Nio menghabiskan setengah gelas air putih di tangannya. Dia gugup setengah mati. Bagaimana tidak? Dia akan melamar gadis pujaannya di depan banyak orang. Berbeda dengan kemarin malam, dia bahkan tak segugup hari ini. Jangan sampai orang-orang melihat dirinya yang mungkin saat ini tampak bodoh. Akan sangat memalukan, pikirnya. Bagaimana bisa dirinya yang tak pernah gelisah ketika menghadapi para klien perusahaannya tetapi sekarang ini justru sangat gelisah hanya karena ingin mengatakan beberapa kalimat saja di hadapan Allena dan keluarganya.
Nio memberikan kembali gelas itu pada seseorang yang melayani para tamu yang datang di malam itu. Dia pun menghela napas panjang.
"Allena, maukah kamu menikah denganku?" tanya Nio tanpa embel-embel perkataan basa&m-basi sebagai pemanis sebelum menyampaikan niat sesungguhnya.