Clara menelan air liurnya. Dia syok bukan main karena Bram ada di dalam kamar itu. Bagaimana mungkin Bram ada di sana? Untuk apa ke sana? Tak mungkin bukan, Bram mengikutinya? Pikirnya.
Clara menarik napas dalam-dalam dan mengembuskannya perlahan.
"Si-siapa, ya?" tanya Clara sedikit gugup.
Entah mengapa, Clara justru mengatakan semua itu. Padahal, dia sendiri sadar betul Bram pasti mengenal wajahnya.
Dahi Bram berkerut. Bram menghela napas. Dia melangkahkan kakinya lebih dekat pada Clara. Kepalanya sedikit menunduk dan matanya menatap mata Clara dengan lekat.
Tak ada yang berubah dari Clara. Hanya saja, kini Clara tampak sedikit berisi. Membuatnya terlihat semakin seksi di mata Bram.
Clara memejamkan matanya ketika Bram lebih mendekatkan wajahnya. Matanya membulat ketika tiba-tiba saja Bram menarik tangannya dan Bram menahan tubuh Clara ke meja cermin rias.
Clara memegang meja, dia kesulitan berdiri karena tubuh Bram yang terus merapat padanya.