"Setelah bertahun-tahun, kenapa kamu begitu yakin, bahwa kamu masih mencintaiku?" tanya Clara.
Bram menghela napas. Dia menatap Clara.
"Apa mencintai seseorang perlu memiliki alasan? Aku pun tak mengerti mengapa, tapi aku menyadari satu hal."
Bram menghela napas pelan.
"Apa?" tanya Clara.
"Semenjak kepergianmu, bayangan dirimu selalu menghantuiku, Clara. Aku layaknya pria yang mengalami kelainan karena tak tertarik pada wanita pun, bahkan pada Anita yang sudah melahirkan darah dagingku. Kata orang, seiring berjalannya waktu maka cinta akan hadir. Seiring banyaknya waktu yang kita lalui bersama, maka akan ada rasa terbiasa. Tapi, entahlah. Rasanya, semua itu tak berlaku untukku," ucap Bram.
Kini Clara yang menghela napas. Dia terus menatap Bram.