"Iya.. Apa yang dikatakan oleh Mama itu benar.. Bahwa kita gak akan pernah tahu, siapa yang akan datang lebih dulu.. Apakah jodoh kita, rezeki kita atau bahkan maut.. Jika takdir yang datang lebih dulu ke gue adalah maut, maka apa pun ceritanya, gue harus ikhlas.." gumam Hanan.
"Nan!! Ini sate lo entar dingin.." ucap Andre memanggil Hanan dari luar kamar.
"Oh iya Ndre.. Entar.." sahut Hanan dari balkon kamar.
"Iya buruan.. Ntar dingin gak enak nan.." ucap Andre.
......
Ceklek!!
Anin membuka pintu ruangan Arga.
"Buburnya belum saya makan.. Tapi kalau kamu mau ambil tempatnya, ambil aja.." ucap Arga tanpa melihat siapa yang datang. Arga menatap layar ponselnya dengan posisi tidur miring ke kiri.
"Kalau begitu, bolehkah jika saya membantu anda untuk menghabisi bubur nya pak??" ucap Anin.
"Gak perlu.. Lebih baik kamu ke luar.." ucap Arga yang masih belum menyadari bahwa yang datang adalah Anin.
"Oh gitu.. Ya udah deh kalau gitu aku pulang aja lagi.." ucap Anin dengan usil.