Clara bergegas mengusap air matanya ketika Bram keluar dari kamar mandi.
Bram melihat Clara sekilas dan pergi mengambil pakaiannya.
"Bersiaplah, Clara. Kenapa kamu masih diam saja?" ucap Bram tanpa melihat Clara kali ini.
"Aku tak ingin ikut denganmu!" tegas Clara.
Bram menghela napas, dia berbalik melihat Clara.
"Kenapa kamu keras kepala sekali?" ucap Bram kesal.
"Kenapa? Aku tak akan mau ikut denganmu. Aku tahu, kamu pasti akan mengajakku ke klinik aborsi," ucap Clara takut.
Bram membulatkan matanya, dia mengepalkan tangannya. Dia bergegas mendekati Clara, menatap Clara dengan tajam.
"Apa kamu tak percaya padaku? Kenapa kamu bisa berpikir seperti itu?" tanya Bram.
Bram tak habis pikir pada Clara, kenapa Clara bisa mencurigainya akan mengaborsi darah dagingnya sendiri. Bahkan sedikit pun tak pernah terlintas pemikiran gila itu.