Nio masih berdiri seraya mencuri dengar pembicaraan Allena dan Sisil. Entah malam itu adalah keberuntungannya atau malam yang sial baginya karena tak ada yang datang ke toilet. Karena itu, Nio dapat leluasa mencuri dengar percakapan Allena dan Sisil.
"Tapi, bagaimana bisa dia percaya begitu saja? Apakah jangan-jangan dia menyukaimu, All?" tanya Sisil.
Untuk beberapa detik tak terdengar suara Allena. Nio yang sejak tadi mencuri dengar pun menjadi kesal sendiri.
"Mana aku tahu."
Nio tersentak ketika kembali mendengar jawaban Allena.
"Tapi, kenapa kamu ingin menjebaknya, All?" tanya Sisil.
"Em... Masalah itu, aku tak bisa memberitahukan semua padamu. Tapi, aku tak pernah berniat ingin menjebaknya dengan cara seperti itu, kamu sendiri yang memberikan obat perangsang itu padaku. Aku 'kan hanya memintamu membelikan obat bius. Tadinya, aku akan membius mantan atasanku itu. Tak di duga, kamu justru memberikanku obat perangsang itu," ucap Allena.