Nio baru saja keluar dari kamar mandi, dia merasa jauh lebih baik karena tubuhnya kini terasa segar.
Nio melihat lagi ponsel Allena yang hancur, seketika muncul rasa bersalah. Entah mengapa tiba-tiba saja terlintas pikiran untuk mengganti ponsel Allena. Mungkin, dia bisa mengantarkan ponsel itu menuju kediaman Allena melalui supir kantor nanti karena tak mungkin dirinya datang sendiri ke kediaman Allena, Nio khawatir orangtua Allena bisa salah paham padanya dan menganggapnya ingin adalah pengganggu di antara hubungan Allena dan tunangannya.
Ponsel Nio berdering, terlihat kontak Clara yang menghubunginya.
Nio bergegas menjawab panggilan Clara.
'Halo, Mi,' ucap Nio.
'Bagus sekali! Apa Kakak sudah bosan hidup? Bisa-bisanya mengalami masalah tetapi tak memberitahu Mami. Apa Kakak masih menganggap Mami?' pekik Clara geram sekaligus cemas.
Nio terdiam. Kenapa maminya itu bisa tahu? Pikir Nio.
'Ini hanya masalah kecil saja, bukan masalah. Lukanya juga sudah lebih baik,' ucap Nio.
