"Selamat datang, Nona Lian," ucap Bram seraya tersenyum ramah.
Bram mendekati klien-nya, kemudian menyodorkan tangannya begitu klien wanitanya itu memasuki ruang pertemuan.
Lian terdiam sesaat, kemudian dia menjabat tangan Bram. Dia mendekati meja meeting dengan langkahnya yang tertatih. Belum lama dia mengalami kaki terkilir akibat sepatu heels yang dia kenakan patah dibagian haknya. Benar-benar memalukan bagi seorang Lian Wautier. Wanita berdarah Asia dan Jerman yang sukses dengan bisnis apapun yang dia jalani di Negara tempat tinggalnya, yaitu Singapura. Pasalnya, sepatunya tak seharga barang-barang loakan. Yang benar saja, sepatunya memiliki harga yang mahal. Namun, bisa terjadi insiden memalukan itu dan parahnya di hadapan Bram, klien yang juga penting bagi Lian.
Lian duduk di kursinya. Dia berdehem kemudian dan tak lama sekretarisnya membuka berkas yang akan menjadi materi pembahasan meeting-nya bersama Bram.
"Kalian bisa pergi!" ucap Lian pada orang-orangnya.