(1 Bulan sebelum kejadian)
Malam itu hujan turun dengan sangat deras,Membasahi hutan itu dan suara ringkikan Kuda serta teriak para prajurit menggema di penjuru hutan itu.
Mereka dipimpin oleh seseorang Kapten mereka yang merupakan seseorang yang berada pada Divisi pasukan kelas "Special",Ia bersama dengan para bawahannya yaitu para prajurit yang berada pada Divisi yang lebih rendah yaitu pasukan kelas "Elite".
"Semua Berpencar!Kita akan membagi pasukan dalam Tiga kelompok,Kelompok-1 awasi daerah sebelah Timur,Kelompok-2 akan mengawasi daerah bagian Utara,Dan kelompok-3 akan pergi kearah Barat,Kalian semua mengerti?"Perintahnya ditengah derasnya hujan.
"Mengerti!!!"Jawab para prajurit.
Merekapun mulai membagi dan berpencar menjadi 3 kelompok,Sementara ia berada pada kelompok-2 untuk memimpin bawahannya.
"Semuanya,Dengarlah!mereka bisa menyerang dari mana saja tetaplah__"
"Kapten!Lihat didepan"Potong seorang bawahannya.
Dengan cepat ia langsung melihat kearah depan dan melihat sesosok iblis didepannya.
"Cihh,Akhirnya muncul juga"ucapnya sombong.
Dengan percaya diri ia mulai menarik pedangnya dan berkata__
"Heii kalian kelas Elite!lihatlah bagaimana cara kami membunuh iblis,Serahkan saja Iblis rendahan ini padaku"
Seluruh prajurit bawahannya terkejut melihat tingkahnya,Dan tanpa aba-aba ia langsung melompat dari kudanya dan berusaha lari kearah Iblis itu dan akan menebas kepalanya.
"Hmmph kau takkan kulepaskan makhluk rendahan!"ucapnya.
Iblis itu berusaha menyerang menggunakan tangannya,Namun serangannya kalah cepat dengan tebasan pedang dari Kapten kelas Special tersebut.
"Huaaarghhhh kembalilah ke penciptamu!!"
Sringggg..!!!!!(Suara tebasan pedang)
(Normal POV)
Pagi itu aku terbangun dari mimpiku yang panjang,Mimpi yang membuatku mengeluarkan keringat dingin dari dalam tubuhku.
"Aaaaahhhh!untung saja itu semua hanya mimpi fiuuuh!Aku bernafas lega.
Namun kepalaku mulai terasa sakit karena pagi itu aku mungkin agak bangun terlambat.
"Arghh!kepalaku sakit sekali,Apa karena aku bangun terlambat?"Tanyaku.
Pagi itu aku merasa sedikit bingung,Biasanya ibu selalu membangunkan ku setiap pagi agar aku tidak terlambat bangun.
"Hmm?Kenapa ibu tidak membangunkan ku ya?"Tanyaku bingung.
Akupun bergegas untuk beranjak dari tempat tidurku,Meskipun mataku terlalu berat untuk menatap namun tetap kupaksakan untuk menatap agar aku tidak jatuh menuruni tangga.
Disaat aku tengah menuruni tangga aku melihat Ibu ku sedang membersihkan ruang tamu kami dan adikku yang sedang membantu ibuku membersihkan ruang tamu.
"Eeeh,kukira aku sendirian dirumah karena ibu tidak membangunkan ku,Biasanya Ayah dan Mina selalu membangunkan ku ketika ibu tidak dirumah"Kataku dengan bingung.
Dan ketika aku telah menuruni tangga Ibuku menyapaku dengan senyum di wajahnya.
"Selamat pagi Akio,Waah tidurmu nyenyak sekali ya?"
"Ehh?Ibu kenapa kau tidak membangunkan ku?"tanyaku.
"Hmm,Ibu sudah membangunkanmu Akio,tapi kau tidak seperti biasanya,Biasanya jika kau ibu bangunkan kau langsung bangun tapi hari ini kau malah tetap tidur ketika dibangunkan"Jawab ibuku.
"Ahhh benarkah?ya ampun maafkan aku Ibu"
"Sudahlah tidak perlu dipikirkan,Cepat makan sup ayam milikmu sebelum ia menjadi dingin"
"Baik Bu"Jawabku dengan senang.
Dengan cepat aku langsung mengambil sendokku untuk memakan sup ayam buatan ibuku,Bagiku tidak ada makanan di dunia ini yang seenak makanan buatan ibu,Dan aku yakin semua orang pasti menyukai makanan buatan ibu mereka.
Ketika aku ingin meniup kuah sup yang ternyata masih agak panas tiba-tiba seseorang mengagetkanku dengan suara "ucapan selamat pagi"dengan keras dibelakangku.
"SELAMAT PAGI KAKAK!!!"teriak Mina dengan keras.
"Huaaaaaaaa!!"suara teriakan ku membuat ibu terkejut.
"Akio ada apa?"tanya ibuku
Dengan sabar,aku menghela nafas
"Fiuuuhh!tidak apa-apa ibu kuah sup ini panas,aku lupa meniupnya hahaha"Jawabku dengan senyum palsu.
"Ooh begitu,Lain kali jangan suka berteriak seperti itu Akio,Nanti orang lain akan mengira kau ada dalam masalah!"
"Hehehe baik ibu!"jawabku sambil menggaruk kepala.
Setelah ibu pergi,aku berbalik kebelakang dan melihat kearah wajah Mina yang tersenyum seperti tanpa Dosa.
"Ooy,Apa-apaan tadi?kau bisa membuatku mati karena kaget"jawabku
"Hihihi maaf kakak"jawabnya dengan tertawa manis.
Awalnya aku merasa ingin marah karena ia mengagetkanku seperti itu,namun senyumannya selalu membuatku merasa tidak ingin marah,Karena Mina adalah adikku satu-satunya yang kumiliki,Meskipun ia memiliki sifat yang agak menjengkelkan namun aku tetap menyayanginya.
Aku dan Mina hanya berbeda sekitar 3 tahun,Dan saat ini aku masih berusia 15 tahun,dengan begitu usia Mina saat ini adalah 12 tahun,dengan begitu ia sudah bisa mengerti saat diberi nasihat,Namun karena sifatnya yang agak nakal terkadang ia sering tidak mendengarkan ketika diberi nasihat.
"Haaah,Baiklah Mina jangan lakukan hal seperti itu lagi,atau kau ingin aku katakan pada ibu"ancam ku dengan wajah tersenyum licik.
"Ehhh,Jangan katakan pada ibu kak"Jawabnya takut.
"Hmmm,baiklah pergilah bermain sana"
"Baik kak!"Jawabnya dengan senang.
Aku tersenyum ketika melihat tingkah lakunya yang seperti itu,Aku benar-benar bersyukur mempunyai keluarga yang kumiliki sekarang rasanya aku tidak ingin sesuatu apapun membuat kami terpisah satu sama lain karena,Ibuku adalah orang yang membawa kasih sayang padaku,Ayahku adalah seorang pelindung bagiku,Adikku Mina adalah orang yang membawa warna dalam kehidupanku.
Terlepas dari lamunanku aku melanjutkan untuk memakan Sup ayam buatan ibu dan melihat Mina yang berjalan menuju pintu,Ketika ia membuka pintu teman-teman seumurannya juga sudah datang untuk mengajaknya bermain.
"Selamat pagi Mina"sapa kedua temannya.
"Selamat pagi teman-teman"Jawabnya balik.
Sambil memakan sup ayam aku mencoba mendengarkan obrolan mereka,Bagiku mendengarkan anak kecil mengobrol adalah hal yang menarik bagiku,Karena aku selalu penasaran dengan apa yang mereka bicarakan.
"Mina ayo kita bermain,Aku punya mainan baru looh!"Katanya dengan suara yang manis
"Waahh benarkah?"tanya Mina
"Hmm-hmm itu benar"teman disebelahnya menjawab dengan menganggukkan kepalanya.
Mendengar percakapan mereka membuatku teringat lagi dengan waktu-waktu yg telah lalu,Aku dan teman-temanku begitu polos seperti mereka.
"Haahh,Mereka imut sekali"Kataku dalam hati.
Dan pada saat itu ibuku datang menemui mereka bertiga.
"Ahhh kalian berdua datang,Kalian ingin bermain ya?"tanya ibuku sambil tersenyum.
"Iya bibi Caroline"Jawab mereka.
"Baiklah,Mina berhati-hatilah ya,jangan lupa pulang jika sudah tengah hari nanti"
"Baik ibu!"
Setelah itu mereka bertiga pergi bermain bersama untuk menghabiskan waktu mereka,Dan aku melanjutkan memakan Sup ayam buatan ibuku tadi.
*******
Setelah aku menghabiskan Sup ayam aku memutuskan untuk mandi dan mengganti baju dan bersiap untuk bertemu dengan 3 sahabat dekatku juga yaitu Marshal Arrow,Eri Gerhard,Dan Jan Gerhard,Mereka merupakan sahabat dekatku sejak aku masih kecil,Disaat aku sedang sedih mereka selalu ada untuk menemani ku kapanpun dan dimana pun.
Disaat aku bergegas untuk keluar aku izin terlebih dahulu pada ibuku yang terlihat sedang memasak makanan untuk makan siang nanti.
"Ibu aku ingin pergi bertemu dengan teman-temanku"
"Baiklah Akio pulanglah sebelum tengah hari yaa!"
"Baik ibu!"
Setelah itu aku berlari keluar,Dan saat itu aku bertemu Ayahku yang sedang bekerja untuk membuat pedang dari besi,Karena Ayahku dulunya adalah seorang pandai besi yang dinaikan jabatannya menjadi seorang Prajurit,Namun semenjak ia menikah dengan ibu dan mulai berkeluarga dia memutuskan untuk Pensiun dan memulai pekerjaannya sebagai Pandai besi.
Ayahku merupakan seseorang yang terobsesi dengan pedang buatannya sendiri,ia tidak mau sampai pedang itu rusak atau patah dan ia paling membenci ketika melihat bagian mata pedang yang dipegang langsung dengan tangan kosong karena dianggap dapat mengotori pedang yang ia buat,Hmm aneh sekali.
"Akio kau ingin kemana?"sahut ayahku.
"Eh,aku ingin pergi bertemu dengan teman-temanku"Jawabku.
"Ahh baiklah jangan berbuat onar ya!"jawab ayahku.
"Baik ayah!"
Ketika mendengar perkataan ayahku itu aku menjadi tersenyum sendiri,Dikarenakan terkadang aku selalu berbuat onar dan membuatku harus dihukum oleh ibu,Namun dibalik perbuatan onar itu Marshal lah yang selalu menjadi dalangnya,Namun akulah yang selalu terkena imbasnya.
"Hahhh,Karena Marshal aku jadi dinasihati seperti ini,Haah membuat malu saja"keluhku dengan wajah malu.
Setelah itu aku melanjutkan perjalananku untuk bertemu teman-temanku.
Selama perjalanan aku ditemani oleh langit yang cerah yang begitu biru yang merupakan tanda bahwa hari akan cerah dan tidak turun hujan,Selain itu Suasana pedesaan yang begitu indah dan alami dan juga angin yang sejuk menerpa desa kami sepanjang musim semi.
Selain itu juga,aktifitas para warga desa membuat desa ini semakin ramai dan hidup,kebanyakan mereka bekerja sebagai pedagang,dan juga petani,Yang nantinya hasil panen mereka akan dikirim ke kota dan setelah itu mereka mendapatkan upah dari kerja mereka,dan tiba-tiba aku berkata...
"Haaaaah,Kuharap kedamaian ini akan bertahan selamanya"
Sambil berjalan memandangi awan aku tidak sadar dengan adanya seseorang didepanku,Karena kondisi tempat yang ramai aku tidak sengaja menabraknya.
Bruuk****
"Aarrrgh,Kurang ajar"cecar nya
"Ahh m m maaf paman"jawabku terbata-bata
"Jika kau berjalan gunakan matamu,Dasar bodoh!!"ejeknya dengan nada kasar.
"Ciih,Sialan padahal aku sudah minta maaf"
MARSHAL POV(DITEMPAT MARSHAL)
"Haaah,Sebenarnya Akio dimana?,Lama sekali"Kataku.
"Jangan-Jangan dia lupa untuk bertemu dengan kita"Jawab Eri.
"Itu tidak mungkin,Akio tidak mungkin lupa untuk bertemu dengan kita"Jawab Jan yang membela Akio.
"Cih,jika saja ia lupa untuk datang,akan kuhajar dia"Jawabku dengan perasaan kesal.
"Biarkan saja dia,aku yakin ia pasti akan datang,mungkin saja ia membantu ibunya membersikan rumah hahaha".
Setelah mendengar perkataan dari Eri aku menghela nafas dan melempar batu kearah danau,Dan tak kusangka batu yang kulempar ke air memantul sebanyak 4 kali.
"Waahh Marshal,batumu bisa memantul sampai 4 kali,Kau hebat juga"Jan memujiku.
"Hahaha,jika kau mau aku bisa memantulkannya lebih dari itu"
"Hmm,benarkah buktikan padaku"Tantang Jan padaku.
Akupun menghela nafas dan mengambil batu yang ada di sekitarku dan melemparnya,Akhirnya batu itu dapat memantul sebanyak 6 kali.
"Hmmph,boleh juga,aku pasti bisa mengalahkanmu Marshal"Kata Jan diiringi tawa sombongnya.
Ia pun mengambil batu yang ada disekitarnya dan melempar batu tersebut ke air,Dan baru itu hanya memantul sebanyak 2 kali.
"Huaah sial"teriaknya dengan wajah malu
Melihat tingkah konyolnya benar-benar membuatku tertawa,Aku yakin pasti ia merasa malu dengan sifat sombongnya itu.
"Hahahaha!semoga beruntung lain kali"Ledek ku
"Cih sial,Lain kali kau akan kukalahkan"
"Haahh terserah kau"Jawabku
Akupun langsung membaringkan tubuhku ke rumput yang tumbuh di sekitar danau,Sambil menatap langit biru yang begitu cerah dan juga merasakan angin yang sejuk disekitar Danau Angel's Lake yang merupakan Danau ter-indah di desa Fruchtbares,yang merupakan tempat bermain kami seperti biasanya.
Disekitarnya banyak terdapat rumah-rumah yang digunakan orang sebagai penginapan,Selain itu tempat ini juga sering dikunjungi oleh sang mulia Raja dan juga orang-orang kota yang ingin bersantai.
Namun,aku tersadar dari lamunanku karena Eri memanggilku.
"Hei,Marshal"panggilnya.
"Eh,ada apa Eri?"Jawabku sambil menolehkan kepalaku.
"Sebenarnya apa tujuanmu mengumpulkan kita disini?"tanya dia
"Tentu saja karena sesuatu"Jawabku dengan santai.
"Tentu saja kita dikumpulkan disini karena sesuatu,Tapi sesuatu apa itu?"tanya dia lagi.
Aku mengangkat tanganku keatas seakan-akan ingin memegang awan,Dan sambil melihat kelangit aku menjawab...
"Sesuatu yang belum pernah kita lakukan sebelumnya"
Mendengar jawabanku itu Eri langsung menghela nafas dan memejamkan mata dan ikut membaringkan tubuhnya ke rumput juga.
"Hahh terserah kau saja Marshal!"
(NORMAL POV)
Aku masih berada dalam perjalanan menuju tempat dimana Marshal,Eri,Dan Jan berada,Yaitu tempat biasa kami bermain yang disebut oleh masyarakat setempat sebagai Angel's Lake.
Masyarakat menyebutnya sebagai Angel's Lake dikarenakan keindahan dari danau itu yang dianggap sebagai sepotong kecil dari surga,Banyak sekali pelancong yang datang dari beberapa kota di kerajaan kami termasuk raja kami sendiri yang datang kesana untuk beristirahat sejenak menghilangkan rasa letihnya akan pekerjaannya.
Disaat aku tengah berjalan aku melihat seseorang dengan kereta kudanya berteriak ke arah orang-orang yang sedang berkerumun untuk membeli kebutuhan mereka.
"Heyy!!orang-orang sialan menyingkirklah dari jalanku,Aku memiliki urusan penting di sini"
Saat aku melihatnya,Ternyata aku mengenal orang itu,Dia adalah tuan Takara orang yang paling kaya di desa kami.
Mendengar perkataan nya orang-orang di sekitarku langsung mengumpat tentang dirinya
"Lihat itu Takara,Sombong sekali dia"Tukas seorang disampingku
"Iya benar dia sombong sekali"lanjut orang yang mengbrol dengannya.
"Hei kau tau tidak dia itu melakukan korupsi loh"umpatan lain dari orang disekitarku
"Ahh benarkah?jawabnya
Melihat perilaku dari tuan Takara benar-benar mengingatkanku pada sesuatu yang buruk didesa ini,Tapi tidak hanya di desa ini saja melainkan seluruh daerah kerajaan kami.
Yaitu orang-orang yang selalu menganggap diri mereka lebih tinggi hanya karena status sosial mereka,Seringkali disaat orang memiliki harta yang lebih mereka akan sering menganggap orang lain yg tidak setara dengannya sebagai orang yang tidak pantas.
Perlakuan ini tidak hanya dilakukan oleh tuan Takara saja,Namun semua orang yang memiliki status sosial yang tinggi selalu menganggap kami dari golongan orang yang tidak mampu sebagai sampah dari masyarakat.
Sebenarnya,Merekalah sampah masyarakat itu,Menggunakan hartanya untuk kepentingannya sendiri tanpa memperdulikan orang lain disekitarnya,Membuatku Muak dan membuatku tidak tahan dengan semua ini.
Dan setelah mendengar umpatan mereka aku berusaha untuk tidak mengindahkannya dan melanjutkan perjalananku,Dan aku berpikir..
"Untuk apa mereka melakukan hal seperti itu?bukankah manusia itu semua sama?
Untuk apa membeda-bedakan orang lain melalui status sosial yang mereka miliki?
Maksudku bukanlah sama dalam bentuk kepribadian ataupun wajah mereka,Namun manusia sama-sama berhak untuk hidup dan manusia berhak untuk diperlakukan dengan hormat,Dan juga manusia tidak bisa dibedakan melalui status sosial mereka dan hanya satu hal yang dapat membedakan mereka semua,Yaitu Kebaikan hati mereka"Kataku dalam pikiranku.
"Haaah,Sudahlah setiap orang memiliki sifat-sifat yang berbeda-beda,Biarpun diberitahu belum tentu mereka akan mendengar"Keluhku.
Tanpa kusadari aku sudah sampai disekitaran Angel's Lake,Tiupan angin yang sejuk mulai kurasakan,Rumput hijau dan bunga-bunga disekitarnya menjadi bagian yang sering kulihat ketika berkunjung di sini.
Aku hanya perlu mengikuti jalan satu arah yang akan membawaku tepat didepan danau nya,Dan ketika aku menaiki tangga untuk menuju kedepan danau itu aku sudah bisa melihat Marshal,Eri,Dan Jan yang sedang berbaring menungguku.
Seketika itu aku menyapa mereka semua.
"Hei teman-teman"Teriakku dengan keras.
Dah akhirnya mereka terbangun dari baringan mereka dan melihat ke arahku,Dan pada saat itu Marshal memanggilku dan menyuruhku untuk datang ke tempatnya.
"Heii Akio kemarilah,Kami sudah lama sekali menunggumu"Sahut Marshal menyapaku.
"Baiklah aku kesana"jawabku.
Aku segera menuju ke tempat mereka bertiga,Kedatanganku memang selalu terlambat ketika kami memiliki perjanjian untuk berkumpul bersama,Tapi aku tidak peduli sama sekali.
Saat aku sampai didepan mereka,Mereka mencecarku dengan pertanyaan-pertanyaan yang malah membuatku tambah pusing.
"Hei Akio kemana saja kau?lama sekali"Tanya Jan.
"Benar,Apa kau membantu ibu mu untuk membersihkan rumah dulu?"Tanya Eri
"Atau kau dimarahi ibumu?hahaha"Jan bertanya lagi.
"Atau mungkin kau membantu ayahmu dulu?Eri bertanya lagi.
"Atau kau terlambat bangun lagi Akio?"Tanya Marshal dengan nada mengejek.
Pertanyaan dari mereka membuatku sangat kesal dan pusing,Meskipun mereka sahabatku tapi terkadang aku juga bisa kesal atau marah pada mereka.
Dengan kesal aku berbicara dengan keras pada mereka.
"BAIKLAH-BAIKLAH!!AKU BANGUN TERLAMBAT,KALIAN PUAS?"Jawabku dengan keras.
"Hahaha santai saja Akio,Kami hanya mencoba menggodamu"Jawabnya santai.
"Sial disaat kepalaku sedang sakit seperti ini kalian malah menggodaku seperti ini,Kepalaku menjadi tambah sakit"keluhku sambil memegang kepalaku.
"Kau baik-baik saja?"tanya Eri padaku.
"Ya aku baik-baik saja"Jawabku dengan santai.
Dan setelah obrolan singkat itu aku mulai bertanya kepada Marshal tentang tujuannya mengumpulkan kami disini,Aku harap dia tidak akan mengajak kami untuk berbuat onar lagi,Dan bahkan karena idenya aku sampai dihukum oleh ibu dan disuruh berlari sampai aku benar-benar jera.
Terdengar sederhana,namun itu melelahkan,Mengingat ibuku juga merupakan mantan prajurit yang juga berlatih lebih keras dari hukumanku itu.
"Jadi,Apa tujuan mu mengumpulkan kita disini?"Tanyaku penasaran
"Benar sekali,Sebenarnya apa rencanamu membawa kami kesini Marshal?"Lanjut Eri.
"Tujuanku disini mengumpulkan kalian adalah untuk membantuku"Jawabnya santai.
"Membantu dalam hal apa?"tanyaku padanya.
"Apakah kalian tau Tuan Takara?orang yang paling kaya di desa kita"
"Tentu saja!"Jawabku.
"Kabar yang kudengar dari kakekku tentang dirinya adalah ia melakukan korupsi untuk uang pajak kerajaan,Namun ia sama sekali belum ditangkap akan kejahatannya karena orang-orang tidak punya bukti untuk kejahatannya,Jadi aku ingin kalian membantuku untuk mengambil uang hasil korupsi miliknya sebagai barang bukti untuk membuktikan kejahatannya"Ujarnya.
Kami semua terkejut dengan hal yang ia katakan,Sudah kuduga kalau Marshal akan selalu memunculkan ide-ide yang selalu membuat kami terkejut,Namun untuk idenya kali ini aku benar-benar setuju,Namun idenya kali ini mendapat penolakan dari Eri dan Jan
"Tidak Marshal!,Kita tidak boleh mencampuri sesuatu yang bukan urusan kita"Ujar Eri dengan tegas.
"Benar apa yang dikatakan Eri,Lagipula bagaimana kita bisa memastikan kalau ia benar-benar melakukan korupsi?"tanya Jan.
"Tentu saja dengan adanya laporan masyarakat tentang uang pajak warga desa yang berkurang setiap tahunnya bisa kita jadikan bukti untuk menunjukkan kejahatannya,Dan untuk memastikan bahwa laporan mereka benar kita akan langsung telusuri dirumahnya"ungkap dari idenya.
"Tapi itu berbahaya Marshal bagaimana jika kita ditangkap?"
"Oleh karena itu aku punya rencana untuk kalian"Tukasnya.
"Baiklah apa rencanamu Marshal?"sahutku yang setuju dengannya.
Akhirnya Marshal mulai memberikan rencana yang ia miliki untuk menangkap tuan Takara yang dicurigai sebagai orang yang melakukan korupsi,Aku tau ini adalah hal gila namun aku setuju dengan rencana nya kali ini,Sebagai sahabatnya aku tidak bisa meragukan kecerdasan yang dimiliki oleh Marshal selain itu ia juga ahli dalam memanah karena ia berasal dari klan pemanah Legendaris yaitu klan "Arrow".
"Baiklah ini rencanaku,Namun ini agak beresiko,Pertama kita akan memastikan kalau ia memiliki uang korupsi itu dengan cara memasuki rumahnya"ujar Marshal.
"Tapi bagaimana cara kita memasuki rumahnya?"Tanya Eri pada Marshal.
"Baiklah,Pertama Eri dan Jan akan menjadi pengalih perhatian untuk dua penjaga di depan,Kalian berdua akan berpura-pura menjadi dua anak yang tersesat yang ingin tau dimana letak pasar,Dan disaat mereka lengah aku dan Akio akan menaiki sebuah tali yang kuikat dengan anak panah,Lalu kami akan masuk melewati atap rumahnya,Dan setelah kami mendapatkan barang bukti kalian berdua tunggu kami di gerbang bagian belakang rumahnya untuk membantu kami mengeluarkan barang bukti itu"Ujarnya tentang rencananya.
"Aku rasa ini rencana yang bagus,Aku yakin kita pasti berhasil"kataku dengan yakin.
"Benar Akio,Kita tidak bisa membiarkan orang seperti dia ada di desa kita,Disaat kita menderita akan keadaan kita,Mereka malah bersenang-senang diatas penderitaan orang lain"
"Bagaimana Eri dan Jan kalian setuju dengan rencana ini?"tanyaku pada mereka.
Eri menghela nafas dan berkata"Aku setuju dengan rencanamu,Bagaimana denganmu Jan?"
"Baiklah aku setuju,Lagipula dengan adanya Marshal rencana kita tidak pernah gagal bukan?"
"Baiklah kalian semua siap?"Tanya Marshal dengan lantang.
Kami pun menjawab dengan serentak
"Siap!!!"
Kamipun berangkat untuk kerumah tuan Takara,Dan saat kami sampai disana kami melihat penjagaan rumahnya tidak begitu ketat hanya ada penjaga dibagian pintu depan rumahnya,Dan dari balik pohon tempat kami bersembunyi Marshal bertanya pada kami.
"Baiklah kalian semua masih ingat dengan rencana kalian masing-masing?"tanya Marshal pada kami.
"Ya!!!"kami menjawab bersamaan.
"Baiklah,Eri dan Jan kalian alihkan perhatian mereka"Perintah Marshal pada mereka berdua.
"Baiklah!!"mereka berdua menjawab.
Setelah itu mereka berdua pergi menuju gerbang depan dan berencana mengalihkan perhatian 2 orang penjaga yang ada di depan.
(Eri POV)
Sial,Kenapa harus kami yang pertama melakukan ini dengan mengalihkan perhatian kedua penjaga itu?
Kenapa bukan Akio saja?
Tapi aku benar-benar tidak pernah meragukan kepintaran Marshal dalam hal strategi,Dan kupikir dia cocok untuk bekerja sebagai mata-mata kerajaan,Namun ya sudahlah.
Aku dan Jan berjalan menuju gerbang depan rumah Tuan Takara,Aku dan Jan melihat kedua penjaga itu sedang berdiri di pintu depan sambil mengobrol dengan teman disebelahnya.
"Huaaaamm,Membosankan sekali"keluh nya sambil menahan kantuk.
"Kau benar,Untung saja dia membayar kita,Jika tidak aku tidak akan pernah mau menjaga rumahnya"Jawab teman disebelahnya.
Dan saat itu aku dan Jan sampai didepan gerbang rumahnya,Tanpa peringatan aku langsung memanggil penjaga tersebut.
"Permisi,tuan penjaga!"
Mereka yang sedang mengobrol akhirnya menengok ke arahku,Dan salah satu dari mereka menghampiriku.
"Ada apa bocah?kenapa kau bisa berada di sini?dia bertanya padaku sambil menunduk.
Aku melihatnya dengan wajah memelas,Saat kuperhatikan sepertinya ia hanyalah pasukan kelas Elite peringkat bawah yang disewa untuk menjaga rumah tuan Takara.
Sesaat,kupikir ia akan memarahiku,Namun ternyata ia cukup ramah juga.
"Eh,anu kami ingin bertanya,apa kau tau dimana letak pasar?ibuku menyuruhku untuk membeli kentang"Jawabku dengan wajah memelas.
"Huufft,Baiklah,Kau jalan lurus saja kearah sana,Setelah itu belok kearah kanan,Dan saat kau bertemu patung Raja kau belok sebelah kiri"Jawabnya dengan nada datar dan tersenyum.
"Emmm,Terima kasih paman"
"Sama-sama nak,hati-hati ya"letaknya sambil memegang kepalaku.
Akupun mengangguk dan mengajak Jan pergi,Dan akhirnya kami berhasil mengalihkan perhatian mereka berdua,Dan kami melihat Akio dan Marshal yang berhasil naik ke atap rumah Tuan Takara menggunakan tali.
Sambil berlari Jan bertanya padaku.
"Eri apa kau pikir mereka akan berhasil?"tanya Jan
"Hmm,Aku yakin mereka pasti berhasil,Dengan kecerdasan Marshal dan juga semangat yang dimiliki Akio,Aku yakin mereka pasti berhasil"Jawabku.
Kamipun berlari mengitari rumah tuan Takara, Karena kami ingat pesan Marshal untuk menunggu mereka dibelakang rumah Tuan Takara.
(NORMAL POV)
Yaaaah!!disaat mereka berdua sedang mengobrol dengan penjaga kami mendapatkan kesempatan untuk naik ke atap Rumah Tuan Takara.
"Baiklah aku akan mengikat tali ini ke anak panahku,Dan setelah itu aku akan membidiknya kearah tembok itu,Dan setelah menancap kita akan naik"Ucapnya.
"Baiklah cepat lakukan"ucapku pada Marshal.
Ia pun mulai membidik anak panahnya kearah tembok itu,Dan ia menarik tali busurnya sampai sejajar dengan pipinya.
Yang kulihat disaat dia membidik adalah,Ia menarik nafas dalam-dalam dan menahan nafasnya untuk sesaat,Dan kemudian ia melepaskannya dan tepat sasaran.
Untuk sejenak aku bertanya Marshal
"Marshal!kenapa saat membidik kau selalu menahan nafasmu?Tanyaku dengan wajah bingung.
"Tentu saja agar nafasku tidak mengganggu bidikanku dalam memanah,Karena disaat bernafas tanganku akan cenderung bergerak karena mendapat gerakan dari dadaku juga dan akhirnya akurasiku dalam memanah akan berkurang"
Dengan sekejap aku langsung mengangguk saja meng-iya kan perkataan nya.
Setelah itu kami memanjat menggunakan tali tersebut.
******
Dan sesaampainya diatas aku meminta Marshal menarikku keatas.
"Ahhh Marshal,Tarik aku"
Setelah itu ia menarikku dengan kedua tangannya.
"Ahh terima kasih"ucapku
"Baiklah,Sekarang kita harus mencongkel atap nya"ujarnya sambil menatap bagian atap tersebut.
"Marshal berikan anak panahmu,Aku akan menggunakannya untuk mencongkel atap rumah ini"
"Ini!"sambil menyodorkan anak panah itu padaku.
Setelah itu kami mencongkel atap rumah itu dengan perlahan dan hati-hati dan tidak terlalu berisik.
Setelah kami mencongkel nya kami pun masuk ke dalam rumah Tuan Takara dengan berhati hati.
"Yoshh ayo masuk Marshal"
"Baiklah!!"
Akhirnya kami memasuki nya perlahan dengan tali yang ku ikatkan di dekat cerobong asap rumahnya,Tali itu yang tadi kami gunakan untuk naik ke atap.
Dan saat kami turun,Kami berada didalam Kamar milik tuan Takara,Untungnya kamar itu sedang tidak digunakan olehnya.
Dan setelah aku turun aku melihat sebuah kunci yang tergeletak diatas meja,Dan aku yakin itu pasti adalah kunci untuk gudang penyimpanan dirumahnya.
"Marshal,lihatlah aku menemukan kunci,Aku yakin ini pasti kunci Gudang penyimpanan".
Namun aku melihat Marshal yang sedang memperhatikan seisi kamar milik tuan Takara.
"Ada apa Marshal?"aku bertanya
Tiba-tiba ia memejamkan matanya seperti terlihat ingin marah,Dan aku bisa melihat ia mengeraskan giginya pertanda ia sangat kesal.
"Siall!disaat kita tidur tanpa selimut diatas sebuah karpet yang kasar,Ia malah enak-enakan tidur diatas ranjang yang hangat dengan selimut,Apa ia tidak memikirkan keadaan sekitarnya''
Aku terkejut mendengarkan perkataan Marshal pada saat itu,Apa yang ia pikirkan dan aku pikirkan ternyata sama,Dengan sekejap aku memegang pundaknya untuk menenangkannya.
"Sudahlah tidak usah dipikirkan,Lagipula kita akan mengungkap kejahatannya disini"ucapku menenangkannya.
Setelah itu ia kembali menghela nafas.
"Kau benar,Kita harus berhasil mengungkap kejahatannya ini"
"Baiklah ayo kita keluar dari kamar ini!"
Setelah itu kami akan keluar dari kamar tuan Takara,Dan kamarnya ternyata tidak dikunci sama sekali.
Setelah keluar dari kamarnya,Kami disambut dengan koridor rumah yang terlihat begitu rapih,Dengan adanya banyak lukisan di dindingnya dan juga Vas bunga yang terlihat begitu rapih tersusun.
Kamipun melihat sebuah pintu dengan warna cokelat tua diujung koridor sebelah kiri,Dan kamipun menuju ketempat itu.
Dan disaat kami berjalan menyusuri koridor dengan perlahan kami melihat sebuah tangga disebelah kanan kami,Yang merupakan tangga menuju lantai bawah.
Dan disitu kami melihat Tuan Takara yang sedang meminum segelas anggur dibawah sana,Dan juga aku mendengar beberapa hal yang dibicarakannya.
"Ahhh"tukasnya setelah meminum segelas anggur.
"Aku tidak menyangka orang-orang itu sangat mudah ditipu hahaha,Mereka bisa menjadi sumber kekayaanku,Karena mereka tidak tau kalau aku yang mengambil sebagian uang pajak dari mereka hahaha"ucapnya sambil tertawa keras.
Setelah mendengar perkataannya kami pun terkejut mendengarnya,Karena memang benar ia melakukan korupsi.
"Ciih,sialan ternyata selama ini benar kalau dia melakukan korupsi"Ucapku dengan nada marah.
"Hmmm,benar-benar tidak diragukan lagi kalau ia melakukan hal itu"
Setelah itu kami melihat ia berbicara dengan penjaga yang ada di dekatnya.
"Heii kalian berdua,Jika kalian melaporkan ini,Kalian bisa tau akibatnya bukan?"ucapnya dengan nada mengancam
Dengan wajah gugup,Mereka menjawab"Kami mengerti Tuan"
"Bagus!,lagipula kalian mendapat bagian juga bukan?"ucapnya dengan wajah datar.
Kami benar-benar terkejut mendengar perkataan nya,Rupanya selama ini penjaganya mengetahui segala tindak kejahatannya,Namun mereka tidak berani melapor karena takut diancam dan selain itu mereka juga ingin mendapat bagian dari uang tersebut.
Aku benar-benar merasa kecewa setelah melihat kedua penjaga tersebut,Karena mereka lebih mementingkan diri mereka sendiri daripada kepentingan orang lain.
"Siaalll!!,ternyata mereka juga bekerjasama dengan penjahat itu"ucapku dengan marah.
"Ayo kita kesana Akio"ucapnya sambil menarikku
Setelah itu kami berlari menuju pintu kayu tersebut dan berusaha membukanya dengan kunci itu.
"Cepat buka Akio!"ia memerintahku
"Baiklah!"
Dan setelah kucoba ternyata kunci itu cocok dengan lubang kunci tersebut,Dan kami membuka gudang penyimpanan tersebut.
Dan betapa terkejutnya kami melihat tumpukan kantung emas yang dibalut dengan kantung sutra berwarna hijau yang sangat banyak didepan kami.
Marshal kemudian melihat kearah kantung-kantung emas itu dan membungkuk.
"Ternyata benar,Biasanya uang hasil pemungutan pajak akan disimpan dalam kantung sutra berwarna hijau sebagai tanda nya".
"Lalu bagaimana cara kita membawa ini semua?"ucapku sambil mengangkat kedua tangan ku kesamping
"Kita akan membawanya sebagian saja sebagai barang bukti,Setelah itu kita akan melapor pada prajurit patroli"ucapnya dengan perlahan
"Bagaimana jika mereka tidak percaya?
"Tuan Takara adalah orang yang dipercaya sebagai pemungut pajak Desa Fruchtbares sudah tentu mereka akan percaya karena biasanya uang pemungutan pajak selalu disimpan dirumahnya"
"Baiklah kalau begitu ayo kita ambil!"
Kamipun mengambil beberapa kantung emas dari gudang tersebut dan langsung menuju pintu keluar gudang,Barang bawaan kami tidak begitu banyak agar kami tidak kesulitan untuk keluar menaiki tali.
Namun disaat kami berjalan melewati koridor tiba-tiba dari arah tangga di sebelah kami seorang penjaga berteriak pada kami.
"Heyy apa yang kalian lakukan?!"teriaknya dengan keras
"Gawat kita ketahuan Akio,Cepat lari!!"ucap Marshal dengan panik
Kamipun berlari melewati koridor dan berusaha memasuki kamar tuan Takara,Namun penjaga tersebut mengejar kami dibelakang.
"Gawat Akio cepat ayo cepat!"
Kami segera berlari menuju kamar tuan Takara Dan kamipun diikuti dua orang penjaga yang menjaga bagian dalam rumah.
Dan saat sampai di kamar Marshal menutup pintu itu dengan kencang dan segera mengunci pintu itu dengan sebuah pengganjal pintu.
"Heii buka!!"teriak penjaga itu sambil mendobrak pintu kamar.
Tanpa pikir panjang akupun naik menggunakan tali terlebih dahulu,Sementara Marshal masih memegang tiga kantung emas tersebut dibawah.
Dan saat aku sampai diatas aku memintanya untuk melemparkan kantung emas itu kearahku.
"Marshal,cepat lempar kantung itu padaku"teriakku.
"Baiklah!!"
Setelah itu ia melemparkan kantung itu padaku dan aku menangkapnya dengan kedua tanganku.
Namun sayang,Dua orang penjaga yang berjaga dipintu depan melihatku yang sedang berada diatas atap.
"Heii apa yang kalu lakukan diatas sana?"dia berteriak padaku.
"Gawat!,Marshal cepat lah kita telah diketahui oleh penjaga lain"
"Apa??gawat!!"ucapnya dengan nada panik.
"Ayo cepat!!"teriakku menyuruhnya cepat.
Tak lama kemudian ia memanjat dan akhirnya sampai diatas dan setelah itu para penjaga tadi berhasil mendobrak pintu kamar Tuan Takara
**Brakk**
"Itu mereka"ucap penjaga itu menunjuk kearah kami.
"Ooh rupanya mereka menggunakan tali untuk masuk kesini,Boleh juga"ucapnya dengan senyum sombongnya
Dengan cepat ia meraih tali itu dan berusaha memanjat tali yang kami ikatkan,Namun aku melihat tali itu masih terikat di cerobong asap.
Dengan sigap aku langsung melepaskan ikatan tali yang ada di cerobong asap tersebut,Dan setelah itu ia pun terjatuh kembali dan meraung kesakitan.
**Gubraakk**
"Argghh sakit,Sialan!!!!,awas saja akan kutangkap kau!"ucapnya dengan nada mengancam.
Akupun tertawa melihatnya terjatuh,Sambil tertawa akupun mengejeknya untuk membuatnya kesal.
"Hahahaha rasakan itu dasar bodoh!"ejekku untuk menggodanya
"Ciih sialan,kau cepat kejar mereka dari pintu belakang!!"ucapnya pada seorang penjaga dibelakangnya.
"B b b Baik!!
"Akio ayo kita lari"ucap Marshal padaku.
Kami pun segera lari menuju kearah belakang rumah tempat Eri dan Jan berada,Disaat kami berlari diatas atap,tak luput juga penjaga pintu depan pun mengejar kami.
Kami terus berlari hingga akhirnya aku terkejut melihat kearah depan,Yang ternyata kami sudah berada diujung atap,Dan kami bingung caranya agar kami bisa turun,Karena tidak mungkin bagi kami melompat karena terlalu tinggi.
"Bagaimana kita akan turun Marshal?"
Marshal pun melihat kebawah dan mencari-cari cara agar kami bisa turun,Dan akhirnya dia melihat sebuah gerobak yang dipenuhi jerami kering.
"Akio kita akan melompat kesitu"ucapnya dengan keras.
Akupun melihat kebawah dan menunjuk kearah gerobak jerami tersebut.
"Maksudmu ke situ?"
"Ya!!"ucap Marshal.
Tanpa pikir panjang kami pun melompat ke gerobak itu dengan selamat dan segera bangun menuju gerbang belakang tersebut.
Saat kami berlari seorang penjaga membuka pintu belakang rumah tuan Takara Dan mengejar kami.
Dan disaat itu juga kami melihat Eri dan Jan melambaikan tangan mereka,Namun sekarang kami dikejar oleh tiga orang penjaga.
Ditengah lari kami seorang penjaga berkata pada temannya.
"Eh,bukankah 2 anak itu yang bertanya padaku?"
"Ciih sialan,ternyata mereka bersekongkol"ucap temannya.
Dengan cepat kami menaiki gerbang yang tinggi itu dan segera melemparkan kantung emas pada Eri dan Jan,Dan setelah itu mereka berdua berhasil menangkapnya.
Dan disaat kami memanjat gerbang tersebut seorang penjaga melompat dan memegang kaki Marshal dengan kuat.
"Ahhh sial!,Akio tolong aku"
Dengan cepat aku memegang tangan Marshal dengan kuat dan berusaha menariknya,Sementara itu Marshal memberontak agar tidak ditarik oleh penjaga tersebut.
"Ahhhh sial lepaskan aku!!"teriak Marshal.
"Hahahaha,Kau takkan kulepaskan!"
*
*
*
*
*
*
*
Chapter 1 awal dari segalanya (1)
End.