Chereads / KNIGHTS OF THE ROUND TABLE:LOST WEAPONS / Chapter 4 - Chapter 1:Awal dari segalanya(2)

Chapter 4 - Chapter 1:Awal dari segalanya(2)

Brettt.....!!

Penjaga itu memegang kaki Marshal dengan kuat dan mencengkram kakinya hingga membuat Marshal merasa kesakitan di pergelangan kakinya

"Argghh!! sial Akio tolong aku!

Dengan cepat aku memegang tangan Marshal dengan Erat dan berusaha menariknya dari cengkraman tangan penjaga itu,Dan kamipun saling tarik menarik satu sama lain,Dan disitu aku bisa mendengar tawa jahat dari penjaga itu dan beberapa penjaga lain yang segera mendekat.

"Hahaha!Kali ini kau takkan kulepaskan"ucapnya sambil tertawa jahat.

"Arrgghh!Sial lepaskan aku!!"berontak Marshal.

Sementara itu Eri dan Jan berusaha membantu kami,Namun mereka tidak bisa menggapai tanganku dikarenakan pagar yang begitu tinggi.

Aku masih tetap berusaha untuk menahan pegangan ku pada jeruji besi pagar dan penjaga itu masih tetap bersihkeras untuk menarik Marshal,Dan setelah itu Marshal menengok ke arahku dengan wajahnya yang begitu Pasrah dan perlahan terucap kata-kata dari mulutnya.

"Akio pergilah dengan mereka,Kau takkan bisa menyelamatkanku"ucapnya dengan lirih.

"Marshal!!tidak akan kulepaskan kau harus bisa pergi dengan kami!"ucapku dengan nada keras

"Hahaha apa yang kau bicarakan bocah?apa kau sudah tidak berdaya?"

Mendengar perkataan Marshal membuatku menjadi sangat kesal padanya,Tadinya ia adalah seorang yang sangat berambisi akan rencananya sendiri tiba-tiba ia malah ingin menyerah akan rencana nya sendiri.

Dengan begitu aku menguatkan pegangan ku pada jeruji besi pagar tersebut dan mengeraskan gigiku dan menggenggam tangan Marshal dengan kuat dan setelah itu aku mengarahkan tendangan ke wajah penjaga tersebut dengan sangat keras.

"Sial!!lepaskan tanganmu dari temankuuu!!"

Buaarrghhh!!(Tendangan mengenai wajah dan hidungnya).

"Arrgghh sial hidungku!!"

Aku berhasil menendang wajah dan bagian hidung penjaga tersebut sehingga hidungnya mengeluarkan darah,Aku bisa melihatnya meronta-ronta kesakitan sambil memegangi hidungnya dan terjatuh di tanah.

"Argghh sial sakit!"teriaknya.

Brakk....!(terjatuh tersungkur ke tanah)

"Ooy anda baik-baik saja?"tanya seorang penjaga lain padanya.

"Sial kau tidak lihat keadaanku?,Sudah tentu tidak!Cepat tangkap mereka!!"teriaknya dan menunjuk kearah kami.

Setelah itu aku dan Marshal menuruni pagar yang tinggi itu dan keluar dari halaman rumah tuan Takara,Aku membantu Marshal yang sedang menuruni gerbang dengan perlahan.

"Kau baik-baik saja Marshal?"tanyaku khawatir

"Haah,Ya aku baik-baik saja terima kasih telah membantuku Akio"ucapnya dengan tersenyum.

"Kau tidak perlu berterima kasih sekarang,Apa kau masih bisa berlari Marshal?".

"Yaah sepertinya bisa"jawabnya dengan suara yang pelan.

Aku bisa melihatnya yang sedang menggerakkan kakinya untuk memastikan apakah kakinya masih sakit atau tidak,Setelah itu Jan mengajak kami untuk lari menjauh dari situ.

"Sudahlah sebaiknya kita lari dulu dari sini!"ucapnya panik.

Kamipun segera berlari menjauh dari rumah Tuan Takara dengan membawa kantung emas di pundak Eri dan Jan,Aku berlari dengan sekencang mungkin sambil memegang lengan baju Marshal karena ia tidak bisa berlari begitu cepat akibat kaki nya yang sakit.

Namun,Bukan berarti para penjaga itu tidak mengejar kami,4 orang penjaga itu mengejar kami semua dan berteriak pada kami.

"Heeyyy!! Berhenti!!kembalikan emas itu!!teriaknya dari kejauhan.

"Gawat!mereka masih mengejar"ucapku sambil melihat kearah belakang.

"Apa yang harus kita lakukan Marshal?"ucap Jan sambil berlari.

"Kita akan berlari menuju pasar,Aku yakin disekitar sana pasti ramai,Karena kita bisa memanfaatkan keramaian untuk bersembunyi dari mereka"Ucapnya.

"Baiklah kalau begitu ayo kita menuju pasar!!"ucapku

"Ehh,Tapi apa kau tau dimana letak pasar?"tanya Marshal.

"Ehh,Aku tidak tau"jawabku dengan tersenyum masam.

"Aku tau dimana tempatnya"ucap Eri sambil mengangkat tangannya.

"Dimana?"tanyaku pada Eri.

"Kata seorang penjaga pasar itu tidak begitu jauh dari sini,Kita hanya perlu menuju gerbang depan rumah Tuan Takara,Lalu berjalan lurus dari situ dan menuju kearah kanan dan setelah bertemu dengan patung Raja kita hanya perlu menuju kearah kiri"Jelasnya dengan suara nyaring.

"Yoshh!bagus sekali Eri"ucapku dengan tersneyum.

Setelah itu kami berjalan memutar menuju ke gerbang depan rumah Tuan Takara Dan berjalan menuju kearah pasar yang telah diberitahukan oleh Eri.

Namun,Suara teriakan keras terdengar dari belakang kami,Yaitu suara teriakan penjaga yang masih mengejar kami,Dengan begitu kami mempercepat lari kami menuju kearah pasar yang kami tuju.

Setelah itu kami melihat patung Raja yang terbuat dari marmer berwarna putih tersebut yang terpajang tepat ditengah tengah perempatan,Setelah itu kami menuju kearah kiri dan melihat pasar yang begitu ramai.

"Bagus sekali,Pasar masih ramai!"ucapku

"Hahaha kita beruntung"ucap Jan dengan nada sombong.

"Ooy bagaimana ini?mereka menuju kearah pasar"ucap seorang penjaga

"Benar,Jika seperti ini bagaimana kita akan menangkap mereka ditempat Ramai seperti ini?"ucap seorang penjaga lain.

Kami masih terus berlari disekitar pasar tersebut,Aku bisa mendengar keramaian dari hiruk pikuk pasar tersebut, Aku bisa mendengar dengan jelas para pedagang yang menjajakan dagangan mereka.

"Ayoo silahkan dibeli sutra dari Camelot,Harganya murah!".

"Ayo silahkan beli anggur kami,Anggur ini asli dari Fruchtbares".

Sambil berlari aku memandangi keadaan sekitar pasar,Orang-orang terlihat bingung karena melihat kami yang lari tergesa-gesa sambil dikejar para penjaga,Dan aku mendengar teriakan dari penjaga tersebut yang memerintahkan orang sekitar kami untuk menangkap kami.

"Ooy!!tangkap anak-anak itu!"teriaknya pada orang-orang di pasar.

"Sial dia,Meminta orang lain untuk menangkap kita!"Ucap Jan.

Aku menghadap kearah belakang dengan wajah panik dan ketika aku menghadapkan wajahku kedepan ada seorang pria yang berusaha menangkap kami.

Dengan sekejap aku melepaskan peganganku dari Marshal dan mengambil gerakan zig-zag untuk menghindarinya.

"Sekarang Marshal!!"

"Ya!!"

Setelah itu kami berhasil menghindari orang itu dan melanjutkan lari kami,Dan aku melihat orang itu memandangiku dengan wajah yang tercengang.

"Ahh,mereka berdua cepat sekali"ucapnya tercengang.

Setelah itu aku masih menengok kebelakang untuk melihat keadaan Eri dan Jan,Aku melihat orang itu berusaha untuk menangkap Eri dan Jan

"Cih,Sial kali ini kau akan kutangkap"ucap orang itu

"Hmmph,Coba saja pak tua!"ucap Jan

Setelah itu Jan memanfaatkan kedua kaki orang itu yang terbuka lebar dan ia melewati orang itu diantara dua kakinya yang terbuka

Sreekkkk.....(Suara Kaki Jan yang menggesek tanah)

"Apa?tidak mungkin!"ucapnya kaget

"Haha aku berhasil lolos pak tua"ejeknya

"Sial!!"

Karena terlalu fokus dengan Jan akhirnya Eri berhasil menghindari nya juga dengan cepat dan berlari untuk segera menyusul kami.

"Haha kau mengabaikanku,Kau paman!"

"Apa??"ucapnya dengan nada kaget.

Melihat hal itu seorang penjaga yang mengejar kami menghela nafas dan memegang kepalanya yang menandakan ia sangat kecewa dengan orang yang berusaha menangkap kami.

"Haaah dasar payah!"Ucap seorang penjaga.

Melihat hal itu membuatku benar benar tertawa,Mereka tidak bisa menangkap anak kecil seperti kami,Meskipun mereka adalah prajurit kelas Elite.

"Hahaha dasar payah,Hanya menangkap kita saja mereka tidak bisa,Bagaimana mereka bisa mencegah kejahatan?"ejekku pada mereka

"Kau benar,Ini sangat menyenangkan Akio!ini benar-benar menguji mental ku"Ucap Jan dengan bangga

"Kau benar,Ayo cepat kita harus bersembunyi dibalik keramaian ini.

Kami segera berlari menuju kearah keramaian dipasar ini,Kondisi pasar yang begitu ramai dapat menyembunyikan keberadaan kami dan para penjaga itu tidak terlihat lagi oleh kami sejauh mata memandang dibelakang kami,Dan kami melihat sebuah gang buntu yang berada diantara dua rumah dan kami bersembunyi disitu.

Huufft!..Huuuftt!(Nafas kami memburu)

"Haaaaah!akhirnya kita berhasil kabur dari mereka"Ucapku dengan nafas yang tersengal-sengal

"Benar!,Akio aku berterima kasih padamu telah menyelamatkanku"Ucap Marshal.

"Haaah,Tidak masalah Marshal lagipula kita harus membantu satu sama lain bukan"ucapku setelah menghela nafas.

Dengan nafas kami yang masih begitu memburu kami memutuskan untuk duduk ditempat ini.

"Jadi selanjutnya kita akan kemana?"Tanya Jan pada Marshal

"Selanjutnya kita akan pergi ke pos prajurit untuk membuat laporan tentang kejadian ini"Ucap Marshal

"Tapi apakah mereka akan mempercayai kita?"Tanya Eri

"Tentu saja mereka akan percaya pada kita,Kita sudah membawa barang bukti kepada mereka,Mustahil jika mereka tidak percaya"Jelas Marshal meyakinkan kami.

"Tapi bagaimana jika mereka hanya menganggap kita sebagai pencuri?bisa-bisa malah kita yang ditangkap"Ujar Eri dengan nada panik

Mendengar perkataan Eri,Marshal berfikir sejenak sambil mendekatkan tangannya ke bagian dagunya dan sedikit menyipitkan matanya.

"Tidak mungkin!"

Haaah?!(kami bertiga terkejut)

"Setiap uang pajak yang terbungkus dalam kain sutra berwarna hijau akan dikirimkan ke Chamelot untuk diserahkan pada pihak kerajaan"ucap Marshal.

"Lalu?"ucapku sambil bertanya-tanya

"Uang pajak telah dikirimkan ke Chamelot sekitar 3 bulan yang lalu,Sementara itu desa Fruchtbares dan kota Chamelot memiliki jarak yang cukup jauh,Bukankah mustahil bagi anak-anak seperti kita pergi ke Chamelot hanya untuk mencuri kantung emas dan kembali ke desa begitu saja?Sudah tentu prajurit patroli akan curiga pada kantung emas yang seharusnya sudah dikirimkan 3 bulan yang lalu tetapi masih ada di desa ini,Ditambah lagi Tuan Takara lah yang mengurus segala hal tentang pajak".

"Ya!kau benar Marshal,Kita bisa menjadikan ini sebagai bukti yang lebih dalam lagi untuk membuktikan kejahatannya"ucapku dengan wajah gembira

"Yaah teman-teman kita sukses besar!hahaha"teriak Jan dengan nada gembira.

Merasakan kesuksesan yang besar atas hal yang kami lakukan membuat kami sangat senang dan sangat bergembira dan tiba-tiba seseorang mengetuk jendela yang ada didekat kami,Dan ternyata orang yang mengetuk jendela itu adalah pemilik rumah tersebut.

Tok!..Tok!..Tok!..

"Hey! jangan berisik!"Teriak pemilik rumah.

"Ehhh,Maaf paman!"kami menjawabnya serentak.

(Sementara itu ditempat penjaga)

Para penjaga yang menjaga rumah Tuan Takara masih menelusuri pasar tempat dimana Akio dan teman-temannya bersembunyi.

"Arghh sial kemana mereka?"ucap penjaga itu sambil mengusap hidungnya yang berdarah.

"Entahlah,Jika kita tidak menemukan mereka ini bisa gawat!kita akan ditangkap oleh kepala Prajurit desa"

"Daripada itu hidungku ini masih benar-benar terasa nyeri menerima tendangan anak itu"

"Ehh,Tapi hidungmu sudah mulai membaik kan?tuan Gilbert?"ucap seorang teman penjaga.

"Tentu saja tidak anak baru,Apa kau tidak lihat masih separah ini?"ucapnya sambil menunjuk hidungnya.

"Ngomong-ngomong apa kau mengenal anak yang menendang hidungmu itu Tuan Gilbert?"ucap anak baru itu.

Mendengarnya Gilbert menaikkan sebelah alisnya dan menatap keatas sambil mengingat masa lalunya saat ia mengikuti misi perburuan Iblis ditengah hutan.

"Hmmm,Aku mengenal anak itu"ucapnya setelah menghela nafas.

"Eh,Siapa?"tanya anak baru itu.

"Dia adalah Akio Eginhardt,Dia adalah anak dari seniorku dulu yaitu Hans Eginhardt"

"Waah,Jadi kau benar-benar kenal dia?"ucapnya yang masih bertanya-tanya.

"Itu memang benar,Tapi meskipun ia seniorku aku benar-benar tidak menyukainya,Ia merasa bahwa dialah prajurit yang paling hebat diantara para prajurit Divisi kelas Elite seperti kami hanya karena pada waktu itu ia berada pada Divisi kelas Special"ucapnya dengan nada geram.

"Ooh begitu Rupanya"

(Normal POV)

Setelah kami beristirahat sejenak untuk menghilangkan penat,Kamipun memutuskan untuk pergi ke pos penjaga setempat yang ada,Dikarenakan mereka lah yang biasa menangani kasus-kasus kejahatan yang sering terjadi di desa,Akupun menghela nafas dan bangun dari dudukku.

"Huuuff!, Baiklah ayo pergi!"ucapku dengan semangat.

"Ayo!!"teriak mereka bersamaan.

Kamipun beranjak dari tempat kami,Kamipun berjalan keluar dari gang sempit tersebut.

Namun...

Dari kejauhan kami melihat penjaga-penjaga yang masih mengejar kami tepat tidak jauh dari depan kami,Dan mereka menyadari keberadaan kami dan salah satu dari mereka menunjuk kearah kami dan berteriak.

"Itu mereka!!"teriaknya sambil menunjuk kearah kami.

"Gawat!mereka menemukan kita!"

Setelah melihat kami mereka mulai berlari kearah kami dengan sangat cepat mengejar kearah kami.

Kamipun berbalik dan berlari sekencang yang kami bisa,Aku masih menggandeng tangan Marshal yang masih kesulitan untuk berlari,Sementara itu Eri dan Jan sudah berlari menjauh dari kami berdua.

"Heii,Tunggu kami!!sial!!"teriakku dengan memekik

Namun mereka masih tetap fokus berlari dengan kencang tanpa memperdulikan kami berdua yang tertinggal.

Sementara aku tidak bisa berlari begitu cepat karena aku harus menyeimbangkan lariku dengan Marshal yang kakinya sedang sakit.

"Akio,Apa yang harus kita lakukan?mereka sebentar lagi akan menyusul"

Sejenak aku melihat kearah belakang dan melihat mereka yang sudah begitu dekat dan hampir menyusul kami berdua,Dan aku melihat seorang penjaga yang sempat kutendang hidungnya berteriak pada kami.

"Hey jangan berhenti kau!jika sudah tertangkap awas saja!"teriaknya

"Cihh,Sial!Jika seperti ini kita bisa tertangkap.

Sejenak kulihat wajah Marshal yang menunjukkan ekspresi yang begitu Pasrah,Wajah yang menunjukkan seolah-olah bahwa dirinya hanya menjadi beban bagiku saja,Dan ia bertanya padaku dengan suara yang begitu pelan.

"Akio?apa aku ini hanya beban bagimu?"

Aku terdiam sejenak sambil menatap kearah depan,Dan aku memejamkan mataku sebentar dan tersenyum dan setelah itu aku melihat wajahnya.

"Tidak!Marshal kau adalah temanku,Kau tidak menjadi beban apapun teman,Sudah menjadi tugas kita untuk saling membantu sesama teman bukan?"

Setelah mendengar perkataanku ia terkejut dan tersenyum yakin padaku

"Akio kau temanku yang terbaik!"

"Hmmm"aku menganggukkan kepalaku sambil tersenyum padanya

Tak kusangka teriakan dari belakang kami masih terdengar begitu keras,Yang tidak lain dan tidak bukan berasal dari penjaga yang mengejar kami.

"Cih,Tidak ada cara lain lagi!!"

Akupun berhenti berlari untuk sementara dan memutuskan untuk menggendong Marshal di pundak ku.

"Marshal naiklah ke pundak ku,Aku akan menggendongmu!"ucapku.

"Akio,Apa kau yakin?"ucap nya dengan rasa ragu.

"Ya!!"teriakku dengan keras.

"Ahh,Baiklah!!"ucapnya sambil menganggukkan kepalanya.

Dengan cepat ia langsung menggapai pundakku,Dan aku mengangkatnya dengan sekuat tenaga yang kumiliki dan segera berlari.

"Ahh dengan begini aku pasti bisa menyusul mereka"ucapku dengan yakin.

Sementara itu Marshal hanya melihatku saja,Aku merasa yakin bahwa aku bisa mengejar mereka karena,Kantung emas yang dibawa oleh Eri dan Jan memiliki berat yang berbeda dengan Marshal.

"Yoshh,Aku pasti bisa menyusul mereka karena Kantung emas yang mereka bawa memiliki bobot yang lebih berat dari Marshal,Jika saja aku tidak menggendong Marshal di pundak ku aku pasti akan tertinggal jauh dari mereka karena aku harus menyesuaikan lariku dengan Marshal,Dan dengan begini kami bisa berlari bersamaan tanpa ada yang tertinggal"Pikirku.

Dengan cepat akupun berhasil menyusul Eri dan Jan,Dan aku berada ditengah-tengah diantara mereka berdua.

"Hey kalian berdua!"

"Ahh Akio?"teriak mereka berdua dengan terkejut.

"Seenaknya saja meninggalkan kita berdua"ucapku dengan wajah kesal.

"Habisnya kau lama sekali"Ucap Jan

"Hahaha sekarang kau menggendong Marshal?hahaha"Tawa Eri.

"Cih,Aku harus menyesuaikan lariku dengan Marshal yang kakinya sedang sakit,Oleh karena itu aku memutuskan untuk menggendong nya saja".ucapku masih dengan wajah kesal.

"Hahaha bagaimanapun kau selalu sial ya Akio hahaha"Ejek Jan.

"Tapi kau itu hebat juga,Bisa mengambil keputusan disaat seperti ini"Eri memujiku.

Akupun berusaha untuk fokus berlari dan melihat kearah depan dan berusaha untuk mengakhiri perbicangan disaat sedang berlari.

"Sudahlah itu tidak penting"Tukasku untuk mengakhiri obrolan.

Kamipun serentak melihat kebelakang dan melihat penjaga-penjaga itu yang masih mengejar kami dan semakin mendekat.

"Gawat!! mereka semakin mendekat"Teriak Jan dengan panik.

Akupun berusaha mencari rute pelarian lain seperti gang atau tempat yang ramai agar kami bisa menghindar dari kejaran mereka.

Dan akhirnya aku melihat sebuah gang disebelah kiri kami dan kami memasuki gang tersebut.

"Lewat sini!"perintahku sambil menuju ke gang itu.

Dan disaat kami memasuki gang tersebut,Kami benar benar dibuat terkejut dengan apa yang ada di hadapan kami.

"Apaa???tidak mungkin!"ucapku.

Dan kami semua terbelangak kaget melihat gang tersebut yang merupakan sebuah gang yang buntu yang tertutup oleh tembok yang tidak begitu tinggi.

"Sial!Hei Akio apa tidak ada jalan lain?"bentak Jan padaku.

Akupun berusaha mencari jalan lain dan menemukan sebuah gang lain,Namun gang itu juga terlihat tertutup oleh tembok dan merupakan sebuah gang yang buntu juga.

Dan jika kami keluar gang ini dan berusaha untuk mengambil jalan lurus,Kami akan dihadang oleh sebuah rumah yang tertutup oleh pagar besi.

Dan situasi kami diperburuk dengan penjaga-penjaga itu yang mendekat kearah kami.

"Akio,Apa yang harus kita lakukan?mereka semakin mendekat sekarang!"teriak Jan dengan panik.

"Kalau begitu tidak ada cara lain lagi,Kita akan memanjat tembok ini".

"Eh,Bagaimana?"tanya Jan dengan bingung.

"Baiklah kalian pijak saja pundakku dan aku akan mengangkat kalian keatas untuk memanjat tembok itu".Perintahku.

"Benar,Kalau begitu Akio cepat menunduklah"ucap Jan.

"Eh,Lalu bagaimana denganmu Akio?"Tanya Eri.

"Aku akan menyusul kalian setelah kalian bertiga setelah kalian naik,Dan Marshal bisa kau turun sebentar?"Ucapku.

"Uumm baiklah"Marshal pun turun dari pundakku.

Setelah Marshal turun dari pundakku,Jan lah yang sekarang naik keatas pundakku dan aku mengangkatnya keatas agar dia bisa memanjat.

Arghhh..Arghh sedikit lagii,Yah aku menggapainya!(Jan berusaha menggapai bagian atas dari tembok itu).

Setelah itu aku membantu mendorongnya untuk sampai keatas lagi dan akhirnya ia berhasil memanjatnya.

"Baiklah,Aku sudah diatas!selanjutnya Eri dan Marshal cepat naik".Perintah Jan sambil mengulurkan tangannya.

Akupun membantu Eri untuk naik,Sama seperti Jan ia kemudia naik keatas pundakku dan tangannya disambut oleh Jan untuk menariknya keatas tembok.

"Haahh,Aku mendapatkanmu Eri"Ucap Jan.

"Ahh terima kasih"Ucap Eri.

"Baiklah sekarang kau yang naik Marshal!"Ucapku.

"Hmm,Baiklah!"teriak Marshal.

Ia segera menaiki pundakku lagi dan berusaha untuk menggapai tangan Eri dan Jan,Namun hal itu dipersulit dengan kakinya yang masih sakit dan ia merasa sulit untuk mendorong tubuhnya menggunakan kakinya.

"Ayoo cepat Marshal!"teriakku.

"Hnggggg!!aku berusaha!"ucapnya sambil berjuang  untuk naik keatas tembok.

Hngggg!!huaaahh(Teriak Marshal saat berusaha untuk naik).

Akhirnya ia berhasil untuk naik keatas tembok tersebut.

Dan sekaranga salah giliranku untuk memanjat tembok tersebut,Namun kali ini akan terasa lebih sulit karena tidak ada pijakan yang kugunakan untuk menumpu tubuhku keatas.

"Ayo Akio!cepat raih tanganku"Ucap Jan.

Akupun menarik nafas dan melompat untuk menggapai tangan Jan dan juga Eri,Dan Marshal berusaha menarikku dengan memegang lengan bajuku yang panjang

Hngggggg!!!(mereka berusaha menarik).

Ketika aku menggapai tengan mereka,Aku berusaha menjadikan bagian tembok itu sebagai pijakan untuk membantu mendorong tubuhku keatas.

Namun tembok itu begitu licin sehingga membuatku agak tergelincir,Dan disaat aku masih berusaha untuk naik,Penjaga-penjaga itu sudah berada dibelakangku dan berusaha mengejarku.

"Hahha disitu kau rupanya!"teriaknya dan langsung melesat kearahku.

Aku menatap kebelakang dengan wajah panik dan langsung berusaha untuk mencoba naik lagi dan lagi.

"Ayo Akio kau pasti bisa!"teriak Marshal.

"Huaaarghhhh!!!"aku berteriak dengan keras.

Dan sialnya tembok yang licin itu membuatku tergelincir dan melepaskan pegangan dari mereka bertiga.

Huaaaaaaa!!Gubrakkkkkk!.....!!

Akhirnya akupun terjatuh ketanah dan berteriak.

"Argghh sakit!"teriakku kesakitan.

"Ahhh Akio!!!"Teriak Marshal.

Akupun berusaha bangun dan kembali memanjat tembok itu Dan sialnya penjaga itu menggapai kerah bajuku.

Zreeekkkkk...!!!!!

"Sekarang kau tidak bisa kemana-mana!!"ucapnya dengan senyum kejam.

"Huaaaaaahhhh!!!"teriakku dengan keras dan panik.

"Akiooooo!!!tidakk!!!"Teriak Marshal

"Gawat kita harus lakukan sesuatu!"ucap Eri.

Setelah itu penjaga itu tertawa dan melihat mereka bertiga dengan senyuman yang kejam.

"Heheheh,Kalian bertiga jika ingin teman kalian selamat cepat kembalikan kantung emas itu pada kami!"ucapnya.

Akupun berusaha memberontak dan berkata pada mereka.

"Jangan!!jangan dengarkan mereka,Pergilah dengan kantung emas itu!!"

"T..t...t tapi Akio kau____"ucap Marshal dengan gugup dan terpotong oleh ucapanku.

"Jangan mementingkan diriku,Bukankah aku yang selalu sial?bukankah itu sudah biasa?kalian pergilah,Jika kalian menyerahkan kantung emas itu kalian akan tetap ditangkap"Tukasku sambil memberontak.

"Ciihhh dasar bocah diam saja kau!!!"

Dia pun memegang kerah bajuku dengan kencang dan....

Plakkkkk.....!!!(Suara tamparan).

Dia menampar wajahku dengan sangat keras hingga membuat bibirku mengeluarkan darah yang tidak begitu banyak.

"Ahhhh Akiooo!!"teriak mereka bertiga dengan terkejut.

"Ehhh Tuan Gilbert mengapa kau___?"

Seorang penjaga lain berusaha untuk mengingatkannya agar tidak memakai kekerasan.

"Sudah diamlah!!jika kau ingin tahu anak baru,Beginilah cara kami memperlakukan pencuri hahahaha"

"Tapi kau tidak perlu seperti itu Tuan,Ia hanyalah seorang anak kecil!"

"Diaammmmm!!hardiknya pada penjaga baru itu.

Dia kemudian melihat kearah wajahku dan tersenyum dengan rasa puas.

"Akhirnya aku bisa membalasmu ya hahahah,Berani sekali kau menendang hidungku"Ucapnya.

Akibat tamparannya yang keras itu membuatku lemas dan aku benar benar merasa ingin pingsan.

Dan didalam benakku aku terus bertanya mengapa aku yang selalu sial?mengapa?

A...A... Arghhhh..!!!

Akhirnya akupun mulai tak sadarkan diri dan akhirnya akupun pingsan ditempat itu.

*

*

*

*

*

*

*

Chapter 1 awal dari segalanya(2) End.