Chereads / Clara (Wanita Simpanan) / Chapter 30 - CWS 30

Chapter 30 - CWS 30

Di perjalanan menuju apartemen.

Clara memejamkan matanya di sepanjang perjalanan. Dia benar-benar kelelahan.

Begitu sampai di apartemen, Dante mencoba membangunkan Clara, tetapi Clara tak bergeming. Dante menghela napas, dia tak mungkin menggendong tubuh Clara, Bram akan melihatnya saat sampai di apartemen nanti. Sudah pasti Bram akan mengecek cctv apartemen itu dan Dante tak ingin mencari masalah dengan Bram.

Dante membuka kaca mobil, dia tetap menyalakan mesin mobil agar ac tetap hidup. Dia akan menunggu Clara hingga bangun.

Sementara itu, Dante memilih keluar dari mobil, dia menyandarkan punggungnya ke mobil. Dia melihat ada beberapa mobil mewah berjejer di basemant apartemen itu. Sudah jelas yang tinggal di sana orang-orang elit semua.

Cukup lama Dante menunggu di luar mobil, dia merasa kepanasan karena hawa di basemant itu terasa pengap dan panas. Ditambah dirinya memakai stelan formal. Dia melonggarkan sedikit dasinya dan melihat Clara masih tertidur. Dia masuk kembali ke mobil dan menunggu Clara hingga dia pun ikut terlelap.

***

Waktu berlalu.

Clara membuka matanya dan melihat sekitar. Dia mengerutkan dahinya melihat Dante tengah tertidur di kursi kemudi.

'Astaga ... Aku tertidur. Jam berapa ini?' gumam Clara.

Clara melihat jam tangannya, ternyata sudah hampir memasuki jam makan malam.

"Ya ampun. Selama itu aku tertidur?" ucap Clara.

Clara mengguncang tubuh Dante, membuat Dante terperanjat.

"Maafkan Saya, Nona. Saya tertidur," ucap Dante.

"Kenapa kamu tak membangunkan ku?" tanya Clara.

"Sudah, tetapi Nona tak bergeming," ucap Dante.

"Begitukah?" ucap Clara.

Dante mengangguk.

"Sepertinya aku kelelahan. Aku akan turun," ucap Clara.

Dante akan bergegas turun berniat akan membukakan pintu untuk Clara, tetapi Clara menahannya dan memilih turun sendiri. Lagi pula, dia biasa melakukannya sendiri. Bram saja yang berlebihan, sehingga memberikannya seorang bodyguard.

Clara pergi ke unit apartemennya, dia membersihkan tubuhnya agar menjadi lebih segar. Tidur tadi membuat tubuhnya cukup merasa lebih baik. Rasa lelahnya menjadi berkurang.

Selesai mandi, Clara keluar dan melihat ponselnya berdering. Ada panggilan dari Viona di sana.

'Ya, Vi,'

'Clara, apa kamu sibuk akhir-akhir ini? Kenapa tak lagi mengabariku?' tanya Viona.

'Ya, lumayan. Apa kamu merindukanku?' ucap Clara sambil terkekeh.

'Tentu saja. Aku ingin bercerita banyak denganmu,' ucap Viona.

'Oh, ya? Soal apa?' tanya Clara.

'Banyak hal, salah satunya tentang pria sialan itu!' geram Viona.

Clara terkekeh mendengar Viona kesal. Bukan maksud menertawai temannya itu, melainkan Clara sudah dapat membayangkan ekspresi wajah Viona saat ini.

'Bertemu saja,' ucap Clara.

'Oke. Di tempat biasa, ya,' ucap Viona.

Clara mengiyakan dan memutuskan panggilan.

Dia pergi menuju dapur dengan hanya memakai bathroobs. Clara tak peduli meski ada Dante di ruang tamu. Lagi pula, Dante takan berani macam-macam padanya.

Clara mengambil satu buah apel, dan memakannya. Dia tak ingin makan malam dengan makanan berat. Tak ada niat diet, dia hanya sedang tak berselera makan malam.

"Dante, tidurlah! Istirahatlah!" ucap Clara.

"Nanti, Nona," ucap Dante.

"Apa kamu juga akan menungguku tidur lebih dulu, baru kamu akan tidur? Aku tak masalah jika kamu ingin istirahat," ucap Clara.

Dante menghela napas. Dia tak bisa tidur jika Clara belum tidur. Dia tak boleh mengalihkan matanya dari Clara. Dia harus terus mengawasi Clara. Itulah yang diperintahkan Bram padanya. Bisa habis dia jika sampai Bram tahu dia enak-enakan istirahat sementara Clara belum terlelap.

Dante mengangguk.

Clara mendengus kesal dalam hati. Dia akan pergi ke tempat biasanya bertemu dengan Viona, yaitu sebuah klub langganannya. Clara tak ingin Viona sampai melihat keberadaan Dante, bisa banyak pertanyaan yang dilontarkan temannya itu dan akan menjadi boomerang bagi dirinya sendiri.

Clara teringat, dia memiliki obat tidur. Dia menyeringai mendapatkan ide untuk mengerjai Dante.

"Oh, ya. Apa kamu bisa menolongku?" tanya Clara.

"Tentu, Nona," ucap Dante.

"Tolong ambilkan lipstikku yang tertinggal di mobil. Kalau tak salah, adanya di atas dashboard," ucap Clara.

Dante terdiam sejenak, dia merasa ragu untuk meninggalkan Clara sendiri di apartemen itu.

"Apa kamu mencurigaiku di apartemenku sendiri?" ucap Clara dengan nada tak suka.

"Tidak. Saya akan ambilkan," ucap Dante dan bergegas pergi dari apartemen.

Clara tersenyum senang. Begitu Dante keluar dari apartemen, Clara membuatkan minuman hangat untuk Dante, dan mengambil obat tidur cair. Tak tanggung-tanggung, Clara meneteskan delapan tetes obat tidur cair itu ke dalam minuman Dante.

Cukup lama menunggu, akhirnya Dante sampai di apartemen. Benar saja, Dante membawa lipstik milik Clara. Clara memang tak sengaja meninggalkannya di dalam mobil, ternyata lipstik itu berguna juga sebagai alasan agar Dante pergi mengambilnya.

"Ini lipstik Anda," ucap Dante ketika memberikannya pada Clara.

Clara mengambilnya.

"Ini, untukmu. Terimakasih sudah mengambilkan lipstikku," ucap Clara.

Dengan ragu Dante mengambilnya.

"Aku tak sejahat itu hingga akan menaruh racun di minuman mu," ucap Clara.

"Terimakasih untuk minumannya," ucap Clara.

"Ya, aku akan istirahat. Jangan lupa di minum," ucap Clara dan pergi menuju kamarnya.

Sebelum sampai di kamar, Clara mencoba mengintip di balik dinding. Ternyata Dante benar-benar meminum minuman buatannya. Clara pun benar-benar merasa senang. Akhirnya dia takan pergi dengan diikuti oleh bodyguardnya.

Clara tak sabar menunggu reaksi minuman yang diminum oleh Dante tadi. Dia ingin segera melihat hasilnya.

Masih ada waktu hingga dia bertemu dengan Viona, sambil menunggu Clara memilih memoles wajahnya dengan make up. Dia memilih mini dress hitam yang cukup menampilkan lekuk tubuhnya. Obat tidur itu bereaksi tiga puluh menit setelah di minum, dan sudah lebih dari tiga puluh menit dari sejak Dante meminumnya.

Clara keluar dari kamar, dia melangkah perlahan dan terkejut melihat Dante sudah terlelap di sofa ruang tamu. Clara memanggil Dante, tetapi tak ada respon dari Dante. Dia mendekati Dante dan sedikit mengguncang tubuh Dante. Dante tak bergeming.

Clara bersorak dalam hati, dia bergegas masuk ke kamarnya dan memakai heels miliknya. Dia memasukan ponsel ke dalam hand bag-nya dan bergegas keluar dari kamar.

"Maafkan aku," ucap Clara ketika melewati Dante. Clara keluar dari apartemen sambil melangkah santai dengan kunci mobil yang dia mainkan di tangannya.

"Aku akan bersenang-senang," ucap Clara tersenyum.

Sesampainya di basemant, Clara masuk ke mobil dan melajukannya menuju klub.

Di perjalanan menuju klub, Clara memutar musik. Dia memilih lagu Lenka dan ikut bernyanyi.

I'm just little beat caught in the middle life

is a maze, and love is riddle

I don't know where to go can't do it alone i've tried

And i don't know why ...

I am just a little girl lost in the moment

I am so scared but i don't show it

I can't figure it out it's bringing me down i know

I've got to let it go ...

And just enjoy the show ...

***

Sesampainya di Klub.

Clara memasuki Klub dan ada beberapa orang yang mengenalnya menyapanya. Clara tersenyum manis dan melihat Viona sudah datang lebih dulu. Mereka saling bercipika-cipiki.

Tak lama ...

Polisi! Polisi!

Semua orang tampak panik ketika ada yang memberitahukan bahwa ada Polisi yang datang ke Klub.