Clara bingung, Bram baru saja mengatakan bahwa dia ingin menjenguk bayinya. Lagi pula, bagaimana caranya menjenguk bayi yang masih belum lahir? Bahkan bayi itu mungkin masihlah sekecil biji buah jagung. Permintaan Bram benar-benar tak masuk akal, dan membuat Clara tak mengerti.
"Kenapa diam? Apa aku tak boleh menjenguknya?" tanya Bram.
"Bagaimana caranya? Lagi pula, apa kamu ini sedang bermimpi? Bayi kita bahkan belum memiliki nyawa, dia bahkan belum lahir. Astaga," ucap Clara di tengah rasa tak percayanya.
Bram terkekeh. Dia mengecup pipi Clara dengan gemas.
"Sudahlah, aku bingung menjelaskannya. Lain kali saja kita lakukan," ucap Bram pasrah dan melangkahkan kakinya ke arah pintu kamar mandi.
Clara pun hanya diam seraya memperhatikan langkah Bram.
Setelah itu, terdengar gemericik air dari dalam kamar mandi. Sepertinya Bram tengah mandi.