Bram mengepalkan tangannya. Napasnya terasa berat.
"Apa masih ada yang ingin dikatakan?" tanya Bram.
Papi mendiang Anita mengerutkan dahinya melihat Bram.
"Saya ingin melihat keadaan Briel. Apa bisa tinggalkan Saya hanya berdua dengan Briel?" tanya Bram.
Papi mendiang Anita akan mengatakan sesuatu, tetapi papi Bram lebih dulu mengatakan sesuatu.
"Baiklah, kami akan keluar," ucap papi Bram kemudian menghampiri besannya.
"Mari, kita bicara di luar," ucap papi Bram pada papi mendiang Anita.
Papi mendiang Anita mengangguk, kemudian ikut keluar dari ruangan itu bersama papi Bram.
Di luar, papi mendiang Anita dan papi Bram melihat Clara yang tengah duduk. Tatapan keduanya bertemu dengan tatapan Clara yang menatap keduanya bergantian.
"Pi!" Clara berdiri seraya memanggil papi mertuanya dan berniat menghampiri papi mertuanya serta papi mendiang Anita.