Radit masih setia dengan sambungan telepon nya bersama dengan Ravi, papanya.
"Itu hanya saran dari papa dan mama jika kamu tidak ingin datang sendirian ke sana malam nanti dan akhirnya menjadi bulan-bulanan wanita-wanita liar di sana atau sasaran empuk sebagai bahan ejekan.. Have you still remembered about something happen in the past time?" ucap Ravi dengan kekehan kecil di akhir kalimatnya.
'Shit! Papa benar..' ucap Radit di dalam hatinya.
"Tapi bukankah saya tidak akan datang sendiri? Saya kan datang bersama kalian.." ucap Radit.
"Mama dan papa tidak pulang ke rumah .. kami akan langsung ke hotel.. bawa Anin dan perkenalkan pada mereka semua bahwa kamu sudah tak lagi sendiri.. Papa percaya bahwa Anin tidak akan mempermalukan kamu di depan mereka." ucap Ravi.
"Hmm nanti ya pa aku lihat dulu.. bisa atau enggak." ucap Radit.
"Kalau bisa sih kamu bawa.. udah ya.. Assalamualaikum.." ucap Ravi.
"Iya pa waalaikumsalam.." ucap Radit.
Tut.
Sambungan telepon pun terputus.