Clara terdiam. Benarkah yang Bram katakan? Benarkah semua hanya kesalahpahaman?
Clara mengepalkan tangannya. Sesaat kemudian dia berbalik dan melanjutkan langkahnya menuju keluar kamar.
Melihat hal itu, Bram pun diam saja. Mungkinkah Clara tetap tak percaya padanya? Mengapa rasanya sulit sekali meyakinkan seorang wanita yang tengah marah karena cemburu? Kemarahan wanita memang menyeramkan, pikirnya.
Bram menutup pintu kamarnya. Dia mendekati tempat tidurnya.
"Terserah saja jika dia tak percaya pada apa yang aku katakan. Kenyataannya memang seperti itu! Aku memang tak pernah bermain-main dengan wanita lain! Aku bahkan tak memiliki waktu untuk hal itu!" kesal Bram.
Bram ingat, siang tadi Maureen memasuki ruangannya. Ketika itu, Bram tengah duduk di sofa, dan tengah menerima sebuah panggilan dari salah satu kliennya.