*********
"Angkat tangan lu atau lu bakal mati " Orang yang dari tadi duduk di motornya akhirnya turun dan mengarahkan sebuah pistol ke arah kepala abhay.
Pergerakan abhay terhenti dan perlahan dia berdiri dengan tegak dan memandangnya dengan tatapan yang begitu gelap dan mengintimidasi
" Apa?... Mau mati lu?.... "
" Semua juga bakal mati.... Liat aja siapa yang bakal mati lebih dulu..... " Saut abhay dengan nada yang tenang dan datar
Pembegal itu maju dan menempelkan ujung pistol di kepalanya
Abhay melihat sarani berusaha mendekat perlahan
Sarani mengisyaratkan untuk diam dengan tangannya
Tapi abhay tau akan jadi makin kacau jika sarani turun tangan dan dia bisa dalam bahaya, dengan cepat abhay menggeser kepalanya
--- doorrr ---
Keluar darah dari kepalanya abhay dan tidak terdengar apa-apa kecuali dengungan yang begitu hebat bergumam di telinganya
Sarani terkejut dan menutup mulutnya dengan kedua tangannya
" Not today--" Ujar abhay sembari melancarkan pukulan dengan sekuat tenaga ke wajahnya sehingga dia terjatuh ' abhay mengambil pistol nya dan mengarahkannya ke arah pembegal itu
" Eh... Abhay..... " Sarani melihat nya dangan wajah yang panik
---doorr---
---doorr---
---doorr---
Tiga kali suara tembakan terdengar dan teriakan yang cukup keras , abhay menembak tepat di bagian tangan pembegal tersebut sebanyak tiga kali lalu memutar tubuhnya dan melihat ke arah dua pembegal lainya lalu menembak kaki kedua pembegal itu dan membuat nya berteriak lalu kembali lagi ke pembegal yang dia tembak pertama kali
" Sisa pelurunya bakal ada di badan lu " Abhay mengarahkan pistol itu ke arahnya lagi
" Tolong.... Gw bisa laporin lu ke polisi "
" Lapor apa?..... Lu mau lapor kalo lu malah di serang sama target begal lu?.... " Saut abhay
Sarani menghampiri abhay dan menarik tangannya
" Ayo... Pulang abhay " Ujar sarani
Abhay menatap ke arahnya lalu kembali menatap ke pembegal tersebut
---doorr---
---cklek---
---cklek---
" Cih... Abis pelurunya " Abhay melempar pistol tersebut dengan kuat
Sarani gemetar melihatnya dan mundur beberapa langkah, sarani bahkan tidak dapat melihat matanya
" Ayo pulang... " Ujar abhay dengan lemas
Sarani bergegas menaiki motornya lalu di ikuti oleh abhay di belakang nya sampai kemudian mereka pergi dari tempat itu
Di sepanjang perjalanan sarani merasa Canggung
" Bhay.... Abhay ga niat ngebunuh mereka kan?.. " Tanya sarani dengan nada yang hati-hati
" Kaga di deket situ ada rumah sakit.., dan cuma telapak tangannya doang yang luka " Saut abhay dengan santainya
" Pala abhay kena tembak ya.... "
" Engga cuma ke poles doang di atas kuping "
" Tapi banyak darah yang keluar bhay "
" Iyaa .... "
Sarani menghentikan motor nya di depan sebuah minimarket dan mengajak abhay untuk duduk sebentar di bangku yang ada di sana
" Sara ke dalem dulu bhay "
" Hhmmm... "
Sarani membeli sebuah perban, tissu, dan air minum lalu keluar lagi dan duduk di sebelah abhay, kemudian membasahi tissu dengan air
" Ngapain?... "
" Bersihin luka abhay.... "
" Biar gw sendiri aja.. "
" Udah diem aja abhay.... "
Abhay pun diam dan pasrah membiarkan sarani membersihkan lukanya dari darah lalu kemudian membalut nya dengan perban kemudian sarani menarik tangan abhay dan mulai menyiramnya dengan air
" Mending buat minum " Ujar abhay sembari mengambil botol air tersebut, lalu abhay meminumnya dan kemudian memberikannya ke pada sarani
" Nih.... Gw tau lu masih syok kan "
" Eh.. Iyaa... Hehe... "
Sarani meminum nya hingga botol tersebut kosong
" Tarik nafas.... " Ujar abhay
Sarani mengikuti intruksi nya dan menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskan nya kembali
Mereka berdua hanya duduk diam melihat kendaraan yang lalu lalang.
Abhay berusaha membuat diri nya nyaman dengan memperbaiki posisi duduknya dan menatap ke arah langit
" Sar.... " Panggil abhay
" Iyaa... "
" Lu pasti takut ya ama gw... "
" Kalo liat lu kaya tadi semua cewe juga bakal takut bhay.... Tapi gw percaya kok lu ga bakal kaya gitu ke sembarang orang... Mungkin dia emang layak dapet itu... "
" Engga ada yang layak atau engga.... Gw begitu karna emang gw menikmati Ngelampiasin rasa marah yang ga pernah ilang bikin gw puas aja " Ujar abhay dengan nada yang datar
" Tapi kan dia itu begal bhay.... Dia juga sering nyusahin orang "
" Apapun alasannya nyakitin orang lain itu salah sar.... Kita di kasih dua tangan buat saling bantu satu sama lain dan bukan buat saling serang "
Sarani hanya diam dan menatap nya tanpa tau harus berkata apa
Abhay menoleh ke arahnya
" Lu mau tau rahasia?.... Selama ini gw lakuin ini bukan bertujuan buat nolong orang yang kena begal atau apalah itu " Kemudian abhay mendekatkan wajahnya " Gw begitu karena emang gw pengen ngehajar mereka aja, gw bahkan ga peduli sama korbannya "
" Sara tau kok abhay begitu karena ada alesannya..... Itu bukan salah abhay... " Ujar sarani sembari mengelus pundaknya
" Lu bae ama gw sar.... Kenapa?.... Gw bukan orang yang pentes dapet kebaikan dari lu sar... Gw bukan orang baik " Ujar abhay
" Bhay.... Soal baik atau buruk itu cuma omong kosong.... Itu cuma masalah sudut pandang bhay.... Cuma masalah penilaian.. Yang baik pun akan jadi buruk di mata pembenci dan sebaliknya yang buruk akan jadi baik di mata pencinta..... Dan menurut sarani abhay ga buruk "
Abhay tersenyum dengan perasaan yang lega yang dia bahkan tidak mengerti kenapa dia merasa lega,
Terkadang apa yang di butuhkan seseorang hanyalah sebuah kata yang tepat dari orang yang tepat dan di saat yang tepat.
" Makasih sar..... Gw lega ada lu..." Ujar abhay dengan tersenyum
" Ih.... Abhay... Sara nanti baper... " Sara tersenyum
Lalu Sara menarik kepalanya perlahan dan menempelkanya di bahunya dan kemudian mengusap lembut palanya
" Abhay kalo butuh tempat bersandar panggil aja Sara tiga kali ya.... "
" Trus nanti lu nongol?... "
" Kalo denger " Ujar Sara dengan tawa kecil
" Gw buat denger nanti "
Sarani hanya tersenyum
Waktu menunjukkan pukul 22.30,abhay mengantar sarani sampai di depan rumahnya
" Dah... abhay ati-ati.... " Ujar sarani sembari memasang senyum nya
" Iya... Istirahat sar... " Abhay mengelus kepala sarani dengan lembut, lalu pergi menuju motornya
" Awwww..... Apa ni.... Abhay kok jadi manis gini..... " Sarani berteriak di dalam hatinya
Dari motor abhay melambaikan tangannya sembari tersenyum
Dan begitu pun sarani dari depan rumahnya.