Bram melihat tangan papi Anita yang mengusap bahunya sekilas kemudian kembali menatap papi Anita.
"Jangan lupakan, jika kamu berpikir kamu bisa melakukan apapun, maka Saya jauh lebih melakukan dari pada apa yang kamu lakukan! Saya sebetulnya ingin berterima kasih, karena kamu meninggalkan Briel beberapa waktu kemarim. Dengan begitu, Saya tak perlu bekerja keras memikirkan cara membawa Briel ke rumah Saya!" tegas papi Anita.
Bram tersenyum remeh. Papi Anita benar-benar memuakan.
"Karena itu, Anda sudah cukup bersama Briel, dan Saya ke sini akan mengambil Briel kembali!" tegas Bram.
"Dia takan kemanapun, selama Saya tak mengizinkannya pergi!" tegas papi Anita.
Bram terkekeh. Lucu sekali, pria tua itu yang statusnya hanya kakeknya Briel justru melarang dirinya untuk mengambil Briel. Sudah jelas Bram lah yang berhak atas Briel, karena Bram lah orangtua Briel yang sebenarnya. Bram lah papi kandung Briel.