Jika kau menyukainya. Berusahalah, leo mempunyai masa lalu yang kelam dan bayangan tunangannya masih ada sampai sekarang. leo harus melihat wanita yang di cintainya terbunuh di depan matanya. Jika oppa dalam posisi leo mungkin oppa tidak bisa hidup lagi" ucap seo min oppa.
jane pov end
Ji hyun dan chaerin berjalan menghampiri mr park dan jane di ruang santai. . "Ayo kita bersiap makan malam" ucap mr park.
***dinning room****
"Oppa besok akan pergi keluar negeri bersama chang wook. Kalian dirumah baik baik dan turuti kata kata leo" ucap mr park.
"Baik oppa" ucap chaerin sambil mengunya makanannya
*** chang wook's car***
leo pov
" apa kau yakin tidak membeli senjata?" Tanya chang wook. Aku pun menatapnya "no hyung" ucapku.
"Hyung bisa ka kita pergi ke taman sebentar?" Ucapku. "Untuk apa? Ini sudah malam" tanya chang wook sambil menatap ke arahku. "Aku ingin jalan jalan hyung. Sudah lama aku tidak menghirup udarah luar" ucapku sambil tersenyum kepada chang wook.
Chang wook hanya membalas dengan senyuman dan melajukan mobil ke arah taman
***taman***
Aku sedang berjalan di samping chang wook. "Leo" panggil chang wook. "Hmm" ucapku tanpa menatap chang wook. "Bagaimana kau bisa tetap kuat melewati semua ini?" Tanya chang wook. Aku pun mengentikan langkahku dan menatap ke arah chang wook.
Aku mengalihkan wajahku dan berjalan menuju sebuah bangku lalu duduk di bangku itu. Chang wook pun menghampiriku dan duduk di sampingku. Aku menghela nafas panjang.
Aku mengeluarkan dompetku dan membukanya lalu memperlihatkan kepada chang wook.
"Dia sumber kekuatanku. Yuna" ucapku sambil menunjukkan foto yuna pada chang wook. "Yuna sangat cantik" ucap chang wook. Aku pun menatapnya dan tersenyum. "Ya, kau benar hyung dia sangat cantik" ucapku perlahan air mataku ingin keluar tapi aku menahannya.
"Kau sangat mencintai yuna?" Tanya chang wook. "Sangat. Aku sangat mencintainya. Dia semangatku hidup sampai sekarang meskipun dia tidak di sampingku" ucapku sambil perlahan meneteskan air mata.
Chang wook perlahan memelukku. Aku menangis di pelukannya. Saat aku berada di pelukan chang wook. Aku melihat seorang pria berdiri di balik pohon sambil menatapku.
(Siapa itu) batinku.
Pria itu pun mengarahkan senjata ke arahku dan chang wook.
Dor....
Aku pun dengan cepat mendorong chang wook hingga dia terjatuh. Peluru itu pun menembus kulit lengan kiriku. "Leo" teriak chang wook. "Hyung kejar dia" ucapku sambil menunjuk ke arah pria yang berdiri di dekat pohong. Pria itu mulai melarikan diri dan chang wook hanya terdiam menatapku. "Tidak, aku tidak akan meninggalkanmu. Aku harus membawamu terlebih dahulu" ucap chang wook. Aku mengeluarkan sapu tanganku dan memberikannya pada chang wook "hyung tolong ikat lukaku dengan ini" ucapku. Chang wook mengikat lukaku dengan kencang. Aku hanya meringis menahan sakit. Perlahan chang wook membantuku berdiri.
"Bawa aku pulang hyung" ucapku sambil melingkarkan tangan kanan ku di bahu chang wook. "Kita kerumah sakit" ucap chang wook sambil membantuku berjalan kembali ke mobil.
" tidak hyung kita pulang. Aku khawatir dengan mr park" ucapku. " yah leo tapi tanganmu tertembak" ucap chang wook. "Aku akan menelpon dokter lee. Please hyung bawa aku pulang" ucapku. " baiklah ayo" ucap chang wook.
Leo pov end
*** mr park house ***
Setelah makan malam Jane, ji hyun, chaerin dan park seo min menonton tv di ruang tamu. "Oppa besok oppa berangkat jam berapa" tanya chaerin "Jam 10 princess" ucap mr park tanpa menoleh ke arah chaerin.
Beberapa saat kemudian chang wook datang dengan memapah leo di bahunya. "Leo" teriak chaerin saat melihat leo. " hai" ucap leo sambil tersenyum. "Yah pabbo kau habis tertembak masih bisa kau membalas chaerin" ucap chang wook lalu membawa leo ke kamarnya. Mr park, jane, chaerin dan ji hyun bergegas mengikuti chang wook ke kamar leo.
"Hyung tolong telpon dokter lee" ucap chang wook sambil merebahkan tubuh leo di tempat tidur. Mr park bergegas keluar dari kamar leo dan menelpon dokter.
" chaerin tolong ambilkan aku alkohol murni di kotak obat. Ji hyun tolong ambilkan air hangat dan handuk kecil. Hyung tolong ambilkan tas bewarna merah di koperku" ucap leo. Mereka mengangguk dan berlari mencari permintaan leo
"Lalu aku harus apa?" Tanya jane dengan nada khawatir. "Kemarilah" ucap leo sambil menepuk bagian tempat tidur disampingnya. Jane menaiki tempat tidur dan duduk di samping leo "apa yang harus ku lakukan" tanya jane. "Duduk saja disini" ucap leo sambil tersenyum pada jane.
chaerin dan chang wook kembali dengan membawa barang yang di minta leo. "Bukalah hyung" ucap leo. Chang wook pun membukanya lalu terkejut melihat berbagai macam ukuran pisau dan bahkan ada benang dan jarum.
"Astaga benda apa semua ini" ucap chang wook. " hyung kau harus membantuku. Okey" ucap leo. Chang wook hanya mengangguk. Leo mulai beranjak memposisikan tubuhnya untuk duduk. "chae buka tutup alkohol itu" ucap leo.
chaerin membuka tutup botol alcohol tersebut dan memberikannya pada leo. "Hyung tolong buka ikatannya" ucap leo. Chang wook pun perlahan membuka ikatan yang menutup luka leo. Kemudian leo menumpahkan alcohol itu di bagian atas lukanya. Leo menjerit saat alcohol itu mengalir melewati lukanya.
Jane pun mulai menangis melihat leo kesakitan. Leo meletakkan alkohol disampingnya dan mengambil pinset dari alat kesehatannya. "Hyung tolong ambil pelurunya menggunakan ini" ucap leo dengan memberikan pinset ke arah chang wook. Chang wook hanya menerimanya dengan kebingungan. "Leo apa tidak sebaiknya kita tunggu dokter lee? " tanya chang wook dengab khawatir. "cepatlah hyung sebelum aku kehabisan darah" ucap leo.
Chang wook pun hanya mengangguk. Jane mendekati leo dan memeluknya. Leo menyembunyikan wajahnya di pelukan jane. Perlahan chang wook mulai memasukan pinset untuk mengambil peluru yang ada di lengan leo.
Leo menggenggam sangat erat tangan jane untuk menahan rasa sakit. Jane pun juga memeluk leo dengan sangat erat.
"I got it" ucap chang wook dengan mengangkat peluru dari tangan leo dan memasukkannya ke sebuah plastik.
" siapa yang bisa menjahit disini?" Tanya leo. Semua orang tidak menjawab tapi menatap ke arah ji hyun yang baru masuk kedalam kamar leo. "What" ucap ji hyundengan kebingungan. "ji hyun tolong jahit lukaku seperti kau menjahit baju lalu basuh menggunakan air hangat" ucapku.
"No" ucap ji hyun sambil ketakutan. "Please . Darahku sudah keluar cuku banyak" ucap leo. Chang wook menarik tangan ji hyun dan membawanya ke samping leo lalu memberikan jarum dan benang. " lakukan" perintah chang wook.
Melihat wajah leo mulai pucat ji hyun memberanikan diri untuk melakukannya. leo hanya menyembunyikan wajahnya dipelukan jane
Beberapa saat kemudian ji hyun sedang membasuh sekitar luka leo dengan air hangat. "Leo" panggil jane tapi leo tidak menjawab " oppa leo pingsan" ucap jane.
Beberapa saat kemudian mr park datang bersama dr lee.
"Apa yang kalian lakukan" ucap dokter lee. Ji hyun dan chang wook menjauh dari leo memberikan jalan dr lee untuk memeriksa leo.
Beberapa saat kemudian dr lee selesai memeriksa leo" kalian semua ikut saya. Tapi satu orang tetap disini untuk menjaga leo" ucap dokter lee sambil berjalan keluar. "Jane you stay here" ucap mr park. Jane pun hanya mengangguk.
*** living room***
Mr park, Dr lee, chang wook, ji hyun dan chaerin sedang duduk di sofa ruang tamu.
"Siapa yang menyuruh kalian melakukan itu" tanya Dr lee. "Leo" jawab chaerin. Dr lee pun terkejut. " benarkah?" Tanya dr lee. "Yes. Kenapa dokter?" Tanya ji hyun.
" penangannya sempurna. Leo menyuruh kalian melakukan hal yang tepat" ucap dokter lee. "Lalu kenapa leo pingsan dokter?" Tanya chang wook. "Dia pingsan karna dia kelelahan menahan sakitnya karna dia melakukan operasi tanpa obat bius" ucap dokter lee. "Operasi?" Tanya mr lee. " yes sir. Yang tadi mereka lakukan adalah prosedural operasi. Tapi apa kau yakin leo hanya orang biasa? Karna cara cara ini hanya di ajarkan pada pasukan khusus" ucap dokter lee.
Mr park pun terkejut mendengarnya. "Hmm sebenarnya dia memang mantan anggota pasukan khusus thailand dokter" ucap mr park dengab ragu ragu.
"What? Wait, thailand?" Ucap dokter lee sambil terkejut saat mendengar kata thailand.
"Yes dok" ucap mr park. "Wait, apa nama leo adalah leonardo bruswilly?" Tanya dokter lee. Satu ruangan pun tercengang mendengar pertanyaan dokter lee.
"Bagaimana dokter tau?" Tanya chaerin. "Astaga jadi benar dia leonardo bruswilly?" Tanya dr lee dengan rasa tak percaya menatap chaerin. chaerin hanya mengangguk.
"Wah dia prajurit terbaik di thailand. Pantas saja sejak pertama aku merawatnya aku sudah yakin jika leo bukan pria biasa" ucap dr lee.
"Kenapa anda bisa mengetahuinya dokter?" Tanya mr lee.
"Saya tidak pernah bertemu langsung dengan leo tapi setiap orang yang ada di dunia militer pasti tau siapa leo" ucap dr lee.
Satu ruangan pun tercengang. "Apa maksud perkataan anda dokter. Anda seolah olah bilang kalau leo sangat berbahaya?" Tanya Mr park.
"Tentu saja dia sangat berbahaya Mr park. Tapi untuk musuhnya. Leo tidak pernah takut mati untuk membela sesuatu" ucap dr lee.
"Impossible" celetuk ji hyun. "Yah terdengar sangat tidak mungkin. Dia adalah musuh para teroris. para teroris itu membunuh keluarganya. Semenjak itu dia menderita PTSD terhadap senjata api. Meskipun begitu menggunakan tangan kosongnya saja itu bisa jadi sangat berbahaya. Baik lah mr park saya permisi terlebih dahulu. Saya terhormat bisa merawat prajurit seperti leo" ucap dr lee kemudian bergegas keluar dari rumah mr park.
Suasana di ruang tamu diam seketika.
"Jadi karna itu leo dengan mudah membunuh 6 orang yang menyerang kami" gerutu ji hyun.
"What? 6 orang" tanya mr park dan ji hyun hanya mengangguk.
"Dia juga bisa membaca jika ada peluru yang akan datang" ucap chang wook dengan rasa tidak percaya.
"Apa maksudmu oppa?" Tanya chaerin.
"Ya tadi kami berjalan jalan di taman. Lalu kami duduk di sebuah bangku. Leo menceritakan tentang yuna mantan tunangannya. Aku pun memeluknya karena aku merasa kasihan padanya. Tiba tiba dia mendorongku hingga terjaruh lalu tangannya tertembak" ucap chang wook.
"Dengan kata lain harusnya peluru itu mengarah pada tubuhmu tapi leo melindungimu?" Tanya mr park.
Chang wook hanya mengangguk karna masih tertegun mengingat apa yang telah terjadi.
"She so cool" ucap chaerin