Chereads / Vicious Circle of Mestonia / Chapter 62 - Ch. 62 Buram

Chapter 62 - Ch. 62 Buram

Tepat seperti yang Lyon prediksi. Steven juga menyadarinya.

Setidaknya, ada satu lagi orang tidak waras di benua Mestonia yang percaya hal semacam itu. Bahkan Lyon sudah mengalami sendiri bersama paman Turan tetapi logikanya bersikeras menolak.

Masih banyak persepsi yang membuat Lyon tidak bisa ambil percaya dengan mudah. Dan...

Mendengar jawaban yang berupa pertanyaan dari Steven tersebut hanya membuat buku jari tangan Lyon mengepal dengan sendirinya. Jika tidak ia tahan tentu tinjunya sudah melayang ke wajah Steven sedari tadi.

"Dari reaksimu itu aku bisa menduga kalau kamu sudah bertemu dengan salah satu dari mereka. Jadi apa mau kamu pada kakak kelas yang tidak sekalipun kamu sukai ini? Coba katakan. Dengan senang hati aku dengar."

Steven berdiri tegak seketika seolah sedang menantang Lyon berduel. Atau adu mulut lebih tepat. Jika adu hipotesis terdengar terlalu berlebihan.

"Jangan sombong Stev." Lyon tidak berani membalas tatapan Steven dan hanya semakin menguatkan kesimpulan yang Steven buat sendiri.

Senyum Steven hanya semakin mengembang dengan bungkamnya Lyon ditempat duduknya.

"Hei bung, aku yakin paman Turan sudah membongkar rahasianya sendiri tentang dirinya yang...itu, pokoknya...sebaiknya tidak kita sebut namanya ditempat seperti ini. Terlalu tabu dan terlalu tidak Lyonardo Levi sekali ku rasa. Hahaha.." Steven setengah tertawa melihat perubahan ekspresi yang Lyon tunjukan saat mendengar apa yang ia katakan.

"Tahu dari mana kamu, Stev?" hardik Lyon tidak senang.

Kenapa seorang Steven selalu saja bisa menebak apa yang sedang ia pikirkan?

"Jangan pernah lupakan lagi soal aku Lyon, seorang calon ahli sejarah dari keluarga Hartson. Ingat baik-baik ya." Cibir Steven terbahak.

Bukan karena suara Lyon yang lucu tetapi Steven menertawakan dirinya sendiri. Tidak ada yang bisa dibanggakan sebagai calon ahli sejarah sebenarnya. Akan tetapi kebanggaan sebagai ahli sejarah merupakan kebanggaan yang dibanggakan oleh keluarga Hartson itu sendiri.

Namun, sesuai tradisi kuno yang diwariskan dari generasi dulu ke generasi berikutnya untuk tidak pernah melupakan sejarah baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Dan Steven merupakan salah satu kadidat dari profesi membosankan tersebut.

Dan sekali lagi Steven dengan senang hati menerima takdirnya. Jauh dari dalam lubuk hatinya ia mengakui kalau dunia sejarah begitu mempesona selayaknya gadis lugu yang sulit ditolak pesonanya.

"Sampai sejauh itu keterlibatan kalian?" Lyon akhirnya terusik.

Ada banyak pertanyaan yang berkeliaran dikepala Lyon sebenarnya, namun karena rasa benci yang ia rasakan kepada Steven begitu dalam maka Lyon merasa sungkan. Lyon enggan untuk memulai lebih dulu.

"Tentu saja, mulai yang tercatat hingga tak tercatat. Menurutmu kenapa kami sampai harus mencari donatur untuk melakukan penelitian jika hanya menggandalkan informasi dari buku-buku sejarah dunia dan yang berkorelasi?" cecar Steven terhina merasa profesi sebagai ahli sejarah hanya sebuah ajang main-main dengan buku-buku bagi Lyon.

"Oke. Tidak perlu sewot begitu Stev. Aku hanya tidak paham saja kenapa kalian harus berusaha mendokumentasikan hal diluar nalar semacam itu..."

"Sekalipun diluar nalar, mereka ada diantara kita tuan muda Lyon yang terhormat. Seharusnya kamu sedikit bertanya pada ayahmu kenapa mereka mau menerima seorang Turan Coshdov yang sampai saat ini status hubungan darah dengan keluarga Levi tidak bisa diputuskan keabsahannya? Ada banyak kejanggalan dan terlalu banyak pertanyaan yang tidak bisa Turan Coshdov jawab."

"Kenapa aku harus tahu hal tidak penting seperti itu...Stev."

"Kamu memang bodoh atau benar-benar bodoh sebenarnya, Lyon? Tentu saja kamu setidaknya berusaha untuk mencari tahu atau sedikit saja menaruh percayamu itu. Lagi pula pada akhirnya konglomerasi Levi akan jatuh ke tanganmu sebagai pewaris sah, suatu hari nanti. Sekali pun kamu menolak mentah-mentah." dengus Steven sedikit meninggikan suara.

Sejak kecil Steven tahu betul bahwa Lyon tidak pernah tertarik menjadi pewaris perusahaannya. Bukankah itu aneh?

Terlalu seperti sebuah cerita dalam drama televisi dimana sang pewaris tidak bersedia menjadi penerima warisan karena merasa hal itu sesuatu yang kuno dan ketinggalan jaman.

"Jaga bicaramu Steven Hartson!" seru Lyon tidak terima ia dihina oleh pemuda dua tahun diatasnya.

"Lihat dirimu itu. Kamu akan marah jika merasa terhina bukan? Jadi bagaimana perasaan paman Turan jika ia diperlakukan seperti yang aku lakukan padamu dengan cara yang berbeda yaitu tidak menganggapnya setelah apa yang sudah kamu ketahui tentang fakta sebenarnya tentang dirinya? Cobalah sedikit lunak Lyon. Cobalah untuk sedikit berbuka hati pada orang lain sekali pun kamu tidak bisa mempercayai mereka..." gertak Steven yang ikut terpancing tidak senang.

"Jadi...ada berapa banyak bangsa mereka dan apa saja yang sudah kamu ketahui tentang mereka hingga saat ini?" Lyon akhirnya melunak dengan menurunkan suaranya lebih rendah.

"Entahlah aku juga tidak tahu. Penelitian ayah belum sanggup sampai dengan menghitung berapa banyak jumlah mereka. Ada satu yang pasti, pusat dari semua ada pada klan Valerian yang hanya di ketahui oleh keluarga Valeri. Yang kebetulan adalah keluarga besar Petra."

"Petrasia Valeri?" bukan kali ini saja Lyon dihadapkan pada fakta betapa misteriusnya keluarga ayah kandung Petra yang sudah meninggal dunia.

Sama seperti yang sudah pernah oleh paman Turan katakan padanya, Lyon hanya semakin merasa penasaran kepada keluarga Valeri yang sebagian besar berada di Estonia, kota pusat pemerintahan Mestonia.

"Benar. Mereka adalah otak yang menggendalikan Mestonia yang sebenarnya. Bukan rahasia umum kalau keluarga Valeri yang misterius itu mempunyai sejuta teka teki yang tidak sembarang orang bisa ketahui. Sekalipun ada yang berhasil, nyawa adalah taruhannya." jelas Steven dengan nada semakin lirih. "Ingat baik-baik Lyon, semua elemen yang ada di Mestonia bisa jadi mata-mata mereka." tambah Steven berbisik.

Lyon hanya bisa menggangguk pelan sebagai isyarat mengerti.

Sebagaimana rasa benci Lyon kepada Steven sebesar itu pula percaya Lyon pada Steven tanpa ia sadari tumbuh dalam hatinya.

Lebih dari siapapun Lyon tahu betul dibalik senyum Steven yang super menyebalkan itu tersimpan beban besar yang harus ia pikul sendirian sebagai seorang calon alhi sejarah.

...

Karena Petra sudah menyelesaikan semua pekerjaan rumah dan tugas makalah yang sepertinya tidak ada habisnya, juga rumah Lisa yang kosong saat ia pulang sendiri maka Petra memutuskan untuk jalan-jalan sebentar.

Tujuannya adalah rumah yang Lyon beli atas namanya di Ring Road.

Hari masih dibilang sore ketika Petra sampai didepan pintu gerbang rumah yang kini ia sendiri tidak mengenali sebagai rumahnya. Tampilan rumah itu 100% berubah dari terakhir kali Petra lihat.

Yang lebih membuat Petra kaget adalah sosok dua bayangan dari balkon lantai dua. Seketika Petra langsung menuju ke lantai dua tersebut.

Alangkah terkejut Petra saat mendapati siapa dua orang tersebut. Ada Lyon dan Steven duduk berhadapan dengan tatapan mata penuh tanda tanya.

-tbc-