"Beritahukan ke pihak terkait di perusahaan, Leo takan menjadi wakil direktur umum lagi, dia akan menjadi menejer di kantor cabang di Bandung!" tegas Bram.
"Apa? Kenapa Papi menghukum Leo seperti ini? Apa ini tak keterlaluan, Pi?" ucap Nio syok.
Bram menatap Nio tajam membuat Nio tak berani lagi menatap Bram.
"Jika Papi tak bisa mendidiknya dengan lembut, Papi tak keberatan mendidiknya dengan cara keras! Dia sudah keterlaluan, dia hanya tahu bermain-main. Beraninya memutuskan sesuatu tanpa berpikir konsekuensinya! Otaknya terlalu dangkal, membuat Papi tak habis pikir!" geram Bram dan keluar dari ruangan Nio.
Nio menghela napas panjang. Dia mengambil telepon dan menghubungi Leo. Nio meminta Leo untuk datang ke ruangannya.
Tak lama setelah meminta Leo datang ke ruangan Nio, Leo pun memasuki ruangan Nio.
Leo tampak tak bersemangat dan Nio paham akan hal itu.
"Kamu tahu, kesalahanmu sungguh fatal sehingga papi mengambil keputusan sebesar ini," ucap Nio.