"Ehem ..." Bram berdehem.
Dia menggeser, dan memundurkan kursinya. Bram berdiri di hadapan Clara yang masih berada di atas meja kerjanya.
Bram melangkahkan kakinya. Clara hanya diam seraya melihat Bram yang tengah melangkah menuju belakangnya.
Plak!
Clara membulatkan matanya ketika tiba-tiba saja Bram memukul bokongnya. Sontak Clara melihat ke belakang.
"Sekretaris macam apa yang berani naik ke meja Pimpinan, ha? Turun! Saya akan menghukummu!" tegas Bram.
Clara terperangah. Apa-apaan Bram? Apa iya, dia setega itu, hingga ingin menghukum Clara?
Clara merangkak mundur dan mencoba turun. Dia kesulitan untuk turun.
"Em ... Bram, tolong turunkan aku!" ucap Clara.
Bram mengerutkan dahinya. Dia menghela napas kasar.
"Lancang sekali, tak ada Bram di sini! Jika kamu ingin menjadi Sekretarisku, maka kita akan bersikap profesional. Panggil Saya Pak, Tuan, atau apalah! Di Kantor, kita adalah partner kerja! Jadi, tak ada panggilan akrab!" tegas Bram.