"Sial, dia terus saja menggangguku!" geram Leo.
Leo mengambil ponselnya ketika mendengar dering ponsel miliknya. Ponselnya masih berada di saku celananya dan terlihat nama Florence, yang tak lain adalah kekasihnya yang menghubunginya.
Leo melempar ponselnya dengan sembarang. Dia mengempaskan tubuhnya hingga terbaring kembali di tempat tidur.
Dia melihat langit-langit kamarnya.
"Apa mimpi itu akan menjadi kenyataan? Mengapa Lili ingin membunuhku? Astaga, dia seram sekali masuk ke dalam mimpiku membawa kapak seperti itu," gumam Leo. Seketika tubuhnya menjadi merinding membayangkan mimpi buruknya.
Rasa pusing dan kantuknya seketika menghilang membayangkan mimpi buruk itu mungkin akan kembali dia alami. Leo pun memilih pergi menuju kamar mandi. Dia butuh menyegarkan tubuhnya.
***
Sore hari.
Leo bersiap mengganti pakaian santainya. Hari ini dia tak pergi ke kantor karena dirinya sudah terlalu terlambat. Dia pun yakin bahwa Nio mengerti akan hal itu dan melihat keadaannya.