"Mau buktiin kalo aku gak lemah"
Irona membelalakan kedua matanya. Niat menggoda, justru membawa petaka.
"Sa, tapi kita lagi di kantor" ucap Irona
"Emang kenapa? Ini kan, kantor aku. Jadi bebas, dong"
Irona menelan ludah dengan susah payah. Napasnya tercekat dan jantungnya berdetak tidak normal.
"Tapi, Sa. Nanti aja di rumah"
"Aku pengen sekarang"
Suara Aksa yang lembut, dan hembusan napasnya yang hangat menyeruak masuk ke dalam lubang telinga Irona. Membuat darahnya berdesir tidak karuan.
"Tapi, Sa. Aku takut ada yang liat"
"Nggak akan ada. Percaya sama aku"
Irona mengangguk dan berusaha tenang. Menolak keinginan suami adalah dosa. Apalagi dalam hal ini, yang sudah menjadi kewajiban Irona.
Irona menikmati tiap sentuhan Aksa yang menyentuh kulitnya. Kedua matanya terpejam saat lidah Aksa menyeruak masuk ke dalam mulut, mengabsen setiap gigi-gigi yang tertata dengan rapi.
