"Aku tak tahu, tapi akulah pria pertama yang menyentuhnya," ucap Leo sontak membuat tubuh Lili melemas.
'Jadi, Florence sama sepertiku? Apakah dia juga korban kebiadaban Leo?' batin Lili.
Lili menatap Leo ketika Leo mendekatinya. Leo menangkup wajah Lili.
"Aku tahu, apa yang aku katakan pasti telah melukai perasaanmu. Jika kamu ingin menamparku, tampar saja aku. Aku tak masalah. Tapi, aku dan Florence, kejadiannya tak seperti aku dan dirimu, kami melakukannya saat itu atas dasar suka sama suka, aku tak pernah memaksanya, dan tak pernah mencari keuntungan dari ketidak berdayaan dirinya," ucap Leo.
Lili menghela napas. Setidaknya, Leo tak memperkosa Florence. Lili sungguh sudah berpikir tentang hal itu sebelumnya.
Lili tak sengaja melihat pipi Leo. Dia tersentak ketika menyadari pipi Leo terlihat merah. Ada bekas telapak tangan di pipi Leo. Entah sejak kapan, tetapi Lili baru menyadari hal itu.
