Chereads / R e n j a n a / Chapter 5 - 05

Chapter 5 - 05

Asta menghela napasnya saat netranya menangkap sosok gadis berponi tengah berdiri santai dengan sesekali meniup permen karet yang di kunyahnya.

Asta sedang malas bertemu cewek aneh itu. Dirinya masih terbayang-bayang kejadian di toko buku kemarin lusa.

Ah, Asta jadi bimbang, haruskah dirinya tetap melanjutkan langkahnya atau putar balik dan mengambil jalan lain? Tapi, ini jalan yang paling dekat dengan tujuannya. Tanggung juga jika harus putar balik hanya karena kehadiran cewek itu, pikir Asta.

Akhirnya Asta tetap memilih melanjutkan langkahnya. Asta hanya harus bersikap 'bodo amat' jika Aruni menggodanya. Iya, begitu.

"Eh, Kak Asta." ujar Aruni saat Asta melangkah santai melewatinya. "Makin bening aja. Untung saya orangnya gak insecurean, jadi tetap bisa deket-deket sama Kakak yang bening. Kalo kata bocil sih glowing-glowing uwu." cerocos Aruni dengan mengikuti langkah lebar Asta.

Asta diam tak menimpali. Jangan sampai hal memalukan kembali terulang, pikir Asta.

"Kak Asta, kok diam aja, sih?" tanya Aruni yang kini bisa mengimbangi langkah lebar Asta. "Kakak lagi bisul ya?" tanya Aruni.

Asta menghentikan langkahnya, begitu juga dengan Aruni yang menahan pegal dilehernya. Sungguh, sedari tadi Aruni mendongak hanya untuk melihat keparipurnaan Asta.

"Arunika. Jangan ikuti saya. Saya bukan induk kamu." ujar Asta dengan wajah memerah menahan emosi.

"Loh?" gumam Aruni. "Kan saya yang bakal jadi induk dari anak-anak kita nanti, jadi Kakak gak perlu repot-repot jadi induk. Kan, ada saya."

Asta menghela napasnya panjang. Sungguh, Aruni adalah ujian yang paling berat.

***

Aruni melirik jam tangannya. Sudah tiga puluh menit ia menunggu Abangnya.

"Awas aja kalo lima menit lagi masih belum jemput. Gue copotin satu-satu poster animenya." gerutu Aruni.

Usai bicara begitu tak lama mobil hitam berhenti di depan Aruni. Wajah Aruni kian kelam saat melihat cengiran tak bersalah –minta di tampol– milik Gilang muncul begitu kaca mobil diturunkan.

"Maaf, telat. Tadi macet." ujar Gilang yang masih mempertahankan cengirannya. Sungguh, Aruni jadi makin bernafsu untuk mencakar muka good looking Abangnya itu. Huh.

"Alasan lo! Kaki gue pegal nungguin lo!" sewot Aruni dengan judesnya.

"Yaelah, telat tiga puluh lima menit doang juga."

"Eh, jangan bikin gue makin emosi, ya. Lo lama-lama ngelunjak jadi Abang!" ujar Aruni menggebu.

Gilang meringis. "Lo kalo ngomong terus kapan baliknya? Katanya tadi udah pegal berdiri terus, sekarang bukannya cepet-cepet naik mobil malah marah-marah gak jelas." gerutu Gilang.

"Lo yang bikin gue marah-marah!" hardik Aruni yang mulai memutari mobil.

"Pasang sabuk pengamannya, nanti kejedot dashboard gue lagi yang lo salahin." peringat Gilang begitu Aruni duduk di sebelahnya.

"Iya-iya, bawel banget." gerutu Aruni membuat Gilang mendengus.

***

Asta yang sedari tadi duduk di atas jok Vespanya dengan wajah datarnya menyaksikan semua kejadian, saat bagaimana Aruni yang –dimata Asta– bertingkah manja kepada seseorang yang duduk didalam mobil putih itu.

Asta mendengus. "Bisa-bisanya dia menggoda saya saat dirinya berperilaku seperti itu didepan cowok lain." gumam Asta.

Entah mengapa Asta tidak menyukai interaksi antara keduanya. Asta cemburu melihat cewek itu bertingkah demikian dengan cowok lain. Eh. Cemburu?

Asta menggeleng. Tidak-tidak, Asta hanya kurang suka dan merasa di beri harapan oleh Aruni. Iya, begitu.

Iya, benar begitu.

***

To Be Continued...

Gimana? Aku ngerasa cerita ini makin ngelantur😭.

Karena Senin depan udah mulai UTS Aku gak janji bakal Up!!🙏

Kritik dan saran dari kalian bisa bantu aku looh☺️